Kabar mengejutkan datang dari raksasa kendaraan listrik (EV) Tiongkok, BYD. Pendirinya, Wang Chuanfu, harus rela melihat kekayaannya menyusut hingga $1,8 miliar dalam satu hari. Penurunan drastis ini dipicu oleh keputusan perusahaan untuk menawarkan diskon hingga 34% pada beberapa model entry-level mereka, sebuah langkah yang sontak membuat para investor khawatir dan memicu spekulasi akan perang harga yang lebih sengit di pasar EV Tiongkok.
Melansir dari Forbes, Wang Chuanfu, Ketua dan CEO BYD berusia 59 tahun, masih memiliki kekayaan bersih sekitar $28,3 miliar, yang sebagian besar berasal dari kepemilikan sahamnya di BYD. Namun, dampak dari pengumuman diskon ini terasa langsung di pasar saham. Saham BYD anjlok 9,2% di Hong Kong dan 6,2% di Shenzhen pada hari Senin, menunjukkan reaksi negatif yang signifikan dari para investor.
Pengumuman diskon ini, dirilis pada hari Jumat lalu melalui situs web dan media sosial Tiongkok, yang mencakup pemangkasan harga untuk 22 model kendaraan listrik murni dan hibrida plug-in hingga akhir Juni mendatang. Salah satu yang paling terdampak adalah Seal 07 DM-i, sebuah sedan hibrida dengan fitur bantuan mengemudi. Harganya dipangkas sebesar 53.000 yuan atau 34% menjadi hanya 102.800 yuan. Model populer lainya, Song Plus EV, kini dijual seharga 117.800 yuan, turun lebih dari 20% dari harga sebelumnya.
Meskipun BYD bukanlah pemain baru dalam strategi diskon, langkah terbaru ini dinilai berbeda. Analis pasar khawatir ini adalah sinyal dimulainya “perang harga” yang lebih dalam di pasar EV Tiongkok yang sangat kompetitif. Ke Yan, kepala penelitian di DZT Research yang berbasis di Singapura, menjelaskan bahwa kenaikan saham BYD yang lebih dari 60% di Hong Kong tahun ini membuat investor memilih untuk mengambil keuntungan sekarang untuk menghindari potensi dampak negatif dari potongan harga yang berkelanjutan.
Yale Zhang, direktur pelaksana konsultan Automotive Foresight di Shanghai, menilai bahwa BYD menggunakan diskon agresif ini untuk menarik konsumen yang sangat sensitif terhadap harga. Ia menambahkan bahwa upaya sebelumnya BYD pada bulan Februari, untuk meningkatkan pengiriman dengan menambahkan fungsi self-driving pada model di bawah $10.000, mungkin tidak mencapai target yang diharapkan.
Selain itu, kecelakaan fatal baru-baru ini yang melibatkan kendaraan listrik Xiaomi telah meningkatkan kekhawatiran umum terhadap perangkat lunak mengemudi pintar. Hal ini mungkin mendorong BYD untuk memilih jalur potongan harga langsung sebagai cara termudah untuk meningkatkan penjualan di pasar domestik Tiongkok. BYD sendiri menargetkan pengiriman 5,5 juta kendaraan secara global pada tahun 2025.
Langkah BYD ini juga menimbulkan riak di seluruh industri. Analis memprediksi bahwa produsen mobil lain mungkin terpaksa mengikuti langkah BYD. Kekhawatiran akan persaingan yang semakin ketat telah membuat saham produsen mobil Geely Automobile anjlok lebih dari 8% di Hong Kong pada hari Senin, sementara saham Great Wall Motor turun lebih dari 5%.
Perkembangan ini mengindikasikan bahwa pasar kendaraan listrik Tiongkok akan menjadi lebih dinamis dan kompetitif di masa mendatang, dengan kemungkinan besar konsumen akan menjadi pihak yang diuntungkan dari persaingan harga ini. Namun, bagi para pemain industri, hal ini tentunya akan mempengaruhi tekanan margin yang lebih besar dan perlunya strategi yang lebih inovatif untuk bertahan di tengah badai persaingan.
- 60 Tahun Warisan: Seiko Hadirkan Kembali Jam Tangan Penyelam Ikonik dengan Sentuhan ‘Shinkai’ - Jun 9, 2025
- JAC dan Huawei Perkenalkan BEV Maextro S800 di Market China - Jun 5, 2025
- Intip Seven Seas Prestige: Curi Perhatian dengan Kapal Terbarunya, Direncanakan Berlayar Pada Akhir Tahun 2026 - Jun 4, 2025