Nostalgia Kembali Hidup, Jim Carrey Siap Gabung Film ‘The Jetsons’ Versi Live-Action

9
Sumber: consequence.net

Sejak mulai tayang pada era 1960-an, The Jetsons telah menjadi ikon futurisme pop culture serial animasi yang membayangkan kehidupan keluarga di kota luar angkasa dengan pesawat terbang, robot pembantu, rumah pintar, dan teknologi yang terasa luar biasa bagi zamannya. Kini, kabar terbaru menyebut bahwa serial klasik ini akan dihidupkan kembali sebagai film live-action, dan nama Jim Carrey muncul sebagai salah satu kandidat utama pemeran utama. Proyek ini dikabarkan akan diarahkan oleh sutradara Colin Trevorrow, yang sebelumnya sukses menggarap film blockbuster besar.

Jika benar terwujud, proyek ini bukan sekadar nostalgia belaka ini bisa menjadi titik temu antara masa lalu imajinatif dan tuntutan produksi modern. Namun, jalan menuju layar lebar tak akan mudah. Mari kita kupas semua yang diketahui sejauh ini, tantangannya, dan potensi besar yang dapat mengejutkan para pencinta film dan penggemar The Jetsons.

The Jetsons dikembangkan oleh studio legendaris Hanna-Barbera dan pertama kali mengudara pada tahun 1962–1963, dengan total tiga musim. Serial ini menjadi salah satu program di jaringan ABC yang disiarkan dalam format berwarna, menjadikannya pionir di eranya. Daya tarik utamanya terletak pada visi futuristik yang ringan namun penuh imajinasi visual menampilkan kota terapung, mobil terbang, robot pembantu, hingga perangkat otomatis yang kini terasa seperti prediksi masa depan.

Kisahnya berpusat pada keluarga Jetson: George (ayah yang bekerja di Spacely Sprockets), Jane (ibu rumah tangga modern), Judy (remaja penuh gaya), Elroy (anak laki-laki jenius), serta dua ikon tak tergantikan robot pelayan Rosie dan anjing setia Astro. Melalui dinamika keluarga ini, The Jetsons menggambarkan kehidupan sehari-hari di masa depan dengan humor, teknologi absurd, dan semangat optimisme bahwa mesin serta inovasi akan mempermudah hidup manusia.

Kesuksesan serial ini membuatnya sempat dihidupkan kembali pada tahun 1980-an, menghasilkan 51 episode tambahan yang memperluas dunia Jetson ke generasi baru penonton. Tak hanya itu, pada tahun 1990, rilis film animasi Jetsons: The Movie menjadi adaptasi layar lebar besar terakhir dari franchise tersebut. Film ini menandai momen penting karena memperkenalkan The Jetsons kepada penonton muda dan sekaligus menjadi bentuk perpisahan emosional bagi penggemar lama.

Nostalgia Kembali Hidup, Jim Carrey Siap Gabung Film ‘The Jetsons’ Versi Live-Action
Sumber: People.com

Meski sudah puluhan tahun berlalu sejak versi animasi terakhirnya, pesona The Jetsons tidak pernah benar-benar pudar. Karakter-karakter Jetson tetap hidup dalam memori budaya pop, baik melalui merchandise klasik, tayangan ulang di televisi, komik, hingga referensi dalam film dan serial modern. Dunia futuristik penuh warna yang diciptakan Hanna-Barbera terus menjadi simbol optimisme masa depan dan kerinduan akan imajinasi 1960-an yang percaya bahwa teknologi dan keluarga bisa berjalan harmonis.

Menurut laporan eksklusif dari TheWrap, Jim Carrey kini sedang dalam tahap pembicaraan (in talks) untuk menjadi pemeran utama dalam film The Jetsons versi live-action yang tengah dikembangkan oleh Warner Bros.. Proyek ini masih berada di tahap awal pengembangan, sehingga belum ada kesepakatan final yang diumumkan secara resmi. Sumber yang sama juga mengungkap bahwa Colin Trevorrow, sutradara di balik kesuksesan Jurassic World: Dominion dan film-film lain dalam franchise Jurassic World sedang dipertimbangkan sebagai sutradara utama proyek ini. Tidak hanya itu, Trevorrow juga disebut akan ikut menulis skenario bersama Joe Epstein, menunjukkan bahwa keterlibatannya bukan hanya dari sisi penyutradaraan, tetapi juga dalam membentuk arah cerita.

