Perdebatan calon presiden AS

125

Debat calon presiden Amerika Serikat (AS) digelar untuk pertama kalinya. Debat capres pertama ini digelar di Hofstra University, Hempstead, Long Island, New York pada Senin (26/9) malam sekitar pukul 21.00 waktu setempat.

Kedua capres, Hillary Clinton dan Donald Trump berdebat sengit soal isu ekonomi dan kebijakan luar negeri, serta saling menginterupsi berulang kali.

Dengan durasi 90 menit, debat terbagi dalam enam segmen yang masing-masing berdurasi 15 menit tanpa ada pemotongan iklan. Debat dipimpin oleh moderator Lester Holt (57) yang merupakan penyiar acara berita malam NBC, acara yang paling banyak dilihat di AS.

Pertanyaan difokuskan pada tiga tema besar, yakni ‘America’s Direction‘, ‘Achieving Prosperity‘ dan ‘Securing America‘.

Moderator membuka masing-masing segmen dengan satu pertanyaan. Masing-masing capres memiliki waktu 2 menit untuk menanggapi, dengan aturan masing-masing diperbolehkan menanggapi respon rivalnya.

Setelah saling menyapa dan berjabat tangan serta melempar senyum, Hillary dan Trump langsung melontarkan serangan verbal. Hillary menyebut visi kebijakan pajak Trump hanya akan menguntungkan orang kaya, sedangkan Trump menuding mantan Menteri Luar Negeri AS itu terlalu banyak bicara, tanpa bertindak.

Keduanya saling menuding rivalnya berbohong dan mendorong penonton debat untuk memeriksa faktanya di internet. Hillary memanggil Trump dengan nama depannya ‘Donald’, sedangkan Trump memanggil Hillary sebagai ‘Secretary Clinton’.

Hillary mengkritik Trump karena belum juga merilis laporan pajaknya. Hillary menekannya bahwa laporan pengembalian pajak Trump yang hanya tercatat beberapa tahun saja, menunjukkan tidak hanya harta kekayaan Trump, tapi juga bahwa dia tidak membayar pajak pendapatan federal.

Serangan Hillary berlanjut, dengan mengklaim dirinya banyak bertemu orang-orang yang merasa dicurangi oleh Trump dalam kesepakatan bisnis dan menyebut Trump tidak membayar klien-kliennya sesuai kontrak. Trump menegaskan, insiden semacam itu hanya terjadi jika kesepakatan bisnis tidak memiliki hasil memuaskan.

Setelah membahas soal isu ekonomi dan kebijakan perdagangan, debat beralih ke isu perang melawan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Trump menuding Hillary membeberkan informasi kepada musuh dengan mengungkap rencananya melawan ISIS. [teks Gabriella Sakareza/sumber detik.com | foto abcnews.go.com]

Redaksi