Pada Desember 2025, Parmigiani Fleurier, rumah jam mewah asal Swiss yang dikenal dengan keahlian restorasinya, resmi memperkenalkan mahakarya terbaru mereka La Ravenale. Karya ini bukan sekadar jam, tetapi sebuah Objet d’Art yang dipersembahkan sebagai bentuk penghormatan khusus untuk merayakan ulang tahun sang pendiri, Michel Parmigiani. Menurut laporan dari Cortina Watch dan Hypebeast, peluncuran ini menegaskan komitmen brand untuk terus menghadirkan kreasi yang menggabungkan sejarah, seni, dan presisi.
Berbeda dari koleksi kontemporer pada umumnya, La Ravenale tidak diwujudkan sebagai jam tangan modern, melainkan sebagai jam saku bergaya Lépine sebuah gaya klasik yang menempatkannya lebih dekat dengan dunia seni ketimbang sekadar instrumen penunjuk waktu. Pilihan format ini menunjukkan bahwa bagi Parmigiani Fleurier, horologi adalah medium ekspresi yang mampu melampaui fungsi teknis dan berkembang menjadi karya seni yang hidup.

Nama “La Ravenale” diambil dari tanaman Ravenala madagascariensis, yang lebih populer dengan sebutan Traveller’s Palm. Tanaman ikonik asal Madagaskar ini dikenal karena bentuk daunnya yang menyerupai kipas raksasa, tersusun dalam pola simetris yang secara alami mengikuti Golden Ratio. Keindahan proporsi inilah yang kemudian menjadi fondasi visual bagi desain La Ravenale, menghadirkan perpaduan serasi antara inspirasi alam dan keanggunan mekanika. Seperti disampaikan oleh Cortina Watch dan Hypebeast, penerapan filosofi ini menjadikan La Ravenale lebih dari sekadar objek horologi ia menjadi karya yang memaknai alam sebagai sumber geometri dan harmoni.
Motif kipas Traveller’s Palm serta struktur alaminya diinterpretasikan melalui ukiran tangan yang diterapkan pada case, dial, hingga sebagian movement. Setiap lekuk dan guratan dikerjakan secara manual oleh para pengukir ahli, menjadikan jam ini representasi artistik dari gagasan bahwa waktu dan alam saling terikat. La Ravenale pun berdiri sebagai simbol bahwa horologi tidak hanya menandai detik yang lewat, tetapi juga merayakan ritme organik kehidupan itu sendiri.
La Ravenale menunjukkan tingkat kerajinan tangan yang luar biasa, dimulai dari penggunaan emas putih 18 karat sebagai material case yang kemudian diperkaya dengan ukiran tangan berdetail halus. Bagian dial menggunakan white-gold dial yang diberi sentuhan warna biru lembut, menghadirkan tampilan minimalis yang hanya menampilkan indikator jam, menit, dan detik kecil untuk menjaga kesimbangan visual. Pada sisi belakang, para artisan dari LM Cadrans menambahkan sentuhan marquetry opal dan giok, menghadirkan permainan warna yang memikat, opal dengan kilauan iridescent menyerupai pantulan langit atau air, sementara giok memberikan kedalaman kontras yang menenangkan. Setiap potongan opal disusun menggunakan teknik mikromozaik yang membutuhkan ketelitian ekstrem, seperti disebutkan oleh Hypebeast dan Cortina Watch. Sebagai sentuhan akhir, kristal safir berbentuk kubah dan crown bertatahkan safir biru menyempurnakan estetika keseluruhan, menyatukan elemen logam mulia dan batu berharga dalam satu harmoni bertema Traveller’s Palm.
Salah satu aspek paling istimewa dari La Ravenale terletak pada mesin jam bersejarah yang bersemayam di dalam case-nya. Parmigiani Fleurier tidak menggunakan kaliber modern, tetapi justru memilih sebuah minute repeater ultra-tipis dari era 1920-an, hasil karya pembuat jam legendaris Ed. Koehn, Genève. Mesin antik ini kemudian direstorasi secara menyeluruh oleh atelier khusus restorasi Parmigiani Fleurier, sebuah proses yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang teknik tradisional serta rasa hormat terhadap orisinalitas mekanisme tersebut, seperti dilaporkan oleh Cortina Watch.

Meski direstorasi, kaliber ini tetap mempertahankan konfigurasi klasiknya tampilan pusat untuk jam dan menit, sub-dial detik kecil pada posisi pukul enam, serta sistem minute repeater dengan dua gong yang dipukul oleh palu simetris. Seluruh komponen penting mulai dari mainplate, bevel, hingga anglages tidak diganti, tetapi dipulihkan secara manual menggunakan teknik finishing tradisional agar nilai historisnya tetap terjaga.
Ketika fungsi repeater diaktifkan, La Ravenale menghadirkan pengalaman multisensori yang unik. Denting nada yang dihasilkan mekanisme ini membuat jam seakan “bernyanyi,” mengubahnya dari sekadar objek visual menjadi karya yang merayakan waktu melalui suara. Pada momen inilah estetika, sejarah, dan keterampilan mekanis bertemu, menegaskan bahwa La Ravenale adalah perwujudan seni horologi yang hidup dan bernapas.

La Ravenale hadir bukan hanya sebagai jam saku mewah, tetapi sebagai perwujudan visi artistik dalam dunia horologi. Karya ini memadukan idealisme para pengrajin, kekaguman terhadap bentuk-bentuk alami, serta rasa hormat terhadap sejarah mekanika klasik. Setiap elemen mulai dari marquetry opal dan giok, ukiran tangan yang rumit, hingga dentingan minute repeater yang menandai berlalunya waktu menciptakan pengalaman yang membuat pemiliknya merasakan waktu bukan sekadar hitungan detik, tetapi sebagai entitas yang bernyawa.
Bagi para kolektor, pencinta haute horlogerie, ataupun siapa pun yang melihat jam sebagai lebih dari alat penunjuk waktu, La Ravenale menjadi simbol bahwa sebuah karya horologi mampu menghadirkan nilai emosional, spiritual, dan estetika dalam satu wujud. Ia membuktikan bahwa jam dapat menjadi artefak seni yang menyimpan cerita, keahlian, dan jiwa, menjadikannya mahakarya yang pantas dirayakan dan diwariskan.