Belum ada kepastian mengenai peran yang akan dimainkan oleh Jim Carrey, namun banyak pengamat industri menduga bahwa aktor kawakan itu kemungkinan besar akan memerankan George Jetson, sosok ayah sekaligus karakter utama dalam serial aslinya. George dikenal sebagai figur pekerja kelas menengah masa depan yang sering terjebak dalam situasi konyol dan humor satir peran yang sangat cocok dengan persona komedi dan ekspresivitas Carrey.

Hingga kini, detail cerita, tanggal produksi, maupun jadwal rilis belum diumumkan secara resmi. Proyek ini masih berstatus dalam tahap “development”, artinya masih bisa mengalami perubahan signifikan di berbagai aspek mulai dari casting, alur cerita, hingga status kelanjutannya sendiri.

Di usia sekitar 63 tahun (per 2025), Jim Carrey tetap menjadi salah satu nama besar di dunia perfilman global. Aktor asal Kanada ini dikenal lewat deretan film komedi legendaris seperti Ace Ventura: Pet Detective, The Mask, dan Dumb and Dumber. Kariernya kemudian berkembang lebih luas ketika ia menunjukkan kemampuan bermain di genre drama dan psikologi, seperti dalam The Truman Show dan Eternal Sunshine of the Spotless Mind. Baru-baru ini, Carrey juga sukses menarik perhatian publik lewat perannya sebagai Dr. Robotnik dalam trilogi Sonic the Hedgehog, membuktikan bahwa ia masih mampu menghidupkan karakter ikonik dalam proyek-proyek besar berbasis efek visual.

Nostalgia Kembali Hidup, Jim Carrey Siap Gabung Film ‘The Jetsons’ Versi Live-Action
Sumber: gettyimages

Meskipun sempat menyebut kemungkinan untuk pensiun dari dunia akting, Carrey kemudian mengklarifikasi bahwa ia tidak benar-benar berhenti, melainkan sedang melakukan apa yang ia sebut sebagai “power-resting”, sebuah jeda untuk memilih proyek yang benar-benar menarik baginya secara artistik. Hal ini membuat keterlibatannya dalam The Jetsons menjadi lebih menarik, karena berarti Carrey melihat potensi unik dari proyek tersebut.

Sementara itu, Colin Trevorrow merupakan sutradara yang dikenal dengan visi sinematik besar dan kemampuan mengemas film berskala blockbuster. Namanya mencuat setelah memimpin reboot Jurassic World (2015) yang sukses besar di box office global, melanjutkan warisan dari franchise klasik Jurassic Park. Meski beberapa proyek berikutnya seperti Jurassic World: Dominion menuai beragam kritik, Trevorrow tetap dipandang sebagai sutradara yang mampu menggabungkan nostalgia dengan visual spektakuler dua elemen penting untuk menghidupkan The Jetsons di layar lebar.

Keterlibatan Trevorrow dalam proyek ini menegaskan ambisi besar Warner Bros. untuk menjadikan The Jetsons live-action bukan sekadar adaptasi nostalgia, tetapi film blockbuster futuristik dengan nilai produksi tinggi. Dengan kombinasi antara daya tarik komedi khas Jim Carrey dan keahlian visual Trevorrow, proyek ini berpotensi menghadirkan pengalaman sinematik yang segar menyatukan humor klasik, pesan keluarga, dan eksplorasi masa depan dengan teknologi modern.

Sebelum kabar terbaru mengenai keterlibatan Jim Carrey dan Colin Trevorrow muncul, sebenarnya sudah ada banyak upaya sebelumnya untuk membawa The Jetsons ke dunia nyata dalam format film maupun serial live-action. Pada awal 2000-an, sempat ada rencana proyek The Jetsons yang dipimpin oleh sutradara Adam Shankman, namun proyek tersebut tidak pernah terealisasi hingga selesai.

