Liriknya dapat dihubungkan dengan siapa saja yang sedang jatuh cinta namun berhati-hati. Jika Anda memiliki keraguan tentang orang yang Anda cintai, Anda harus mendengarkan lagu ini.

Lagu ini akan mengembalikan keyakinan Anda pada cinta. Lagu ini akan membuat Anda merasa nyaman.

Lagu ini memiliki irama jazz yang halus. Ada solo saksofon yang tidak boleh dilewatkan. Ini adalah lagu yang luar biasa untuk berdansa lambat dengan orang yang Anda cintai. Lagu ini juga bisa menjadi lagu pernikahan tentunya.

Patti Austin telah bernyanyi sejak tahun 60-an, namun waktu tidak mempengaruhi suaranya. Vokalnya tetap kuat seperti biasanya. Suaranya terdengar luar biasa dengan musiknya.

Dia memiliki nada yang indah pada suaranya. Dia memiliki suara alto yang terdengar bagus dengan musik. Dia menunjukkan bahwa dia dapat menyanyikan genre musik apa pun.

Baca juga : Spargo One Night Affair [1981]

Ini bukan salah satu lagu andalannya, tetapi sangat layak untuk dicoba. Ini akan menunjukkan kepada Anda betapa hebatnya penyanyi Patti Austin.

The post PATTI AUSTIN – THROUGH THE TEST OF TIME [1990] appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

Lagu “Purple Rain” adalah inti dari film dan merupakan titik plot utama. Dalam film tersebut, anggota wanita dalam band Prince, Wendy Melvoin dan Lisa Coleman, menulis sebuah lagu yang diabaikan oleh Prince, sehingga memicu omelan dari Wendy (“Every time we give you a song you say you’re going to use it but you never do. You’re being paranoid as usual…”).

Di akhir film, kru Prince terlibat dalam persaingan sengit dengan band lain (The Time), yang melakukan set yang sangat panas yang harus diikuti oleh Prince. Ketika Prince naik ke atas panggung, ia memperkenalkan “Purple Rain” sebagai lagu yang ditulis oleh Wendy dan Lisa, lalu meruntuhkan rumah dengan lagu tersebut.

Wendy dan Lisa adalah anggota asli dari band Prince hingga tahun 1987 ketika mereka keluar untuk rekaman sebagai duo. Namun, lagu ini diciptakan sendiri oleh Prince.

Ini adalah lagu cinta, dengan Prince bernyanyi tentang pengabdiannya pada seorang gadis, tetapi juga berfungsi sebagai katarsis, melepaskan rasa frustrasi yang terpendam yang telah terbangun di sepanjang film. The “Purple Rain” is a place to be free.

Baca juga : Jamiroquai – Virtual Insanity [1996]

Lagu ini ditulis untuk film Purple Rain, tetapi lagu ini sangat cocok untuk Prince dalam konsernya, di mana lagu ini sering kali menjadi pertunjukan utamanya.

Dia mempertahankan banyak elemen visual dari pertunjukan film dalam pertunjukannya, yang tidak terlalu sulit – adegan konser difilmkan di klub malam First Avenue di Minneapolis, di mana Prince sering tampil.

The post Prince – Purple Rain [1984] appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

“I started with Harry Truman because in 1949, the year I was born, Harry Truman was president,” kata Joel. “From there it kind of wrote itself.”

Baca juga : Styx Babe – Babe [1979]

Joel berada di studio mencoba mencari ide lagu untuk album tersebut, ketika Sean Lennon mampir bersama temannya, yang baru berusia 21 tahun dan meratapi betapa sulitnya generasinya. Joel, yang mendekati usia 40, bersimpati dengan para pemuda, mengingat bagaimana usia 21 juga merupakan usia yang sulit baginya dengan Perang Vietnam, pergolakan hak-hak sipil, dan krisis lainnya.

Tapi Joel terkejut ketika teman Sean mengklaim Joel tidak terlalu buruk karena dia tumbuh di tahun 50-an, dan “everyone knows that nothing happened in the ’50s.“

Sebagai tanggapan, Joel mulai mencatat semua peristiwa dan tokoh-tokoh besar yang dapat dia ingat dari generasinya dan sebuah ide lagu lahir – tidak hanya untuk baby boomer, tetapi untuk siapa saja yang berjuang di dunia yang terus-menerus berantakan ini.

Joel memberi tahu penulis biografi Fred Schruers: “What does the song really mean? Is it an apologia for the baby boomers? No, it’s not. It’s just a song that says the world’s a mess. It’s always been a mess, it’s always going to be a mess.”

