Keunggulan Trump di Pilpres AS Picu Penguatan Dolar, BI Siap Jaga Stabilitas Rupiah

11
Sumber: www.bi.go.id

Bank Indonesia (BI) mengamati bahwa keunggulan sementara Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS memengaruhi penguatan dolar Amerika Serikat (AS), yang menekan mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa penguatan dolar ini kemungkinan akan berdampak pada suku bunga AS yang tetap tinggi serta berlanjutnya ketegangan perang dagang.

“Dinamika ini akan berdampak ke seluruh negara, terutama emerging market seperti Indonesia. Tekanan akan terjadi pada nilai tukar, arus modal, dan ketidakpastian di pasar keuangan,” kata Perry dalam rapat bersama Komisi XI DPR pada Rabu (6/11). Menurutnya, ketidakpastian kebijakan suku bunga AS juga diperparah oleh meningkatnya ketegangan geopolitik global, termasuk konflik di Timur Tengah.

Meski demikian, BI memperkirakan suku bunga acuan Federal Reserve akan diturunkan satu kali lagi tahun ini ke 4,5 persen, dan diproyeksikan turun lagi ke 3,5 persen pada 2025. Perry menyatakan bahwa BI berkomitmen menjaga stabilitas rupiah dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pada perdagangan Kamis (7/11), rupiah dibuka menguat 0,15 persen ke level Rp15.808 per dolar AS. Beberapa mata uang Asia lainnya, seperti yen Jepang dan won Korea Selatan, juga tercatat mengalami penguatan, meski beberapa mata uang seperti dolar Taiwan dan yuan Tiongkok melemah di tengah penguatan indeks dolar AS yang naik ke 105,2.