Beberapa tahun kemudian, Robert Rodriguez juga dikabarkan pernah terlibat dalam versi CGI / live-action hybrid dari The Jetsons. Proyek ini bahkan sempat masuk tahap pengembangan naskah dan visual konsep, tetapi sayangnya tidak berlanjut ke tahap produksi. Pada tahun 2017, jaringan televisi ABC juga sempat memesan pilot untuk serial live-action The Jetsons yang akan diproduseri oleh Robert Zemeckis, sosok di balik Back to the Future. Meski ide ini sempat memancing antusiasme, pilot tersebut tidak pernah diproduksi lebih lanjut, dan proyek pun akhirnya dibatalkan.

Rangkaian upaya yang gagal ini menunjukkan bahwa gagasan untuk menghidupkan The Jetsons dalam versi realitas sudah lama menjadi daya tarik Hollywood, namun juga bukan tanpa tantangan besar. Kombinasi faktor kreatif, teknis, dan finansial kerap menjadi penghalang utama mulai dari sulitnya menyesuaikan estetika retro-futuristik ke visual modern, hingga kekhawatiran bahwa penonton masa kini mungkin tidak lagi akrab dengan sumber aslinya.

Karena itu, kesuksesan proyek terbaru yang melibatkan Warner Bros., Colin Trevorrow, dan Jim Carrey akan sangat bergantung pada seberapa matang tim produksi mampu menyeimbangkan nostalgia dengan inovasi modern, serta mengatasi jebakan-jebakan yang sebelumnya membuat proyek The Jetsons lain berhenti di tengah jalan.

Nostalgia Kembali Hidup, Jim Carrey Siap Gabung Film ‘The Jetsons’ Versi Live-Action
Sumber: gettyimages

Kembalinya The Jetsons dalam versi live-action dengan Jim Carrey sebagai calon pemeran utama menjadi kabar yang sangat menggembirakan bagi penggemar serial klasik maupun pecinta film blockbuster modern. Proyek ini menawarkan peluang unik untuk menjembatani nostalgia masa lalu dengan kemajuan teknologi perfilman masa kini, menghadirkan dunia futuristik 1960-an dalam bentuk visual yang lebih hidup dan realistis. Namun di balik daya tarik tersebut, film ini juga membawa tantangan besar baik dari sisi artistik maupun komersial.

Keberhasilan proyek ini nantinya akan sangat bergantung pada sejumlah faktor penting: mulai dari kekuatan naskah yang mampu menghormati versi asli sambil tetap relevan untuk penonton generasi sekarang, desain visual dan efek spesial yang meyakinkan dan tidak kehilangan nuansa retro-futuristik khas The Jetsons, hingga pemilihan pemain pendukung yang solid dan chemistry antar karakter yang kuat.

Selain itu, strategi pemasaran juga harus cermat agar bisa menjangkau dua kelompok penonton generasi lama yang tumbuh bersama serial animasinya, dan generasi baru yang mungkin mengenalnya untuk pertama kali. Tak kalah penting, komitmen Warner Bros. terhadap kualitas produksi akan menentukan apakah film ini hanya menjadi proyek nostalgia sesaat atau benar-benar mampu berdiri sebagai karya sinematik besar dengan identitas sendiri.

Untuk saat ini, kabar bahwa Jim Carrey “sedang dalam pembicaraan” baru merupakan langkah awal dari proses panjang menuju realisasi proyek. Namun, jika semua elemen dari naskah, penyutradaraan, hingga visi estetik dapat berpadu dengan baik, The Jetsons versi live-action berpotensi menjadi salah satu adaptasi nostalgia terbaik di era modern. Film ini bisa menjadi bukti bahwa “masa depan dari masa lalu” masih punya tempat istimewa di layar lebar zaman sekarang menyatukan kenangan klasik dengan keajaiban teknologi perfilman kontemporer.