Peter Wongso – 103.8 FM Brava Radio https://bravaradio.com Your partner in business & pleasure Wed, 16 Nov 2016 07:48:13 +0000 en-US hourly 1 Peter Wongso: Jangan jadi korban mode https://bravaradio.com/peter-wongso-jangan-jadi-korban-mode/ https://bravaradio.com/peter-wongso-jangan-jadi-korban-mode/#respond Wed, 16 Nov 2016 07:46:21 +0000 https://bravaradio.com/?p=9899 Membahas mengenai gaya Wong Hang dalam mendesain jas

The post Peter Wongso: Jangan jadi korban mode appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
The Captain pada tanggal 14/10/16 yang dibawakan oleh Ferdy Hasan, kedatangan tamu yaitu Peter Wongso. Beliau adalah Designer Wong Hang Distinguished Tailor.

Sebelumnya, Ferdy dengan Peter Wongso membicarakan mengenai kunci sukses Wong Hang.

Q: Perusahaan Wong Hang sudah berjalan selama 83 tahun dan merupakan perusahaan keluarga. Sebuah desain pasti dibutuhkan personal touch. Namun yang namanya jas, kan modelnya begitu-begitu saja. Kalau mau inovasi, bagaimana dong?

A: Desain itu harus diletakkan secara proposional. Analisa bagaimana square body seseorang, ketebalan badannya, panjang bahu dan tangannya, kaki dsb.

Itu akan menentukan desain yang cocok. Yang terpenting, jangan jadi korban mode.

Ini penting. Meski macam kancing atau model belakangnya beda, tapi pasti selalu ada tips secara personal.

Misal warna yang cocok di orang ini apa, kain yang bagus apa. Kita harus bisa menciptakan lapisan pertama, kedua, ketiga di dalam jasnya.

Misal ada orang yang suka kain berbahan tebal, kalau kita buat modelnya asal-asalan, nanti bisa malah keliatan dia malah pakai selimut.

Sebaliknya, ada yang mau kain tipis, maka harus melekatkan lapisan pertama dan kedua, jangan sampai kaya pake bendera. Ini sering terlupakan oleh orang-orang yang suka pakai jas.

Sebenarnya desain mode itu general. Tapi yang cocok untuk tiap customer, harus butuh sentuhan desainer. Touch-nya beda.

Q: Dari usia berapa dipersiapkan terjun ke dunia ini?

A: Tidak secara spesifik sih dipersiapkan sih sebenarnya. Sudah kebiasa melihat orang tua melakukan seni melayani pelanggan, pilih kain, jarum benang, dll.

Otomatis kita mengukur diri, bisnis harus berdarah seni yang tidak bisa semua orang ambil. Harus ada passion-nya. Seni menata diri dulu.

Q: Bagaimana sih cara melihat trend masa depan, atau meng-update trend mode?

A: Kalau saya ngliatnya dari perkembangan zaman, dulu kita nggak lihat benda unik dan antik yaitu komputer.

Hari ini akhirnya ada. Dulu pake tangan doang, sekarang sudah ada mesin canggih. Namun bisnis kita tetap harus memiliki unsur tradisional, ini tidak boleh ditinggal.

Q: Meskipun sekarang kerjanya sudah menggunakan mesin, tapi tadi Pak Wongso bilang harus tetap ada personal touch-nya. Bagaimana cara tetap ada personal touch padahal menggunakan mesin?

A: Personal touch itu bisa fokusnya ke lekukan tubuh orang, bagian-bagian tubuh tertentu, kadang-kadang kan pada tubuh orang ada yang body-nya non-ideal, tidak simetris, dsb.

Itu yang harus diatasi dengan sentuhan tangan.

Q: Selama 83 tahun, siapa orang-orang terkenal yang sudah ditangani dan yang paling berkesan?

A: Saya cerita event yang paling berkesan saja deh yah.

Jadi dulu ada suatu event di Surabaya, saya sempat menyeburkan lahan di WO. Sekitar tahun 80an, di Surabaya ada gedung paling megah dan eksklusif yaitu Surabaya Delta Plaza.

Waktu saya datang, saya disambut oleh Bapak Presiden Soeharto. Itu yang paling berkesan buat saya.

Bravaners, terus dengarkan Brava Radio di 103.8 FM atau bisa melalui streaming di sini. [teks Gabriella Sakareza]

 

The post Peter Wongso: Jangan jadi korban mode appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
https://bravaradio.com/peter-wongso-jangan-jadi-korban-mode/feed/ 0
Peter Wongso: Sukses berawal dari passion https://bravaradio.com/peter-wongso-sukses-berawal-dari-passion/ https://bravaradio.com/peter-wongso-sukses-berawal-dari-passion/#respond Fri, 14 Oct 2016 07:36:00 +0000 https://bravaradio.com/?p=9468 Cerita dari Designer Wong Hang Distinguished Tailor

The post Peter Wongso: Sukses berawal dari passion appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
The Captain pada tanggal 14/10/16 yang dibawakan oleh Ferdy Hasan, kedatangan tamu yaitu Peter Wongso. Beliau adalah Designer Wong Hang Distinguished Tailor.

