Elon Musk secara resmi telah membeli 100 persen saham Twitter dengan menggelontorkan dana sebanyak US$44 miliar atau sekitar Rp633,27 triliun.
Seperti yang sudah diketahui, bahwa Elon Musk sudah memiliki perusahaan mobil listrik Tesla dan korporasi antariksa SpaceX. Lantas, apa alasan Elon Musk masih ngotot untuk membeli platform media sosial Twitter? Simak penjelasannya berikut ini.
Kebebasan Berpendapat
Elon Musk ingin menjadikan media sosial sebagai wadah untuk kebebasan berpendapat di dunia maya bagi setiap penggunanya. Dirinya mengungkapkan bahwa Twitter bisa menjadi arena inklusif untuk kebebasan berpendapat.
Moderasi Konten
Seperti platform media sosial lainnya yang memiliki kebijakan untuk menangguhkan standar konten termasuk kekerasan, ujaran kebencian atau misinformasi yang berbahaya. Dalam wawancara TED dirinya mengatakan Twitter harusnya sangat berhati-hati saat menghapus permanen suatu akun, dan lebih baik menangguhkan sementara.
Tidak Menjual ke Publik
Musk memiliki kepercayaan untuk membuat transformasi Twitter menjadi perusahaan swasta terbatas. Hal tersebut dikarenakan perusahaan bisa tidak bisa melayani kebutuhan sosial dan tidak bisa terus berkembang jika mempertahankan bentuknya saat ini.
Perubahan fitur
Sejak awal membeli 9,2 persen saham Twitter, musk akan menghadirkan perubahan fitur seperti menyediakan tombol edit. Dalam akunnya sendiri Elon juga sempat menggelar polling soal fitur ini. Hasilnya, 73,6 persen dari lebih dari 4 juta pemilih menyatakan ingin tombol edit.
Eksistensi
CEO firma riset New Constructs David Trainer, mengatakan pembelian 100 persen saham Twitter itu mencerminkan keinginan Musk, yang memiliki 84,5 miliar pengikut itu, terjaga eksistensinya.
Baca Juga: Inilah 3 Negara Terkaya di Dunia Selama Masa Pandemi Covid-19
Bagaimana tanggapan Anda Brava Listeners?
Penulis: Fadia Syah Putranto
- Harper’s Bazaar Indonesia Asia NewGen Fashion Award (ANFA) kembali hadir di tahun 2024! - Mar 7, 2024
- Farah Tubagus - Dec 22, 2023
- Joshua Nafi - Dec 22, 2023