Salah satu contoh paling mencolok dari perpaduan inovasi design terlihat dalam kolaborasi antara Louis Erard dan Konstantin Chaykin lewat seri jam tangan “Unfrogettable”. Industri jam tangan independen terus menarik minat para kolektor global, terutama ketika inovasi desain dipadukan dengan kecanggihan pengerjaan tangan. Koleksi ini tidak sekadar berfungsi sebagai penunjuk waktu, tetapi berdiri sebagai karya seni mekanis yang memadukan narasi budaya, simbolisme yang kaya, serta karakter visual yang terasa hidup di pergelangan tangan.
Dua edisi yang diluncurkan Green dan Purple menjadi bukti keberanian kreatif kedua pembuat jam dalam mengeksplorasi estetika. Keduanya terinspirasi dari dongeng Slavia tentang Putri Katak, diperkaya elemen simbolik Jepang, serta sentuhan arsitektur mekanik khas Chaykin yang dikenal penuh imajinasi. Kombinasi tema lintas budaya ini menghasilkan jam tangan dengan identitas kuat dan berbeda dari yang lain.
Tidak mengherankan jika “Unfrogettable” menjadi salah satu sorotan utama di Dubai Watch Week 2025. Kehadiran koleksi ini semakin menegaskan reputasi Louis Erard dan Chaykin sebagai duo yang tidak ragu menabrak batas tradisi horologi, menghadirkan sesuatu yang baru, jenaka, namun tetap berkelas untuk para pecinta jam tangan independen.

Kolaborasi antara Louis Erard dan Konstantin Chaykin lahir dari pertemuan dua kreativitas besar di dunia horologi independen. Louis Erard, rumah jam tangan asal Swiss yang terkenal dengan gaya klasik dan penggunaan komplikasi regulator, dipertemukan dengan Konstantin Chaykin, pembuat jam asal Rusia yang dikenal berani bereksperimen dan menjadi sosok di balik deretan jam karakter “Wristmons”. Reputasi Chaykin sebagai inovator dalam menciptakan dial ekspresif yang seolah hidup menjadikannya mitra ideal bagi visi artistik Louis Erard. Sebelumnya, kedua kreator ini telah menghasilkan beberapa karya kolaboratif, mulai dari seri “Time Eater” hingga sebuah tourbillon edisi special dan “Unfrogettable” menjadi langkah lanjutan yang lebih berani. Dalam proyek terbarunya ini, regulator klasik tidak hanya diperbarui, tetapi diberi bentuk baru yang lebih imajinatif sebuah karakter mekanis yang terinspirasi dari “Frog Princess”, makhluk dongeng yang memikat sekaligus penuh persona.
Di balik desainnya yang unik, “Unfrogettable” menyimpan lapisan inspirasi budaya yang kaya. Ceritanya berakar pada legenda putri katak dari folklore Slavia, sementara aspek visualnya menghadirkan nuansa Jepang yang kuat. Hal ini terlihat dari penggunaan kulit Himeji Kurozan pada tali jam kulit tradisional yang dilapisi lak urushi, dahulu digunakan dalam pembuatan baju zirah samurai. Pilihan material dan simbolisme ini bukan sekadar estetika; keduanya membawa makna mendalam. Dalam budaya Jepang, katak atau kaeru melambangkan keberuntungan, perlindungan, dan kemampuan untuk bertahan. Kombinasi antara mitologi Slavia dan filosofi Jepang menciptakan karakter jam tangan yang tidak hanya manis dan romantis, tetapi juga kuat, seakan-akan sang “Putri Katak” mengenakan armor samurai yang gagah perpaduan sastra, budaya, dan horologi yang benar-benar berbeda dari karya lain di pasar jam independen.
Desain Unfrogettable menonjol karena tampilannya yang menyerupai “wajah” katak, menjadikannya jauh dari konsep jam tradisional. Alih-alih menggunakan konfigurasi penunjuk waktu konvensional, model ini menerapkan sistem regulator horizontal, di mana indikator jam ditempatkan pada posisi pukul 9, detik berada di pukul 3, dan jarum menit besar berbentuk panah mendominasi pusat dial. Elemen paling ekspresif terletak pada bagian “mata” dua cakram berputar yang bergerak seiring waktu, menciptakan kesan seolah sang katak menatap pemakainya. Detail estetis lainnya muncul pada ring menit di bagian tepi dial, yang menyisipkan motif hati kecil di antara nama Louis Erard dan Konstantin Chaykin, memberikan nuansa romantis yang selaras dengan tema Putri Katak.
