Amanyangyun adalah destinasi keempat yang dibuat oleh Aman di Cina. Amanyangyun ini merupakan karya yang membutuhkan konservasi selama 15 tahun, dan tak lain adalah relokasi hutan dan rekonstruksi sebuah desa yang bersejarah.
Amanyangyun memiliki luas sebesar 10 hektar dengan suasana yang dibuat senyaman mungkin, serta didesain seperti berada di alam yang tenang. Walaupun begitu, pengunjung tetap akan merasakan atraksi yang berada di kota-kota kosmopolitan disekitar Amanyangyun.
Arsitektur Kerry Hill, yang juga mendesain Aman Tokyo, adalah tokoh dibalik kehebatan Amanyangyun ini.
Untuk mengikuti konsep bersejarah dalam Amanyangyun, Hill menyediakan 24 Ming Courtyard Suites yang melengkapi kesan bersejarah dengan detail yang dibuat secara teliti, penghormatan kepada struktur bangunan rumah klasik Cina dengan halaman pribadi yang luas untuk para pengunjung resort ini.
Nan Shu Fang yang merupakan royal reading pavilion di Forbidden City merupakan pusat dari Amanyangyun ini. Furniture-nya juga dibuat khusus dari kayu nanmu yang menjadi khas dari interior era Ming.
Pavilion yang ada juga merupakan rekreasi modern dari ‘scholars’ studio’ pada abad ke-17 di Cina, dikenal sebagai tempat untuk berlatih berbagai kerajinan seperti calligraphy, musik, lukisan, atau untuk menonton aksi Kungfu Opera dari Amanyangyun.
Pada halaman Amanyangyun juga dibuat enam ruangan yang berfungsi untuk menjamu teh tradisional dan acara penting lainnya.
Pada pintu utama, pengunjung akan melihat Emperor Tree sebagai penanda bahwa Amanyangyun ini mengusung konsep sebagai resort dengan jamuan berbagai sejarah yang disiapkan khusus untuk pengunjung-nya.
Bukan hanya sebagai guardian of the past, Amanyangyun juga akan mengajak pengunjung untuk merasakan langsung pengalaman mengeksplorasi warisan seni, budaya dan filsafat Cina. Tak hanya itu, Amanyangyun juga menyajikan kuliner lokal maupun internasional.
Di Amanyangyun akan ada Aman Spa, fitness, Pilates and yoga, Jacuzzi, dua kolam renang (outdoor dan indoor), dan masih banyak atraksi lainnya.
Resort yang terletak di luar pusat kota ini direncanakan akan dibuka untuk umum pada 8 Januari 2018 mendatang. Resort ini juga terdiri dari desa bersejarah peninggalan dinasti Ming dan Qing yang dikelilingi oleh berbagai peninggalan bersejarah lainnya.
CEO Aman, Vladislav Doronin, mengatakan bahwa Aman memiliki sejarah yang akan diceritakan lewat karya-karya mereka.
“Every Aman has a story to tell and this one is no exception. This resort, a legacy to the past, stands proud as an archive for future generations. I am especially grateful to Ma Dadong, the mastermind behind this unique restoration project and whose foresight and determination has made it possible to preserve the magnificent history of China for generations to come.”
“As a guardian of the past, I realised the only way to protect and celebrate our history was by instilling a new life and purpose into these ancient homes, and to allow the sacred trees that surround them, to be animated with renewed spirit,” tutup Ma Dadong.
[teks Ghesilia Gianty, dari Universitas Multimedia Nusantara]
- Harper’s Bazaar Indonesia Asia NewGen Fashion Award (ANFA) kembali hadir di tahun 2024! - Mar 7, 2024
- Farah Tubagus - Dec 22, 2023
- Joshua Nafi - Dec 22, 2023