Kali ini Ferdy dengan Peter Wongso membicarakan mengenai kunci sukses Wong Hang.

Q: Wong hang sudah berjalan dari tahun 1933, dan hingga saat ini berarti sudah 83 tahun. Bisa sampaikan apa kunci suksesnya?

A: Seperti yang diketahui, bisnis ini adalah bisnis art. Apapun bisnis kita, kata kuncinya adalah passion. Kalau art dalam bidang ini, misalnya desain setelan jas, kita harus mengerti bahwa desain itu seharusnya kita menutupi kekurangan badan seseorang, dan menonjolkan kelebihannya.

Tentunya hal yang harus digarisbawahi adalah jam terbang. Disertai dengan jam terbang yang tinggi, kita harus menikmati kerja. Kalau kita menemukan sesuatu yang baru, pasti kita akan melihat bisnis ini menyenangkan. Nah kalau sudah di situasi seperti ini, pasti kita suka mendapat fresh ideas.

Kita harus combine dengan melihat ke dunia luar, karena dunia luar ini adalah guru. Seperti kata pepatah, di atas langit masih ada langit. Belajar dari orang lain maupun negara lain bisa memberi pelajaran bagi kita.

Kita juga harus belajar sampe detil, seperti misalnya kenapa kancing di lengan ada empat. Itu semua historinya.

Q: Bagaimana sebenarnya histori kancing di lengan ada empat itu?

A: Dulu, jas itu hanya dipakaikan ke para orang-orang yang elit. Suatu saat, pernah jas dipaksakan oleh orang-orang di kapal. Di kapal itu ya tidak hanya orang elit isinya.

Komandan di kapal tersebut kesal karena orang-orang yang baru didandani dengan jas, biasanya memiliki habit-habit yang jelek. Suka berkeringat terus jadinya suka dipakai untukĀ ngelap keringat. Karena kesal itu jadinya suka ditaruh kerang, untuk menghindarkan kebiasaan jelek itu.

Itu sih asal muasal ditaruh kancing, sebagai pengganti kerang itu. Ini sudah tradisi dari negara asalnya. Dan kalau sudah belajar ke negara asalnya, pasti kita belajar lebih dulu dengan menyesuaikan ajaran lama tersebut.

Dan di bidang ini harus ada darah seni, agar kita bisa menciptakan taste kita sendiri. Taste orang itu harus khas.

Q: Mengenai belajar di negara orang, di barat kan orang-orangnya selalu pakai jas, bagaimana kalau di Indonesia sendiri?

A: Indonesia biasanya memang agak tertinggal. Misal, di barat udah musim satu setelan jas tertentu, di Indonesia mungkin baru ngtrend 2-3 tahun kemudian. Di bisnis lain juga begitu.

Tapi alhamdulillah kita sudah mulai menaruh posisi yang tidak jauh dari negara luar. Memang tidak sama, namun tidak jauh.

Sekarang banyak anak muda yang sudah keren dengan jas, sudah pada mengerti baiknya pakai jas itu bagaimana. Sudah pada mengerti juga tentang tata warna dan kombinasi warna.

Di Indo casing-nya sudah hampir jadi trendsetter, dulu cuma follower tapi sekarang sudah jadi panutan. Mereka sudah terbiasa pakai jas.

Q: Pak Peter kan sebenarnya CEO, namun kenapa bapak lebih senang disebut sebagai desainer?

A: CEO itu terlalu memiliki kesan pintar. Kalau desainer kan hanya orang-orang yang memang suka dengan pekerjaannya, dan punya jam terbang.

Prinsip saya, kita kerja itu harus turun sendiri, mendesain sendiri, karena di Wong Hang ini sudah merupakan standar operasional. Kita juga harus ukur sendiri, buat desainnya sendiri, cutting-nya, finishing-nya.

Kalau misal ngga saya, bisa adik saya atau ponakan saya. Harus dari keluarga kita sendiri, karena harus jaga rasa, layaknya pemilik warung padang. Beda yang masak, pasti jadi beda rasanya.

Konsumen itu juga perlu diatur, diatur maksudnya adalah kita harus berdiskusi dengan mereka mengenai keinginannya apa, seleranya bagaimana, suka kain dan bahan seperti apa, dsb. [teks Gabriella Sakareza]

The post Peter Wongso: Sukses berawal dari passion appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
https://bravaradio.com/peter-wongso-sukses-berawal-dari-passion/feed/ 0