Roger Federer Tampil Elegan dengan Rolex Daytona Blue Sapphire $1,5 Juta di Laver Cup

30
Sumber: WatchPro USA

Ketika berbicara tentang tenis, nama Roger Federer akan selalu menjadi salah satu ikon terbesar sepanjang masa. Ia tidak hanya meninggalkan warisan di lapangan, tetapi juga di dunia gaya hidup, mode, dan koleksi mewah. Salah satu momen yang paling banyak dibicarakan pada Laver Cup 2025 bukanlah sebuah pertandingan, melainkan jam tangan langka yang melingkar di pergelangan tangan Federer: Rolex Daytona “Blue Sapphire” yang ditaksir bernilai USD 1,5 juta atau sekitar Rp23 miliar.

Kehadiran jam ini langsung menjadi sorotan media, komunitas horologi, dan bahkan penggemar tenis. Federer telah menjadi bagian dari keluarga Rolex sejak awal 2000-an, menjadikannya salah satu testimoni paling menonjol dari brand tersebut. Dalam banyak wawancara, ia sering terlihat menggunakan Rolex, baik di dalam maupun luar lapangan. Bagi Rolex, Federer adalah representasi sempurna dari filosofi mereka: prestasi, keanggunan, dan keabadian. Selama bertahun-tahun, ia tampil dengan berbagai model Rolex, mulai dari Datejust klasik, GMT-Master II “Pepsi”, hingga Daytona varian Paul Newman.

Namun, jam yang ia kenakan di Laver Cup 2025 kali ini berbeda karena bukan model katalog biasa, melainkan sesuatu yang benar-benar “off catalog” dan nyaris mustahil dimiliki publik. Menurut GQ, Rolex memang memiliki tradisi menghadirkan jam super-eksklusif yang hanya ditawarkan kepada kolektor kelas atas dan ambassador tertentu. Model seperti Daytona “Blue Sapphire” inilah contohnya, jam yang tidak pernah dipublikasikan resmi di katalog, tetapi keberadaannya diketahui lewat penampilan figur kelas dunia seperti Federer.

Roger Federer Tampil Elegan dengan Rolex Daytona Blue Sapphire $1,5 Juta di Laver Cup
Sumber: Laver Cup

Untuk memahami mengapa Rolex Daytona “Blue Sapphire” begitu spesial, kita perlu menilik sebentar sejarahnya. Diluncurkan pertama kali pada 1963, Cosmograph Daytona didesain sebagai jam tangan kronograf untuk pembalap, dengan nama yang diambil dari Daytona International Speedway di Florida, pusat balap mobil Amerika Serikat. Model awalnya sempat kurang diminati, namun kemudian menjadi legendaris setelah dipopulerkan oleh aktor Paul Newman.

Kini, varian “Paul Newman Daytona” bahkan tercatat sebagai salah satu jam termahal yang pernah dilelang dengan nilai lebih dari USD 17 juta atau sekitar Rp263,5 miliar pada 2017. Selama enam dekade, Daytona berkembang dari sekadar kronograf balap menjadi ikon horologi, dengan setiap rilis terbaru selalu memicu antrean panjang di butik Rolex dan daftar tunggu yang nyaris mustahil ditembus. Dengan latar belakang sejarah semacam ini, tidak heran bila varian Blue Sapphire yang hanya tersedia bagi segelintir orang dianggap sebagai “holy grail” bagi kolektor Rolex.

Rolex Daytona Blue Sapphire dengan referensi 126599TSA, yang tidak tercantum di katalog resmi, hadir dengan case dan bracelet berbahan 18K white gold berukuran 40 mm serta Oyster case yang tahan air hingga 100 meter. Dial-nya terbuat dari silver obsidian alami yang menghadirkan pola unik pada setiap jam, dipadukan dengan bezel berhiaskan 36 baguette-cut sapphires biru berkilau. Sebagai penanda waktu, jam ini menggunakan 11 sapphire biru tambahan, sementara 54 brilliant-cut diamonds menghiasi lug dan sisi case sehingga menambah kesan mewah.

Dari sisi teknis, jam ini dibekali mesin Caliber 4131 otomatis dengan power reserve sekitar 72 jam serta teknologi Chronergy escapement untuk akurasi tinggi. Dengan estimasi harga mencapai USD 1,5 juta atau sekitar Rp23 miliar di pasar kolektor, kombinasi obsidian dial dengan safir biru menjadikannya bukan sekadar alat penunjuk waktu, melainkan sebuah karya seni tinggi. Bahkan, setiap potongan obsidian memiliki karakter alami yang berbeda, sehingga tidak ada dua jam yang benar-benar identik.

