Indonesia Sudah Mampu Membuat Baterai Lithium

140
bateri litium

Peneliti utama Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Prof Evy Kartini mengatakan Indonesia telah mampu menguasai teknologi baterai lithium.

 

“Kalau lima tahun lalu, ketika dikasih tahu mengenai teknologi itu mungkin kita masih belum mengerti. Tapi sekarang, kita sudah menguasai teknologi itu,” ujar Kartini, dalam konferensi pers, di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin.

Baterai lithium dimanfaatkan dalam berbagai bidang, di antaranya baterei telepon seluler maupun baterei mobil listrik hingga baterai untuk alat pacu jantung yang mampu bertahan hingga 20 tahun tanpa henti.

BATAN telah berhasil memproduksi baterai dalam skala laboratorium. Sedangkan dalam skala produksi massal dilakukan LIPI. 

Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp100 miliar untuk pengembangan dan produksi baterai yang akan digunakan untuk mobil listrik itu. BATAN mendapatkan dana sebesar Rp20 miliar untuk pembuatan laboratorium dan pengembangan baterai. Sedangkan LIPI mendapat Rp80 miliar untuk produksi.

Menurut Kartini, permasalahan utama dari produksi baterai itu adalah belum ditemukannya sumber Lithium, yang berasal dari batuan, karbonat, dan air laut. 

Kepala BATAN, Djarot Wisnubroto, mengatakan baterai menjadi kebutuhan utama pada masa depan. Baterei nantinya tak hanya digunakan pada telepon selular, tetapi juga pada mobil listrik.

Djarot mengharapkan Indonesia bisa memproduksi baterei dengan kapasitas besar dalam bentuk kecil.

BATAN mengadakan pekan sains internasional yang terdiri dari tiga kegiatan sekaligus pada 13-17 Oktober yakni konferensi internasional material dan teknologi, riset bersama mengenai baterai, dan “AONSA Scattering Neutron School”. « [teks @shintaasarass | foto electriccarinternational.com]

 

Redaksi