Aktor legendaris asal Inggris yang dikenal luas lewat karakter ikonik Mr. Bean, Rowan Atkinson, kembali menjadi sorotan, kali ini bukan karena aksi komedinya, melainkan karena kecintaannya pada dunia otomotif klasik. Atkinson, yang dikenal sebagai salah satu kolektor mobil paling serius di kalangan selebriti dunia, tengah melelang salah satu permata dalam garasinya: Jaguar E-Type Series I 3.8 Litre Coupé produksi tahun 1963.
Mobil berusia hampir enam dekade ini bukan sembarang koleksi. Ia merupakan representasi dari puncak desain otomotif Inggris era 1960-an sebuah mahakarya yang dipuji oleh legenda seperti Enzo Ferrari sebagai “mobil tercantik yang pernah dibuat”. Namun, bagi Atkinson, mobil ini bukan sekadar simbol kemewahan masa lalu; ia menyimpan cerita personal dan historis yang membuatnya begitu istimewa.
Jaguar E-Type milik Atkinson pernah muncul dalam serial Netflix “Man vs Bee” (2022), dimana aktor tersebut memerankan karakter pecinta mobil yang terobsesi menjaga kendaraan klasiknya dari kekacauan seekor lebah. Menariknya, mobil yang tampil di layar adalah mobil pribadinya sendiri, bukan properti produksi. Artinya, sebagian “kerusakan” dan modifikasi yang muncul di serial tersebut dilakukan dengan perhitungan teliti, dan setelah proses syuting usai, mobil ini direstorasi dengan tingkat ketelitian tinggi agar kembali ke kondisi prima tanpa menghapus jejak sejarahnya.

Kini, setelah melalui proses peremajaan menyeluruh, Jaguar E-Type berwarna Opalescent Gunmetal Grey ini dilepas ke publik melalui rumah lelang ternama Iconic Auctioneers di Inggris. Lebih menarik lagi, Atkinson memilih untuk tidak menetapkan harga cadangan (no reserve) artinya, mobil legendaris ini akan dijual kepada penawar tertinggi tanpa batas minimal harga. Langkah tersebut mencerminkan keyakinan sang aktor terhadap nilai historis dan daya tarik mobil ini di mata kolektor sejati.
Keputusan Atkinson melelang mobil ini menjadi topik hangat di kalangan pecinta otomotif dan media internasional. Bukan hanya karena statusnya sebagai selebriti besar, tetapi juga karena reputasinya sebagai kolektor yang benar-benar memahami mobil. Dalam berbagai wawancara sebelumnya, Atkinson kerap menegaskan bahwa baginya, mobil bukan sekadar simbol status melainkan karya teknik yang harus dikendarai, bukan disimpan dalam garasi seperti perhiasan. Filosofi inilah yang membuat setiap koleksi Atkinson, termasuk Jaguar E-Type 1963 ini, memiliki daya tarik emosional tersendiri bagi para penggemar.
Untuk memahami mengapa mobil ini begitu spesial, kita perlu kembali ke masa ketika Jaguar E-Type pertama kali diluncurkan pada tahun 1961. Di Geneva Motor Show, dunia otomotif dikejutkan oleh kehadiran mobil sport berdesain futuristik dengan garis bodi yang aerodinamis, kap mesin panjang, serta proporsi yang memukau. Bahkan Enzo Ferrari, pendiri Ferrari, menyebut E-Type sebagai “the most beautiful car ever made” sebuah pujian yang jarang ia lontarkan kepada merek lain.
Desainnya bukan hanya indah di mata, tapi juga revolusioner di masanya. E-Type menggunakan tubuh monocoque ringan, suspensi independen di keempat roda, dan rem cakram, fitur yang pada awal 1960-an masih tergolong canggih. Ditenagai mesin 3.8-liter straight-six yang mampu menghasilkan lebih dari 265 horsepower, mobil ini bisa melesat dari 0 hingga 100 km/jam dalam waktu kurang dari 7 detik. Untuk era itu, performa tersebut luar biasa, bahkan menyaingi supercar Italia dengan harga jauh lebih mahal.
Bagi banyak orang Inggris, Jaguar E-Type bukan sekadar mobil sport; ia adalah ikon nasional, lambang keanggunan, teknik presisi, dan kebanggaan industri otomotif Britania. Maka tak heran jika Rowan Atkinson, yang dikenal sebagai figur yang menjunjung tinggi warisan budaya Inggris, begitu menghargai mobil ini.
Unit milik Rowan Atkinson adalah Jaguar E-Type Series I 3.8-litre Fixed Head Coupé tahun 1963, salah satu varian paling dicari oleh kolektor. Menurut data rumah lelang Iconic Auctioneers, mobil ini awalnya dikirim ke Amerika Serikat dalam konfigurasi setir kiri. Kemudian, pada akhir 1980-an, mobil itu dibawa kembali ke Inggris dan diubah menjadi right-hand drive (setir kanan) untuk menyesuaikan standar lokal.
