Epidemiolog Minta Pemerintah Berhati-Hati Izinkan Lepas Masker di Ruang Terbuka

82

Presiden Joko Widodo telah mengizinkan masyarakat Indonesia untuk melepas masker di ruang terbuka. Namun, hal ini mendapat perhatian oleh Epidemiologi dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, yang meminta meminta pemerintah harus berhati-hati.

Sebelumnya, Jokowi telah menyampaikan dalam pernyataan pers di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/5), bahwa melepas masker di ruang terbuka sudah diperbolehkan. Hal ini dikarenakan pemerintah telah menyusun strategi dalam menangani Covid-19 dari pandemi menjadi endemi.

Epidemiolog Minta Pemerintah Berhati-Hati Izinkan Lepas Masker di Ruang Terbuka

Namun begitu, masyarakat diperbolehkan melepas masker di ruang terbuka yang tidak padat kerumunan. Namun, masker tetap berlaku bagi masyarakat yang beraktifitas di ruangan tertutup dan transportasi publik.

“Pertama pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker,” ujar Jokowi seperti disiarkan langsung via saluran Youtube Sekretariat Presiden.

“Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang, maka boleh untuk tidak menggunakan masker,” kata Jokowi.

Pernyataan dari Presiden Jokowi ini mendapat tanggapan dari Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman. Menurut Dicky, pernyataan dengan memperbolehkan melepas masker jangan sampai disalahartikan oleh masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan.

“Penggunaan masker ini kita harus sangat hati-hati, terutama menarasikannya, jangan sampai membangun euforia atau percaya diri berlebihan yang akhirnya membuat kita abai dan merugikan kita sendiri,” kata Dicky.

Dicky juga menganggap bahwa Indonesia belum siap menerapkan kebijakan melepas masker dalam berbagai situasi. Ia mencontohkan negara Australia yang cakupan vaksin mencapai 70 persen baru menerapkan kebijakan melepas masker.

“Di Australia sudah melonggarkan pembukaan masker karena cakupan vaksinasi dosis ketiga atau boosternya sudah 70 persen, nah Indonesia kan belum, jadi harus berhati-hati melihat situasi,” ucapnya.

 

Penulis: Rifqi Fadhillah

Redaksi