Channel NewAsia sampai The Straits Times turut mengangkat cerita tragis anak kelas lima SD yang menyaksikan kedua orang tuanya tewas terinjak-injak saat berdesakan di tengah kerumunan suporter Arema yang berebut ingin keluar stadion.

Sementara itu, media Australia yaitu ABC News, media China The South China Morning Post, portal berita AS CNBC, sampai kantor berita AFP dan Reuters turut memberitakan puluhan anak meninggal dalam tragedi sepak bola paling mematikan dalam puluhan tahun terakhir itu.

Sebelumnya, berbagai media internasional juga menyoroti penggunaan gas air mata oleh polisi dalam menangani kerusuhan usai laga Arema Malang vs Persebaya Surabaya. Penggunaan gas air mata sendiri telah dilarang keras dalam pengamanan pertandingan sepak bola menurut regulasi FIFA.

Disisi lain, sejumlah negara seperti Malaysia, Inggris, Uni Eropa, hingga Rusia dan Ukraina juga ikut melayangkan pesan duka atas tragedi mematikan itu. Tokoh  Paus Fransiskus mendoakan semua korban tewas dan terluka dalam tragedi Kanjuruhan saat memimpin misa dari balik jendela yang menghadap ke St. Peter’s Square, Vatikan, Roma, Minggu (2/10).

Sebagai informasi, kericuhan bermula saat tim tuan rumah Arema FC, menelan kekalahan dalam laga melawan Persebaya dengan skor 2-3. Tak terima, sejumlah pendukung Arema turun dari tribun penonton ke tengah lapangan. Karena situasi tidak kondusif, kepolisian sempat menghadang penonton, kemudian menembakkan gas air mata.

Baca Juga: Saham Tesla Anjlok di Bursa Wall Street, Apa Penyebabnya?

Dari sudut pandang Brava Listeners, apa yang mejadi sorotan Anda dari tragedi Kanjuruhan, Malang?

Penulis: Fadia Syah Putranto

The post Puluhan Anak Korban Tragedi Kanjuruhan Menjadi Sorotan Media Asing appeared first on 103.8 FM Brava Radio.