Pendapatan Xiaomi melesat pada kuartal ketiga 2024, didorong oleh keberhasilan penjualan mobil listrik (EV) dan kinerja kuat di sektor smartphone premium. Selama periode ini, raksasa teknologi asal China itu membukukan pendapatan 92,5 miliar yuan (sekitar US$12,8 miliar), melampaui ekspektasi analis yang sebelumnya memperkirakan 90,3 miliar yuan.
Dalam laporan keuangannya, Xiaomi mengungkapkan bahwa pendapatan bersih yang disesuaikan tumbuh 4,4% secara tahunan menjadi 6,3 miliar yuan. Kinerja ini melebihi perkiraan analis sebesar 5,9 miliar yuan.
“Kami berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam teknologi inti dan memimpin di bidang teknologi mutakhir,” demikian pernyataan resmi Xiaomi, dikutip dari South China Morning Post pada Selasa (19/11).
Dilansir dari Fortuneidn,com, pendapatan dari divisi “Mobil Listrik Pintar dan Inisiatif Baru Lainnya” mencatat angka 9,7 miliar yuan, sebagian besar berkat peluncuran sedan listrik Xiaomi SU7 awal tahun ini. Hingga kuartal ketiga, Xiaomi telah mengirimkan 39.790 unit SU7 dan diproyeksikan akan mencapai target pengiriman 130.000 unit pada akhir tahun, meningkat dari target awal 100.000 kendaraan.
Di segmen inti, bisnis smartphone dan perangkat AIoT (kecerdasan buatan untuk segala hal) menghasilkan pendapatan sebesar 82,8 miliar yuan, naik 16,8% secara tahunan. Xiaomi menjadi produsen smartphone terbesar ketiga di dunia dengan pengiriman 42,8 juta unit, menguasai 14% pangsa pasar global, menurut laporan Canalys.
Di Tiongkok, Xiaomi berhasil naik peringkat menjadi merek smartphone terbesar keempat dengan pangsa pasar 15%, membuntuti Vivo, Huawei, dan Honor. Seri unggulan terbaru, Xiaomi 15, yang dirilis bulan lalu, mencatat penjualan 1 juta unit lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya meski harganya lebih tinggi.
Diversifikasi Xiaomi kini mencakup berbagai kategori produk gaya hidup, termasuk koper, mesin cuci, hingga kulkas. Strategi ini terwujud dalam konsep “Manusia x Mobil x Rumah,” yang mengintegrasikan mobil, smartphone, dan perangkat pintar lainnya.