The Captain – Helena Abidin, Director of Marketing PT BMW Indonesia

441

Diketahui BMW sudah masuk ke Indonesia sejak tahun 1976, akan tetapi PT BMW Indonesia baru didirikan pada tahun 2001 dan resmi menjadi distributor BMW. Helena menjelaskan, hal ini terjadi karena pada awalnya BMW didistribusikan oleh PT Cahya Sakti Motor, dan pada tahun 2001, secara jangka panjang BMW melihat potensi pasar Indonesia akan berkembang ke arah yang cocok dengan produk mereka.

Selain itu, Helena juga menjelaskan bahwa untuk membangun suatu brand, membutuhkan waktu untuk memahami dan membangun pasar di negara yang sedang berkembang. Demikian juga dengan visi BMW yang memiliki visi jangka panjang. Oleh karena itu, tahun 2001 dinilai sangat tepat untuk mendirikan PT BMW Indonesia, ungkap Helena.

Helena juga menjelaskan, tantangan untuk memasarkan BMW dalam era perkembangan masyarakat menengah seperti di Indonesia adalah merubah persepsi konsumen. Karena menurut Helena, terdapat jalinan emosional antara pengguna BMW dengan mobilnya sendiri. Sehingga persepsi untung-rugi, dalam hal ini harga jual kembali kendaraan, yang masih banyak berkembang dalam masyarakat Indonesia, dapat sedikit demi sedikit berubah menjadi lebih kepada penghargaan terhadap nilai desain dan teknologi yang BMW jual.

Helena pun menjelaskan bahwa proses merubah perpsepsi masyarakat ini masih tetap berjalan dalam usaha memasarkan BMW di Indonesia. Didasari juga dengan anggapan bahwa aspek emosional itu menjadi salah satu faktor penting pemilihan kendaraan, oleh karena itu, BMW memberikan kesempatan kepada calon konsumen untuk duduk dibelakang stir, dan merasakan berbagai kelebihan BMW.

Selain itu, Helena menjelaskan, untuk menghadapi persepsi masyarakat yang masih menilai harga jual kembali sebagai suatu hal yang sangat mempengaruhi pembelian suatu kendaraan, BMW Indonesia memberikan BMW Service Inclusive bagi pembeli BMW, yaitu gratis biaya maintenance selama 5 tahun atau 60.000 km. Selain itu, terdapat satu divisi yang disebut BMW Premium Selection, yaitu divisi yang mengelola mobil second BMW yang memiliki kondisi seperti baru dengan tambahan jaminan asuransi selama satu tahun. 

Seperti yang diketahui, tahun lalu penjualan BMW di Indonesia meningkat 41% dan hal ini juga disebabkan karena BMW dirakit di Indonesia. Untuk tahun ini Helena mengungkapkan peningkatkan tersebut harus dipertahankan dengan cara meningkatkan pelayanan dan juga kepuasan konsumen. Selain untuk men-transfer teknologi, perakitan BMW yang berlokasi di daerah Sunter ini juga merupakan suatu strategi untuk membuat harga jual BMW dapat berkompetisi dengan produk sekelasnya.

Tahun 2016 BMW akan merayakan ulang tahun yang ke-100, hal tersebut menggambarkan perjalanan panjang yang sudah ditempuh oleh perusahaan ini. Menghadapi berbagai tantangan yang terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, seperti kenaikan nilai suku bunga, melemahnya nilai rupiah, dan kenaikan pajak barang mewah, Helena mengungkapkan, BMW selalu sudah memprediksi keadaan pasar di Indonesia sehingga dapat mengantisipasinya dengan tenang.

Helena juga sempat mengungkapkan bahwa kepedulian akan pentingnya pemimpin muda di Indonesia, membuat BMW memiliki berbagai program pemberian beasiswa kepada para calon pemimpin muda untuk bersekolah ke luar negeri. Bahkan, lanjut Helena, terdapat beberapa orang yang mendapatkan kesempatan untuk bekerja langsung di kantor pusat BMW di Munich, Jerman.

Helena juga sempat menceritakan kegiatannya untuk mengisi waktu luang adalah menjadi Ambassador of Women Build dari Habitat for Humanity. Helena menceritakan, organisasi tersebut memiliki tujuan membangun rumah yang sederhana untuk keluarga yang kurang mampu. Jabatannya sebagai Ambassador of Women Build sendiri, bertujuan untuk mengkampanyekan berbagai kegiatan sosial di kalangan wanita yang ingin membantu sesama.

Wanita yang juga sibuk menulis buku yang bertema people development ini, ketika ditanya tentang business in 3 words menjawab, Brand, Generosity, & Connectivity.

Redaksi