Dari sisi material, jam tangan ini dirancang menggunakan titanium Grade 5, bahan yang terkenal ringan namun luar biasa kuat, dengan perpaduan finishing satin dan polish yang membuatnya tampak modern sekaligus elegan. Bodinya berdiameter 40 mm, ukuran yang pas untuk berbagai tipe pergelangan tangan, dengan ketebalan 12,45 mm sehingga tetap terasa ramping meskipun memiliki karakter visual yang kompleks. Perlindungan pada bagian depan diberikan oleh kristal safir berlapis anti-reflektif ganda, memastikan dial terlihat tajam dari berbagai sudut. Sementara itu, tali jam dibuat dari kulit Himeji Kurozan, material tradisional Jepang yang dahulu digunakan pada armor samurai, lengkap dengan jahitan berwarna sesuai varian hijau atau ungu dan lapisan dalam berbahan kulit kelinci. Gesper titanium berlogo “LE” dilengkapi mekanisme spring bar cepat sehingga pemilik dapat mengganti tali dengan mudah. Untuk ketahanan air, jam ini mampu menahan tekanan hingga 50 meter, cukup aman untuk pemakaian harian.
Pada bagian teknis, Unfrogettable dipersenjatai dengan mesin otomatis Sellita SW266-1 yang dilengkapi modul regulator. Kaliber ini menawarkan cadangan daya sekitar 38 jam dan beroperasi pada frekuensi 28.800 getaran per jam (4 Hz), memberikan kinerja stabil dalam penggunaan sehari-hari. Bagian belakang jam menampilkan rotor terbuka dengan dekorasi lacquer, memungkinkan pemilik menyaksikan gerakan mesin melalui case back transparan sentuhan yang menambah nilai estetika sekaligus mempertegas karakter mekanik jam ini.

Kedua varian warna, yakni Green dan Purple, hadir dalam edisi terbatas yang masing-masing hanya diproduksi sebanyak 178 unit. Pemilihan angka 178 bukan tanpa alasan, melainkan karena memiliki makna khusus sebagai simbol gematria dari nama “Louis Erard”. Untuk harganya, duo jam tangan ini diluncurkan dengan banderol awal sebesar CHF 4.500 atau sekitar Rp92.925.000 sebelum pajak, menjadikannya koleksi eksklusif yang diincar para kolektor dan pecinta horologi.
Nama “Unfrogettable” sendiri merupakan permainan kata cerdas yang menggabungkan “unforgettable” (tak terlupakan) dengan “frog” (katak), sangat sesuai dengan karakter jam yang terinspirasi dari sosok Putri Katak dalam dongeng Slavia. Alih-alih sekadar penamaan unik, istilah ini menggambarkan identitas jam yang menghadirkan perpaduan humor, fantasi, dan seni mekanis khas Konstantin Chaykin.
Dalam cerita rakyat Slavia, Putri Katak digambarkan sebagai sosok yang tampak sederhana di luar, namun sebenarnya memiliki jiwa bangsawan. Interpretasi tersebut dituangkan ke dalam desain jam melalui pendekatan kreatif yang menampilkan katak bukan hanya sebagai figur dongeng, tetapi sebagai karakter mekanis yang seakan hidup di pergelangan tangan. Simbolisme katak juga punya makna penting dalam budaya Jepang dikenal dengan istilah kaeru yang merepresentasikan keberuntungan, kelenturan, dan kemampuan bertransformasi. Penggunaan kulit yang terinspirasi dari perisai samurai semakin menguatkan tema tentang kekuatan tersembunyi dan metamorfosis.
Sentuhan artistik lainnya terlihat pada flange menit, di mana terdapat detail hati kecil yang ditempatkan di antara nama Louis Erard dan Konstantin Chaykin. Elemen mungil ini bukan hanya menambah estetika, tetapi juga melambangkan harmoni dan cinta kreatif yang lahir dari kolaborasi keduanya. Selain itu, crown berbentuk tiara menjadi simbol yang mempertegas identitas “putri” dalam cerita, sekaligus menambahkan nuansa elegan pada keseluruhan desain jam.
Kolaborasi Louis Erard dan Konstantin Chaykin melalui seri Unfrogettable adalah contoh harmonisasi sempurna antara kreativitas, simbolisme, dan keahlian teknis. Jam ini bukan sekadar alat pengukur waktu, ia adalah kisah, karakter, dan ekspresi seni yang bisa dikenakan di pergelangan tangan. Dengan desain wajah katak yang hidup, casing titanium ringan, dan elemen budaya yang dalam, Unfrogettable menarik perhatian sebagai karya horologi yang tak terlupakan secara harfiah. Edisi terbatasnya semakin memperkuat daya tarik kolektibel, sementara harga dan desainnya membuatnya ideal bagi penggemar jam yang ingin sesuatu di luar kebiasaan.








