Filosofi ‘Whoosh’ & Sejarah Kereta Cepat di Dunia

98
Filosofi 'Whoosh' & Sejarah Kereta Cepat di Dunia

Identitas merek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) telah diresmikan bernama Whoosh. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengungkapkan filosofi nama ‘Whoosh’ sebagai Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Nama ‘Whoosh’ merupakan Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Handal. Ini merupakan kereta cepat pertama yang ada di Asia Tenggara.

Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan filosofi Whoosh berasal dari suara laju kereta cepat yang awam diucapkan, baik oleh masyarakat Indonesia maupun internasional.

“Atas arahan Bapak Presiden Joko Widodo, kita perlu memberikan identitas jenama atau identitas merek atau branding, yang mencerminkan nilai-nilai dari kereta api cepat yang menjadi prestasi dan kebanggaan Indonesia,” ujar Menhub Budi.

Penamaan itu diputuskan setelah melalui sayembara yang dilakukan oleh tim penilai. Tim penilai sudah dimulai sejak bulan Juli 2023 lalu, yang diketuai oleh Triawan Munaf.

“Kita memiliki kereta cepat yang perlu diberikan jenama yang sesuai, agar semakin populer dan disukai masyarakat. Jadi, bukan lagi KCJB, tapi naik Whoosh,” ujar Triawan.

Baca Juga: Ini Negara dengan Kualitas Hidup Terbaik di Dunia

Sejarah Kereta Cepat

Filosofi 'Whoosh' & Sejarah Kereta Cepat di Dunia

Saat ini proyek kereta api cepat tengah dikembangkan di seluruh dunia. Melihat dari sejarahnya, pertama kali kereta api cepat dikembangkan di Jepang tahun 1964 dengan nama Shinkansen.

Kereta cepat atau High Speed Rail (HSR) ini beroperasi pertama kali pada 1 Oktober 1964 dari Tokyo menuju Osaka dengan menempuh kecepatan 322km/jam. Jalur pertama kereta Shinkansen sepanjang 514 kilometer.

Menyusul Jepang, Korea Selatan dan China juga menghadirkan layanan kereta cepat bagi masyarakatnya.

Sementara di Eropa, kereta cepat pertama kali beroperasi di Perancis pada 27 September 1981 bernama Train a Grande Vitesse atau TGV.

Kecepatan TGV melebihi Shinkansen dengan mampu meluncur dengan kecepatan 380 km/jam.