Fungsi dari Mandiri Institute – Moekti Soejachmoen

437

The Captain Special Woman on Top (6/10) yang dibawakan oleh Ferdy Hasan, kedatangan bintang tamu yaitu Ibu Moekti Soejachmoen. Beliau adalah salah satu founder dari Mandiri Institute.

Kali ini beliau dengan Ferdy Hasan membahas mengenai fungsi dari Mandiri Institute.

Q: Mandiri Institute diresmikan pada tahun 2014, dan Ibu Moekti ditunjuk sebagai salah satu founder. Ibu Moekti bisa jelaskan apa sebenarnya fungsi dari Mandiri Institute?

A: Mandiri Institute didirikan oleh Bank Mandiri. Kita merasa sebagai bank terbesar ingin menyumbangkan sesuatu yang lebih. Kami memberikan policy recommendation kepada eksternal stakeholder.

Di Mandiri sudah ada pusat research-nya, kita hanya salah satu departemennya. Dua departemen lainnya khusus untuk internal bisnis mandiri, yaitu Macro dan Finance, juga Industri dan Regional. Yang ketiga Mandiri Institute, dan kami sebagai strategic research.

Kami memberikan policy recommendation kepada pemerintah. Kita sudah ada tiga research utama, financial inclusion, financial deepening, dan entrepreneur. Namun meski kita berbasis financial, kami tidak menutup kemungkinan untuk melakukan riset di bidang lain.

Contohnya kami melakukan riset mengenai manifacturing di Indonesia dengan elektronik, policy recommendation kami serahkan ke Kemenko Perekonomian.

Q:  Tadi dikatakan dua departemen lainnya untuk internal, dan Mandiri Institute ke bagian eksternal untuk, salah satunya, pemerintah. Siapa saja dari pemerintah yang bisa mendapatkan research itu?

A: Kalau pemerintah bisa mendapatkan financial deepening. Dan hasil risetnya kami serahkan ke Bank Indonesia, OJK, dan Kementrian Keuangan.

Untuk financial inclusion kita serahkan ke TNP2K, lalu entrepreneur ke menteri UKM.

Q: Mandiri Institute diharapkan untuk selalu independen. Bagaimana menjaga independensi dan hasil riset yang dijalankan?

A: Segala sesuatu dari riset kami dianalisa secara ilmiah. Jadi kalo rekomendasi kita tidak sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah, kita tetap harus diplomatis. Kita tidak akan langsung menunjuk pemerintah melakukan kesalahan.

Jadi kami akan memberikan step-step kebijaksanaan menurut kami, karena kebijaksanaan sekarang ini sebaiknya harus research based. Jangan sekedar mendapat wangsit semalam.

Kita harus melihat bahwa langkah yang diambil memiliki dampak seperti apa, apakah postitif atau negatif. Juga dipertimbangkan apabila memang ada efek negatif, cara mengurangi dampak negatifnya bagaimana.

Kita harus mempertimbangkan research yg baik dari cost benefit-nya. Kita juga bisa mempelajari dari negara lain, apa saja kesalahan yang mereka lakukan dan juga bagaimana cara mengatasinya. [teks Gabriella Sakareza | foto bravaradio]

Redaksi