The post Billy Joel – We Didn’t Start The Fire [1989] appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

Saat lagu ini muncul, sulit dipercaya itu adalah Duran Duran. Mereka adalah superstar global di tahun ’80 dengan serangkaian hit yang mengesankan, sebagian besar lagu-lagu uptempo, tetapi album 1990 mereka Liberty kaku, dan mereka tidak merilis musik baru sampai single “Ordinary World” di akhir tahun 1992.

Baca juga : Whitney Houston I Have Nothing [1993]

Ini jauh lebih menyedihkan dan introspeksi dari karya mereka sebelumnya, tetapi stasiun radio mengikutinya, bersemangat untuk lagu-lagu pop dewasa tanpa jejak hip-hop atau grunge. Itu membuat Top 10 di beberapa wilayah dan melakukannya dengan sangat baik di Amerika.

The post Duran Duran – Ordinary World [1992] appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

Setelah kesuksesan berturut-turut dari “I Will Always Love You” dan “I’m Every Woman” dari Houston, “I Have Nothing” menjadi hit lainnya, memuncak di nomor empat di Billboard Hot 100 dan disertifikasi Platinum oleh Asosiasi Industri Rekaman Amerika. Lagu ini juga menjadi hit di tangga lagu Billboard Hot R&B Singles, dengan puncak nomor empat, dan puncak nomor satu di tangga lagu Billboard Adult Contemporary.

Whitney Houston

Houston membuat tonggak bersejarah lainnya dalam sejarah tangga lagu Billboard dengan dua single sebelumnya dari soundtrack dan lagu ini, menjadi artis pertama yang memiliki tiga lagu di dalam 11 besar tangga lagu Hot 100 di minggu yang sama sejak tangga lagu mulai menggunakan Broadcast Data System dan data SoundScan pada tahun 1991.

Secara internasional, lagu tersebut mencapai nomor satu di Kanada, lima besar di Irlandia dan Inggris Raya, sepuluh besar di Denmark dan Portugal, dan memuncak dalam empat puluh teratas di Australia, Jerman, Belanda, Selandia Baru, dan Swiss. Lagu tersebut meraih berbagai nominasi, termasuk Academy Award untuk Lagu Asli Terbaik, Penghargaan Grammy untuk Lagu Terbaik yang Ditulis untuk Media Visual, dan Penghargaan Musik Soul Train untuk Single R&B Terbaik (Wanita).

Lagu tersebut dipromosikan oleh Houston dengan pertunjukan langsung di tur konsernya di seluruh dunia, Tur Dunia Pengawal Dunia (1993–94) saja, dan juga di berbagai upacara penghargaan dan konser seperti Penghargaan Musik Billboard ke-4 pada tahun 1993, Penghargaan Musik Amerika ke-21 pada 1994, Whitney: The Concert for a New South Africa pada 1994, dan BET Awards ke-1 pada 2001. “I Have Nothing” juga tampil di kompilasi seperti Whitney: The Greatest Hits (2000) dan Whitney Houston Live: Her Greatest Performances (2014 ).

Baca juga : Chicago – If You Leave Me Now

Seperti kebanyakan materi Houston, lagu tersebut telah menjadi pilihan yang sangat populer di banyak serial televisi realitas di seluruh dunia, khususnya American Idol, yang menjadi salah satu lagu yang paling banyak dibawakan dalam sejarah pertunjukan; pada 2014, telah diliput delapan kali. “I Have Nothing” juga ditampilkan di paruh kedua trailer, untuk film dokumenter yang disetujui perkebunan tentang kehidupan Houston, Whitney.

The post Whitney Houston – I Have Nothing [1993] appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

Hebatnya, lagu ini adalah satu dari hanya lima lagu “non-disko” yang berhasil mencapai No. 1 di Amerika Serikat dalam periode sembilan bulan selama tahun itu. Selain itu, lagu ini juga mencapai No. 1 di tangga lagu Easy Listening.

Itu juga merupakan hit terbesar Chicago secara internasional, menduduki puncak tangga lagu di negara lain seperti Kanada, Australia, Belanda, Irlandia, dan Inggris Raya, di mana ia mempertahankan posisi No. 1 selama tiga minggu yang mengesankan.

“If You Leave Me Now” terus menang besar selama Penghargaan Grammy 1976 karena membawa pulang Vokalis Pengiring Aransemen Terbaik dan Penampilan Vokal Pop Terbaik oleh Duo, Grup, atau Paduan Suara – Penghargaan Grammy pertama yang dimenangkan oleh grup. Lagu tersebut juga menerima nominasi Grammy untuk Record of the Year.

