Jaguar D-Type 1956 Langka Jadi Incaran Kolektor, Nilai Lelang Tembus $8 Juta

17
Sumber: Classic Driver

Pada dunia otomotif klasik, ada mobil yang sekadar tua, ada pula yang benar-benar legendaris. Di antara sekian banyak ikon, Jaguar D-Type berdiri sebagai salah satu mahakarya paling berpengaruh dalam sejarah motorsport. Tahun 2025 ini, sebuah Jaguar D-Type keluaran 1956 akan dilelang oleh Broad Arrow Auctions di Zurich, dengan estimasi harga mencapai CHF 5,25 juta – 6,25 juta atau sekitar USD 6,5 juta – 7,7 juta atau sekitar Rp106 – 126 miliar. Artinya, mobil ini bisa saja menembus angka $8 juta atau sekitar Rp131 miliar jika persaingan di balai lelang semakin ketat.

Mobil ini bukan sekadar kendaraan klasik, melainkan sebuah artefak berharga dengan chassis XKD-551, versi short-nose yang masih mempertahankan matching numbers, yaitu mesin dan rangka orisinal yang tetap terpasang sejak awal. Keistimewaannya semakin lengkap karena mobil ini belum pernah digunakan dalam balapan resmi, sehingga kondisinya nyaris “perawan” di dunia motorsport. Bagi para kolektor, kombinasi antara kelangkaan, keaslian, dan kondisi yang sempurna menjadikannya sebuah tiket emas yang sangat jarang muncul di pasar lelang.

Jaguar D-Type pertama kali diproduksi antara tahun 1954 hingga 1957 di Coventry, Inggris, pada masa ketika Jaguar sedang berada di puncak reputasi berkat kemenangan beruntun di ajang Le Mans melalui Jaguar C-Type. Namun, persaingan semakin sengit karena Ferrari, Aston Martin, hingga Mercedes-Benz mulai mendominasi balap ketahanan. Jaguar pun membutuhkan senjata baru yang lebih cepat, lebih aerodinamis, dan lebih inovatif.

Dari situ lahirlah D-Type, hasil karya insinyur William Heynes bersama desainer Malcolm Sayer dan tim Jaguar. Berbeda dari pendahulunya, D-Type hadir dengan desain aerodinamis berbasis monocoque aluminium yang terinspirasi teknologi pesawat tempur Perang Dunia II, dilengkapi sirip vertikal di belakang pengemudi untuk meningkatkan stabilitas pada kecepatan tinggi, serta penggunaan rem cakram Dunlop yang menjadi terobosan besar pada masanya.

Tenaganya bersumber dari mesin XK Inline-Six berkapasitas 3.4L hingga 3.8L yang sanggup menghasilkan 250–300 hp dan melesat hingga 280 km/jam. Dengan kombinasi inovasi tersebut, Jaguar D-Type berhasil mendominasi 24 Hours of Le Mans selama tiga tahun berturut-turut (1955, 1956, 1957), bahkan pada 1957 meraih kemenangan telak dengan finis di posisi pertama, kedua, ketiga, keempat, dan keenam.

Jaguar hanya memproduksi sekitar 71 unit D-Type, dengan rincian 18 unit digunakan langsung oleh tim balap Jaguar Works Team dan 53 unit lainnya diperuntukkan bagi pelanggan privat, di mana sebagian kemudian dikonversi menjadi Jaguar XKSS setelah program balap dihentikan. Dengan jumlah produksi yang sangat terbatas, setiap unit D-Type kini memiliki nilai yang luar biasa, terlebih banyak di antaranya yang rusak atau hancur dalam balapan, sehingga jumlah yang masih bertahan semakin sedikit dan membuatnya kian langka di pasar koleksi.

Unit yang dilelang di Zurich ini, yaitu chassis XKD-551, memiliki kisah yang unik dan membuatnya semakin bernilai. Mobil ini tergolong unraced, artinya tidak pernah dipakai dalam kompetisi sehingga kondisinya lebih utuh dibanding D-Type lain yang biasanya “lelah” akibat balapan. Keasliannya pun terjaga karena masih matching numbers, dengan mesin asli dan chassis sesuai catatan pabrikan faktor krusial bagi para kolektor.

Riwayat pemeliharaannya juga sangat rapi, dimiliki oleh seorang kolektor asal Swiss sejak 1994, kemudian mesin aslinya direstorasi pada 2005 oleh Sportgarage Ruch AG. Mesin tersebut sempat disimpan beberapa tahun sebelum akhirnya dipasang kembali menjelang lelang, sementara sistem rem di-overhaul total pada akhir 2024 dengan biaya CHF 29.000.

Kelengkapan dokumen semakin menambah nilai, termasuk sertifikat dari Jaguar Daimler Heritage Trust dan laporan CKL yang menguatkan keasliannya. Dengan kondisi istimewa tersebut, XKD-551 juga berpotensi tampil di berbagai ajang klasik bergengsi seperti Goodwood Revival, Le Mans Classic, hingga Mille Miglia Storica, menjadikannya bintang lelang yang sarat sejarah sekaligus daya tarik komersial.

