Bahaya yang kerap mengintai para penghobi olahraga, terutama olahraga berat, adalah serangan jantung. Kasus ini sudah kerap terjadi. Biasanya saat olahraga, atau bahkan setelah olahraga.
“Bahkan, saat ini kasus kematian mendadak akibat usia produktif.” terang dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp. KO, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga dari Sports Medicine Center RS Jakarta.
“Dan, saat diteliti lebih lanjut, orang yang mati mendadak karena serangan jantung, pembuluh darah jantungnya rusak karena pengaruh zat-zat berbahaya yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok,” tambahnya.
Penelitian oleh R.J Northcote menemukan fakta bahwa pada 60 kasus kematian mendadak pada orang dengan umur rata-rata 35-50 tahun yang gemar bermain squash atau olahraga lainnya disebabkan oleh penyakit arteri koroner (51 kasus), penyakit katup jantung (4 kasus), aritmia jantung (2 kasus), dan kariomiopati hipertrofik (1 kasus). Dan, penelitian tersebut juga menemukan fakta bahwa kasus kematian itu disebabkan oleh rusaknya pembuluh darah karena pengaruh rokok.
Pemicu serangan jantung: Rokok
Merokok berbahaya bagi semua bagian tubuh, termasuk jantung. Ada sekitar 3.000 bahan kimia dalam sebatang rokok, di dalamnya ada sekitar 400 yang bersifat racun bagi tubuh.
“Senyawa berbahaya tersebut dapat merusak struktur sel dan mengganggu fungsi jantung dan pembuluh darah. Proses kerusakan pembuluh darah dan jantung yang kerap ditimbulkan oleh rokok adalah atherosclerosis, yaitu kondisi dimana dinding pembuluh darah arteri rusak oleh radikal bebas dari zat-zat pada rokok. Akhirnya, gumpalan-gumpalan plak akan menutupi arteri melalui dinding pembuluh darah yang rusak dan sudah menebal itu,” kata dr. Wishnu.
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh atherosclerosis dan paling sering menyebabkan kematian. Gejala yang biasa menyertai PJK adalah rasa sakit hebat pada dada sebelah kiri atas. Pada PJK, plak menyumbat pembuluh arteri koronari sehingga jantung tidak memperoleh asupan darah. Padahal, satu detik saja jantung tidak dialiri darah akibatnya fatal.
Rokok juga menjadi faktor risiko terbesar bagi terjadinya peripheral arterial disease (PAD). Hampir sama dengan PJK, PAD juga disebabkan karena penyempitan pembuluh darah arteri ke seluruh tubuh akibat tumpukan plak. Kandungan nikotin dalam rokok bersifat mengentalkan darah. Jika darah mengental, maka perjalanannya ke seluruh tubuh menjadi tak lancar. Selain nikotin, merokok juga menghasilkan karbonmonoksida (CO) yang mudah diikat oleh hemoglobin darah (Baca: Racun Sebatang Rokok). Jika kandungan karbonmonoksida dalam darah tinggi, maka darah kekurangan kandungan oksigen (O2).
Takut berolahraga?
Fakta di atas tidak bertujuan membuat Anda takut untuk berolahraga. Tapi, justru ingin mengajak Anda untuk semakin rutin berolahraga. Berbagai studi menunjukkan bahwa risiko kematian mendadak sangat kecil terjadi pada orang yang berolahraga secara teratur. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa berolahraga secara rutin mengurangi risiko kematian mendadak sampai 70%. Artinya, justru bila Anda tidak rajin berolahraga risiko Anda mati mendadak mencapai 3 kali risiko mereka yang rajin berolahraga.
Prinsip sebelum berolahraga
Berolahraga teratur secara signifikan dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan gangguan kardiovaskuler lainnya. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi para pecinta olahraga agar terhindar dari risiko serangan jantung. Salah satunya adalah dengan cek denyut nadi sebelum berolahraga,” ujar dr. Michael Triangto, Sp.KO, Dokter Spesialis Kesehatan Olahraga dari Slim and Health Sport Therapy, Mall Taman Anggerk, Jakarga.
“Jika seseorang melakukan latihan namun denyut jantungnya kurang dari 120, berarti latihan yang dilakukan orang itu sia-sia karena tidak cukup memberikan tekanan pada jantung. Sebaliknya, kalau melampaui angka 180, berarti orang itu berisiko terkena serangan jantung,” tambahnya. Selain cek denyut nadi, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan jika Anda mengaku sebagai pecinta olahraga dan gaya hidup sehat.
#1 Berhenti merokok.
Ini tak bisa ditoleri, Bung. Anda mengaku pecinta olahraga tapi tetap rutin menghisap tembakau, Anda seperti menyimpan bom waktu yang bisa meledak kapan saja, terutama saat Anda berolahraga keras.
#2 Persiapan olahraga.
Mulailah dengan intensitas ringan dan tingkatkan secara bertahap. Jangan berolahraga dengan intensitas tinggi secara tiba-tiba.
#3 Periksakan jantung secara teratur.
Sebaiknya Anda mulai rutin memeriksakan kondisi jantung, terutama bila sudah berusia lebih dari 40 tahun atau memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskuler. Ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum mengikuti program olahraga sehingga jadi tahu jenis olahraga seperti apa yang cocok.
#4 Baca peringatan dini.
Sebenarnya, jantung memberi peringatan dini bagi tubuh jika sudah bekerja terlalu berat. Peringatan itu berupa sakit perut, sakit dada, atau sesak napas abnormal. Beristirahatlah jika tanda itu sudah muncul.
#5 Jaga pola makan
Ini berkaitan erat dengan menjaga tingkat kolesterol dan tekanan darah Anda. Sebelum berolahraga, ada baiknya Anda memeriksakan tekanan darah. Jika tekanan darah meninggi dalam level yang tidak biasa, urungkan dulu niat untuk berolahraga.
sumber : fitnessformen.co.id
- Harper’s Bazaar Indonesia Asia NewGen Fashion Award (ANFA) kembali hadir di tahun 2024! - Mar 7, 2024
- Farah Tubagus - Dec 22, 2023
- Joshua Nafi - Dec 22, 2023