Federer hadir di Laver Cup 2025 bukan sebagai pemain, melainkan sebagai ikon dan tamu kehormatan, namun sorotan kamera justru tertuju pada jam tangan langka yang melingkar di pergelangan tangannya. Menurut laporan Tennis.com, Federer bahkan sempat melepas jam tersebut dan menunjukkannya kepada bintang muda sekaligus sesama duta Rolex, Carlos Alcaraz, yang saat itu mengenakan Rolex Daytona “Tiffany” dengan turquoise dial. Pertemuan dua generasi tenis ini pun berubah menjadi “panggung Rolex” di tengah acara olahraga prestisius.

Video momen tersebut segera viral di media sosial, dengan banyak penggemar mengungkapkan kekaguman dan bahkan ada yang berkomentar bahwa “pergelangan tangan Federer lebih menarik perhatian daripada pertandingan”. Sementara itu, TennisWorld USA mencatat bahwa jam mewah itu juga menjadi topik pembicaraan hangat dalam gala pembukaan acara, menegaskan bahwa jam tangan mewah kerap berfungsi lebih dari sekadar aksesori, melainkan pusat perhatian global.

Alasan Rolex tidak memajang jam ini di katalog resmi mereka sederhana: eksklusivitas. Dengan strategi “off catalog”, Rolex berhasil menjaga misteri karena hanya orang dalam dunia kolektor dan lingkaran brand yang mengetahui keberadaannya. Nilai psikologis jam tersebut juga meningkat karena tidak bisa diakses publik, sehingga justru membuat permintaan melonjak.

Selain itu, brand equity Rolex tetap terjaga karena mereka tidak terlihat seperti pihak yang “mengejar” pelanggan, melainkan seolah-olah pelangganlah yang berusaha mengejar Rolex. Seperti ditulis GearPatrol, peluncuran Daytona Blue Sapphire di Watches and Wonders 2025 dilakukan dengan sangat tenang tanpa promosi besar, hanya bisa dilihat dan dipesan oleh orang tertentu. Federer sebagai ikon global pun menjadi figur yang tepat untuk memperlihatkannya di dunia nyata.

Jam Rolex Daytona Blue Sapphire ini diperkirakan bernilai sekitar USD 1,5 juta atau sekitar Rp23 miliar, namun harga di pasar sekunder berpotensi jauh lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor: produksinya yang sangat terbatas hanya segelintir unit diperkirakan dibuat setiap tahun serta provenance, yakni fakta bahwa jam tersebut pernah dipakai oleh Roger Federer di Laver Cup, yang otomatis menambah nilai kolektornya.

Ditambah lagi, permintaan terhadap setiap model Daytona selalu tinggi, terutama jika dihiasi dengan batu mulia. Sejarah juga mencatat bahwa Daytona edisi khusus sering kali melesat di pasar lelang, sehingga tidak menutup kemungkinan jam serupa bisa mencapai harga dua kali lipat dari estimasi jika suatu hari masuk ke rumah lelang bergengsi.

Roger Federer Tampil Elegan dengan Rolex Daytona Blue Sapphire $1,5 Juta di Laver Cup
Sumber: Boss Hunting

Rolex memang memiliki tradisi panjang dalam mendukung olahraga yang identik dengan presisi, performa, dan prestise, sehingga Federer bukanlah satu-satunya atlet yang menjadi testimoni brand ini. Di dunia tenis, misalnya, Rolex juga mendukung Carlos Alcaraz, Iga Świątek, dan Dominic Thiem. Sementara di golf, mereka bermitra dengan legenda seperti Tiger Woods serta Brooks Koepka. Dalam ajang balap mobil, Rolex tercatat sebagai sponsor resmi Daytona 24 Hours dan Formula 1. Dengan strategi ini, Rolex tidak sekadar “menempel” pada nama besar atlet, tetapi benar-benar membangun asosiasi kuat antara jam tangan presisi dengan olahraga kelas dunia.

Kemunculan Rolex Daytona Blue Sapphire di pergelangan tangan Roger Federer pada Laver Cup 2025 menjadi momen bersejarah dalam dunia horologi. Jam ini hadir bukan sekadar sebagai alat penunjuk waktu, melainkan simbol status, seni, dan eksklusivitas tingkat tinggi. Dengan nilai sekitar USD 1,5 juta atau sekitar Rp23 miliar, desain yang dihiasi safir biru serta berlian, dan statusnya yang “off catalog”, Daytona Blue Sapphire menunjukkan bagaimana Rolex konsisten menjaga auranya sebagai merek jam tangan paling bergengsi di dunia.

Bagi Federer, jam tersebut bukan hanya aksesori mewah, melainkan representasi gaya hidup serta cerminan kemitraan panjangnya bersama Rolex. Sementara itu, bagi dunia kolektor, Daytona Blue Sapphire menjadi semacam holy grail baru yang akan selalu dikenang. Terlepas dari kontroversi mengenai kemewahan dan eksklusivitas, satu hal yang pasti: Federer sekali lagi berhasil membuat dunia berbicara, bukan lewat pukulan tenisnya, melainkan lewat kilau jam istimewa yang melingkar di pergelangan tangannya.