Jaguar D-Type 1956 Langka Jadi Incaran Kolektor, Nilai Lelang Tembus $8 Juta
Sumber: Broad Arrow Auctions

Nilai Jaguar D-Type 1956 ini bisa mendekati 8 juta dolar atau sekitar Rp131 miliar bukan tanpa alasan. Pertama, kelangkaannya sangat ekstrem karena hanya ada 71 unit yang pernah diproduksi, dan semakin sedikit yang masih bertahan dalam kondisi orisinal dengan matching numbers. Kedua, keaslian mobil ini makin istimewa karena tidak pernah turun di lintasan balap, berbeda dengan kebanyakan D-Type lain yang sudah mengalami perbaikan maupun modifikasi akibat kompetisi. Faktor ketiga adalah reputasi Jaguar di ajang Le Mans, di mana tiga kali kemenangan beruntun menjadikan D-Type simbol kejayaan pabrikan tersebut, sehingga kolektor rela membayar mahal demi memiliki bagian dari sejarah itu. Selain itu, mobil ini juga dilengkapi dokumentasi resmi, laporan teknis, serta riwayat perawatan rapi yang menjadi nilai tambah tak ternilai bagi dunia koleksi. Terakhir, pasar mobil klasik terus menguat karena model ikonik seperti D-Type sering dipandang sebagai aset investasi yang nilainya stabil bahkan cenderung meningkat dari waktu ke waktu.

Untuk melihat posisi harga Jaguar D-Type 1956 chassis XKD-551, kita bisa menengok beberapa rekor lelang sebelumnya. Pada 2016, RM Sotheby’s Monterey mencatat sejarah ketika Jaguar D-Type 1955, pemenang Le Mans 1956, terjual seharga $21,78 juta atau sekitar Rp355 miliar, menjadikannya Jaguar termahal yang pernah dilelang secara publik. Dua tahun kemudian, pada 2018, sebuah D-Type Short Nose dengan riwayat balap aktif dilelang seharga $9,8 juta atau sekitar Rp159 miliar. Sementara itu, Gooding & Co. Pebble Beach pada 2021 menjual Jaguar D-Type 1955 dalam kondisi asli sekitar $6 juta atau sekitar Rp97,8 miliar. Dari data tersebut, jelas bahwa estimasi $6,5 – 7,7 juta atau sekitar Rp106 – 126 miliar untuk XKD-551 terbilang realistis, bahkan peluang menembus $8 juta atau sekitar Rp131 miliar cukup besar jika ada persaingan ketat di antara para kolektor internasional.

Pada era 1950-an, dunia balap endurance dipenuhi oleh rivalitas sengit antara nama-nama besar. Ferrari 250 Testa Rossa tampil sebagai mobil indah dengan produksi yang sangat terbatas, sementara Aston Martin DBR1 berhasil meraih kemenangan di Le Mans 1959 dan kini bernilai hingga puluhan juta dolar di pasar koleksi.

Di sisi lain, Mercedes-Benz 300 SLR menjadi ikon langka yang tak pernah dijual ke publik, sehingga nilai kolektornya kian tak ternilai. Jaguar D-Type mungkin tidak selalu memegang predikat mobil termahal di antara para pesaingnya, tetapi pengaruhnya terhadap evolusi desain balap modern sangat besar, terutama melalui penerapan teknologi aerodinamika dan rem cakram yang kelak menjadi standar industri.

Di luar unsur sejarah, pasar mobil klasik telah berkembang menjadi arena investasi alternatif. Laporan Knight Frank Luxury Investment Index menunjukkan bahwa mobil klasik dalam 10 tahun terakhir mengalami kenaikan nilai rata-rata 185%.

Mobil seperti Jaguar D-Type tidak hanya menyimpan nilai nostalgia, tetapi juga menjadi aset dengan likuiditas tinggi di kalangan kolektor global. Apalagi, generasi baru miliarder dari Asia, Timur Tengah, dan Amerika mulai melirik koleksi otomotif sebagai simbol status dan diversifikasi aset.

Meski memiliki potensi investasi yang besar, membeli mobil klasik bernilai jutaan dolar juga penuh tantangan. Proses autentikasi menjadi faktor utama karena dokumen harus benar-benar terverifikasi; risiko membeli replika atau mobil hasil modifikasi bisa merugikan kolektor. Selain itu, biaya perawatan dan restorasi mesin klasik bisa mencapai ratusan ribu dolar, menjadikannya komitmen finansial jangka panjang. Regulasi dan pajak lintas negara pun menambah kerumitan, karena diperlukan dokumen impor-ekspor khusus untuk mengirim mobil bersejarah ini. Tak kalah penting, fluktuasi pasar juga harus diperhitungkan meski harga mobil klasik cenderung naik, nilai bisa saja turun jika tren koleksi bergeser.

Jaguar D-Type 1956 chassis XKD-551 bukan sekadar kendaraan. Ia adalah artefak sejarah yang hidup, simbol kejayaan Jaguar di Le Mans, serta bukti inovasi desain otomotif era 1950-an. Dengan kondisi matching numbers, unraced, dan riwayat pemeliharaan yang teliti, tak heran estimasi lelang mendekati $8 juta Rp131 miliar.

Bagi kolektor, ini adalah kesempatan sekali seumur hidup untuk memiliki salah satu mobil paling berpengaruh dalam sejarah motorsport. Bagi dunia otomotif, kehadiran D-Type ini di balai lelang mengingatkan bahwa mobil klasik bukan hanya soal estetika atau performa, tetapi juga tentang warisan, cerita, dan prestise.