Yang membuat mobil ini semakin langka adalah warna bodinya, Opalescent Gunmetal Grey warna yang identik dengan unit E-Type pertama yang tampil di Geneva pada tahun 1961. Warna ini bukan hanya menonjolkan kesan klasik dan elegan, tapi juga memberikan sentuhan misterius yang seolah menggambarkan karakter Atkinson sendiri: tenang, perfeksionis, namun penuh kejutan.
Selain itu, mesin yang digunakan masih mempertahankan blok mesin orisinal (matching numbers) sesuatu yang sangat penting dalam dunia koleksi mobil klasik, karena membuktikan keaslian dan kesinambungan antara sasis, bodi, dan mesin. Meskipun kepala silinder pernah diganti selama perawatan, keseluruhan mekanisme masih setia pada konfigurasi pabrikan.

Nilai historis mobil ini semakin meningkat karena keterlibatannya dalam serial “Man vs Bee” yang tayang di Netflix pada tahun 2022. Dalam serial komedi tersebut, Rowan Atkinson berperan sebagai Trevor Bingley, seorang penjaga rumah yang tanpa sengaja menghancurkan rumah mewah tempat ia bekerja termasuk mobil klasik E-Type yang dijaganya.
Yang menarik, mobil yang digunakan dalam serial itu adalah milik pribadi Atkinson sendiri. Tidak ada replika atau kendaraan pengganti yang digunakan dalam adegan. Dalam beberapa momen film, E-Type bahkan terlihat “rusak” karena kejar-kejaran dengan lebah nakal. Namun semua kerusakan tersebut sudah direncanakan dengan aman dan bisa diperbaiki setelah proses syuting selesai.
Setelah produksi film berakhir, Atkinson menugaskan tim spesialis untuk melakukan restorasi penuh. Proses ini mencakup penggantian kaca belakang, perbaikan panel bodi, dan pembaruan interior, sambil tetap mempertahankan jejak sejarah mobil. Uniknya, satu bagian kecil dari bodi belakang dibiarkan dengan segel karet sebagai “tanda kenangan” dari masa mobil itu digunakan dalam produksi film.
Restorasi mobil klasik sering kali menjadi dilema: apakah harus dikembalikan sepenuhnya seperti baru, atau dibiarkan menua secara alami untuk menjaga orisinalitas? Dalam kasus Jaguar E-Type ini, Atkinson memilih pendekatan sympathetic restoration yakni memulihkan mobil dengan cara yang menghormati sejarah dan karakternya.
Restorasi dilakukan oleh bengkel spesialis Hilton & Moss, salah satu rumah restorasi paling dihormati di Inggris yang berpengalaman menangani mobil-mobil klasik Aston Martin, Mercedes-Benz, hingga Ferrari. Tim ini memastikan setiap detail mobil mulai dari cat, kulit jok, hingga baut-baut kecil di bagian mesin kembali sesuai spesifikasi pabrikan Jaguar tahun 1963.
Hasilnya adalah mobil yang tampak hidup kembali, memadukan keaslian dan kesempurnaan visual tanpa kehilangan “jiwa tuanya”. Bagi penggemar otomotif sejati, inilah yang disebut the art of preservation seni menjaga warisan sejarah tanpa menghapus kisah perjalanan yang melekat padanya.
Setelah melalui proses restorasi dan perawatan menyeluruh, Rowan Atkinson memutuskan untuk melelang Jaguar E-Type 1963 miliknya melalui rumah lelang ternama, Iconic Auctioneers, yang berbasis di Inggris. Lelang ini dijadwalkan berlangsung pada 8 November 2025 di ajang NEC Classic Motor Show Sale salah satu acara otomotif klasik terbesar di Eropa yang rutin dihadiri kolektor dari seluruh dunia.
Yang membuat lelang ini semakin menarik adalah keputusan Atkinson untuk melepas mobil tanpa reserve price (tanpa harga cadangan). Dalam dunia lelang, langkah seperti ini jarang dilakukan untuk mobil dengan nilai historis tinggi. Artinya, mobil akan dijual kepada penawar tertinggi, berapa pun harga akhirnya nanti.
Keputusan tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan Atkinson terhadap nilai pasar alami dari mobilnya bahwa keindahan desain, reputasi merek, serta kisah pribadi dan film yang melekat pada mobil itu cukup kuat untuk menarik penawar serius dari berbagai belahan dunia.
