Gubernur BI Yakin Bank Sentral AS Berhati Kurangi Stimulus Pasar

25

Seperti yang dilansir dari Antaranews.com, Agus mengungkapkan bahwa AS tidak mungkin melakukan kebijakan tersebut dengan tidak berhati-hati. Menurut Agus, The Fed akan memastikan berkomunikasi dengan baik, dan tidak akan membuat pasar menjadi panik dan semua akan dilakukan secara halus agar tidak membuat pasar kaget.

Agus juga mengungkapkan dalam menghadapi situasi eksternal seperti itu, hal yang dapat dilakukan adalah mempertahankan kepercayaan para investor dengan menjaga fundamental perekonomian nasional dari ancaman gejolak internal.

Pihaknya memiliki rencana konkrit untuk mengendalikan inflasi, memperbaiki neraca pembayaran, `current account` dan mengendalikan impor yang terlalu besar. Dalam jangka menengah, lanjutnya, hal ini bisa membuat pasar percaya dengan Indonesia dan memilih berinvestasi disini dibanding negara lain.

Ia menjelaskan pentingnya menjaga kepercayaan para investor luar negeri, karena modal yang mereka miliki dapat mendukung kinerja neraca pembayaran serta dapat membantu mengurangi tekanan terhadap defisit transaksi berjalan.

Tidak bisa dielakkan bahwa Indonesia punya defisit `current account`, untuk membiayai perekonomian Indonesia, membutuhkan dana investor internasional untuk masuk dan mendukung neraca pembayaran. Jika pihaknya bisa memperbaikinya, lanjutnya, maka Indonesia dapat memiliki struktur ekonomi yang lebih baik.

Agus menambahkan perbaikan kondisi ekonomi untuk meyakinkan para investor juga dapat dilakukan dalam jangka menengah panjang, yaitu melalui reformasi struktural terutama atas hal-hal yang berkaitan dengan iklim investasi.

Reformasi struktural yang diperhatikan tentang aspek-aspek hubungan industrial perburuhan, infrastruktur termasuk listrik dan pelabuhan, jalan, perizinan, dan `high cost` ekonomi karena korupsi. Jika hal-hal tersebut dapat dilakukan, maka Indonesia bisa membangun kepercayaan investor.

Selain itu, Bank Indonesia akan terus memantau kondisi sektor perbankan nasional meskipun dari segi tata kelola dan manajemen resiko, keadaannya jauh lebih baik dibandingkan krisis yang terjadi pada 1997-1998.

Agus juga mengungkapkan bahwa kondisi perbankan Indonesia di 2013 ini jauh lebih sehat, dirinya optimis bank skala besar menengah kecil dalam keadaan baik dan akan dipantau terus, karena Agus melanjutkan, pihaknya tidak ingin kelemahan terjadi di sistem perbankan.

Redaksi