Eddy Betty: Desainer harus selalu punya ide

77

The Captain (26/1) yang dibawakan oleh Ferdy Hasan kedatangan seorang narasumber yaitu Designer and Founder of Eddy Betty Houte Couture, Eddy Betty.

Di segmen ini mereka membahas tren fashion tahun ini.

Q: Sedang sibuk apa di awal tahun ini?

A: Sedang sibuk menyusun koleksi. Lalu menyambut tahun ke-20 kami, sepertinya kami akan mempersiapkan show besar.

Q: Kapan rencananya show tersebut digelar?

A: Rencanya di bulan Agustus mendatang.

Q: Biasanya di awal tahun, desainer ditanya mengenai tren mode. Saat ini tren fashion pun sedang banyak berubah secara global. Bagaimana menurut Anda?

A: Dunia fashion sekarang sebenarnya sedang galau dengan ide-ide. Apalagi, fashion itu tidak lepas dari pengaruh sosial, ekonomi, dan politik.

Misal di tahun kemarin, banyak desainer melakukan ide “see now buy now“. Langsung beli baju tersebut tepat setelah fashion show selesai.

Kalau dulu kan bisa order terlebih dahulu. Sekarang sudah harus langsung beli. Dimaksudkan agar desainnya tidak dicontek orang.

Sekarang sudah banyak yang jago nyontek. Mungkin juga desainernya pada lelah kalau harus bikin lagi, atau tambah inovasi baru.

Tahun lalu pun ada kejadian Brexit, lalu krisis ekonomi global, itu sangat memengaruhi tren fashion dunia.

Sekarang banyak orang yang pilih untuk bikin atau beli yang mirip saja, bukan yang asli. Karena pertimbangan untuk menekan budget.

Q: Kalau dunia sedang galau arah fashion, bagaimana dengan Indonesia?

A: Karena saya salah satu desainer yang dari Indonesia, cara saya itu buat kreasi yang memang saya bisa. Misal, saya bagus di korset, ya saya olah itu. Tinggal menyempurnakan di bidang yang saya memang sudah bisa. Tapi itu kalau saya.

Tapi kalau dunia fashion Indonesia, sepertinya juga sedang bingung. Belum menentukan pasti apa tren fashion sekarang.

Q: Dulu sekolah di Paris berapa lama?

A: Dulu saya dua kali sekolah di sana. Yang pertama dua tahun. dan yang kedua selama tiga bulan.

Q: Memutuskan sekolah fashion pasti banyak pertimbangan, bagaimana reaksi keluarga waktu itu?

A: Sebenarnya dari kecil saya sudah melihat kakak perempuan saya dandan. Lalu saya juga sering ikut ke toko baju. Dari situ saya sudah mulai tertarik fashion.

Waktu lulus SMA maunya langsung belajar fashion, tapi keluarga kurang setuju. Akhirnya saya berjuang untuk mendapatkan persetujuan dengan terus menunjukkan skill saya. Mereka pun setuju setelah yakin pada saya.

 

Redaksi