Rumah lelang Iconic Auctioneers menyebut mobil ini sebagai “salah satu contoh E-Type paling autentik dan menarik yang pernah kami tawarkan”. Kondisi mobil digambarkan sangat terawat, siap jalan, dan memiliki dokumentasi sejarah lengkap, termasuk bukti kepemilikan, foto restorasi, serta catatan servis profesional.
Dalam pasar mobil klasik internasional, Jaguar E-Type Series I menempati posisi istimewa. Model 3.8-litre produksi awal seperti milik Atkinson termasuk yang paling diminati karena memiliki desain murni sebelum perubahan besar di seri-seri berikutnya.
Harga rata-rata untuk Jaguar E-Type 3.8-litre dalam kondisi prima biasanya berada di kisaran £150.000 hingga £250.000 atau sekitar Rp3 – Rp5 miliar. Namun, dengan faktor kepemilikan selebriti kelas dunia seperti Rowan Atkinson, serta keterlibatan mobil ini dalam serial Netflix, nilainya bisa melonjak jauh lebih tinggi.

Beberapa pakar otomotif memperkirakan bahwa harga akhir mobil ini bisa mencapai lebih dari £300.000 atau sekitar Rp6,5 miliar, terutama jika dua faktor ini provenance (asal-usul terkenal) dan condition (kondisi fisik) dianggap luar biasa oleh para penawar.
Selain nilai uang, mobil ini membawa nilai emosional dan budaya otomotif Inggris yang sangat kuat. Jaguar E-Type adalah simbol elegansi dan inovasi, sementara Rowan Atkinson adalah sosok yang dikenal sangat mencintai dunia otomotif dengan ketulusan, bukan sekadar gaya hidup. Kombinasi keduanya menciptakan daya tarik unik yang sulit ditandingi oleh mobil klasik lain di pasar.
Bagi sebagian penggemar, keputusan Atkinson untuk melepas mobil bersejarah ini mungkin menimbulkan tanda tanya. Namun, bagi yang mengenalnya, langkah ini sangat sesuai dengan filosofi pribadi sang aktor.
Dalam beberapa wawancara, Atkinson pernah mengatakan bahwa ia tidak percaya mobil harus dikoleksi hanya untuk dipajang. “Mobil diciptakan untuk dikendarai”, ujarnya dalam wawancara bersama Classic & Sports Car. Ia menganggap setiap mobil memiliki “masa aktif”, di mana pemiliknya bisa menikmati dan merawatnya sebelum akhirnya memberikan kesempatan pada orang lain untuk melanjutkan kisahnya.
Dengan kata lain, menjual E-Type 1963 ini bukan tanda kehilangan, melainkan bentuk penghormatan terhadap perjalanan mobil itu sendiri. Atkinson telah menikmatinya, membawanya ke layar kaca, merawatnya dengan penuh dedikasi, dan kini memberikan kesempatan bagi kolektor lain untuk melanjutkan kisah tersebut.
Lebih dari sekadar transaksi jual beli, lelang Jaguar E-Type 1963 ini mencerminkan filosofi unik Rowan Atkinson terhadap mobil klasik: bahwa kendaraan adalah penghubung antara masa lalu dan masa kini.
Setiap goresan, setiap detail restorasi, dan setiap kilometer yang ditempuh menjadi bagian dari kisah panjang tentang manusia dan mesin. Dalam kasus Atkinson, kisah itu bahkan melintasi batas antara dunia nyata dan dunia film menjadikan mobil ini bukan hanya objek fisik, melainkan artefak budaya populer.
Di tengah tren otomotif modern yang serba digital dan listrik, kehadiran E-Type ini mengingatkan kita pada masa ketika desain adalah seni, suara mesin adalah musik, dan mengemudi adalah pengalaman spiritual. Mungkin itulah sebabnya Atkinson memilih melepas mobil ini lewat lelang terbuka, agar kisahnya terus berlanjut di tangan kolektor lain yang memiliki apresiasi serupa.
Dengan melelang Jaguar E-Type 1963 miliknya, Rowan Atkinson bukan hanya menjual mobil, ia melepas sepotong sejarah hidupnya. Mobil ini telah menjadi bagian dari karier, kecintaannya pada otomotif, dan bahkan bagian dari karya filmnya sendiri.
Namun seperti banyak hal dalam hidup, setiap perjalanan memiliki akhirnya. Lelang ini adalah bentuk perpisahan yang indah antara manusia dan mesin, diwarnai oleh rasa hormat dan penghargaan terhadap keindahan mekanis dari masa lalu.
Bagi para kolektor dan pecinta otomotif di seluruh dunia, kisah ini menjadi pengingat bahwa setiap mobil klasik memiliki jiwa, dan di tangan pemilik yang tepat, jiwa itu bisa terus hidup berpindah tangan, tapi tidak pernah kehilangan maknanya.