Baca juga : Billy Joel 52nd Street 1978

Dua tahun kemudian, “If You Leave Me Now” telah disertifikasi emas dan platinum oleh RIAA karena terjual 1,4 juta kopi di Amerika Serikat.

The post Chicago – If You Leave Me Now [1976] appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

Baca juga : Lisa Stansfield – All Around The World

Lagu memuncak di nomor satu di Billboard Hot 100. Di luar Amerika Serikat, “We Built This City” menduduki puncak tangga lagu di Australia dan Kanada, memuncak dalam sepuluh besar tangga lagu di Jerman, Republik Irlandia, Swedia, dan Swiss, dua puluh teratas tangga lagu di Belgia, Selandia Baru, dan Inggris Raya, dan tiga puluh teratas tangga lagu di Austria dan Belanda.

Lagu tersebut mendapat cemoohan yang signifikan, baik karena liriknya yang tampaknya tidak dapat dipahami (terutama baris “Marconi plays the mamba“), dan karena kontras antara pesan anti-corporate lagu tersebut dan suara “corporate rock” yang dipoles. Itu telah muncul di beberapa daftar “worst song”, memuncaki jajak pendapat Rolling Stone 2011 tentang lagu-lagu terburuk tahun 1980-an dengan selisih yang lebar.

The post Starship – We Built This City [1985] appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

Duo Michael Wham! telah menandatangani kontrak dengan Columbia Records, dan ketika dia meluncurkan karir solonya pada tahun 1984, dia tetap bersama label tersebut. Pada tahun 1988, tahun album Faith-nya menjadi top seller di seluruh dunia, dia menandatangani kontrak 8 album baru dengan Columbia. Ini juga merupakan tahun dimana Sony mengakuisisi CBS Records, memberi mereka kendali atas label Columbia.

Album pertamanya di bawah kontrak baru adalah Listen Without Prejudice Vol. 1 pada tahun 1990. Terbakar dari pengawasan kesuksesan yang datang dengan Faith, ia mengambil taktik baru, menolak banyak kebiasaan industri untuk fokus pada upaya artistik dan kesejahteraan pribadinya. Dia tidak muncul di sampul album atau di video, dan menolak tur untuk mendukungnya. Album ini terjual lebih dari 7 juta kopi (sekitar setengah dari jumlah Faith), tetapi Michael mengklaim Sony menahan promosi untuk membalasnya.

Dalam upaya untuk membebaskan dirinya dari kontraknya, Michael mengajukan gugatan terhadap Sony pada Oktober 1992 dan mengeluarkan pernyataan berikut:

George Michael

Sejak Sony Corporation membeli kontrak saya, bersama dengan segala sesuatu dan semua orang di CBS Records, saya telah melihat perusahaan musik besar Amerika yang dengan bangga saya tanda tangani sebagai remaja menjadi bagian kecil dari jalur produksi untuk sebuah perusahaan elektronik raksasa yang tidak memiliki pemahaman tentang proses kreatif… Sony tampaknya melihat artis tidak lebih dari sekadar perangkat lunak… hubungan saya dengan catatan CBS adalah urusan yang sukses, sedangkan perjodohan dengan Sony ini tidak berhasil. Kami tidak berbicara dalam bahasa yang sama.

Baca juga : A-ha Take On Me

Hakim memihak Sony, dan memerintahkan Michael untuk membayar biaya pengadilan terdakwa. Sony menanggapi dengan pernyataan satu kalimat: “Kami sangat menghormati George Michael dan seninya, dan berharap dapat melanjutkan hubungan kami dengannya.”

Michael menolak untuk merekam untuk Sony dan menunda karirnya, sehingga pihak label menerima tawaran untuk membeli kontraknya. Pada tahun 1995, Michael menyetujui kesepakatan dua album dengan Virgin di Inggris dan Dreamworks SKG (usaha baru yang dipimpin oleh Steven Spielberg, Jeffrey Katzenberg dan David Geffen) di AS. Sony mendapat $40 juta, royalti dari dua album, dan kendali atas katalog belakang Michael. Album pertamanya di bawah kontrak baru adalah Older, yang dirilis pada 1996. Lagu-lagu dari Abad Terakhir, kumpulan lagu-lagu cover, tiba pada 1999, memenuhi akhir kontraknya.

Pada tahun 2003, dia menandatangani kontrak baru dengan… Sony Records. Album 2004 miliknya, Patience, dirilis pada label; itu terbukti menjadi yang terakhir, karena ia berhenti merekam dan meninggal pada tahun 2016.

The post George Michael – [1994] appeared first on 103.8 FM Brava Radio.