Umumnya, orang yang kurang tidur akan merasa lemas dan lelah. Tapi, jika anak-anak yang mengalaminya, mereka justru menjadi hiperaktif, Brava Listeners. Mengapa begitu?
Kurangnya tidur berkualitas pada anak dapat menimbulkan masalah perilaku dan emosi anak dan bisa menyebabkan gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Tidak sedikit dokter anak yang salah diagnosa karena menganggap seorang anak menderita ADHD, padahal ia hanya kurang tidur.
Seperti dilansir Huffington Post, penelitian yang telah mensurvey 2.500 anak berusia enam hingga lima belas tahun, menemukan bahwa anak yang mengalami susah tidur cenderung menjadi hiperaktif, implusif dan agresif. Kebetulan temuan tersebut sama dengan gejala ADHD.
Pada penelitian lain, masalah tidur pada anak ternyata memang bisa memicu gejala ADHD. Ini karena tak seperti orang dewasa yang merasa lelah dan melamban saat mengantuk, anak kecil cenderung hiperaktif dan eksplosif sebagai kompensasi rasa lelahnya.
Kurang tidur pada anak juga bisa menyebabkan obesitas dan diabetes. Tidur melancarkan sistem neuroendocrine dan metabolisme glukosa, jadi saat mereka kurang tidur, proses vital ini menjadi berantakan. Ini bisa menyebabkan keinginan akan konsumsi makanan manis dan lapar yang berlebihan.
Penyakit juga bisa disebabkan kurangnya tidur pada anak, karena tidur menjaga sistem imunitas pada anak. Ini kenapa vaksinasi akan diserap lebih baik oleh anak yang tidur cukup ketimbang sebaliknya.
Jadi, agar anak Anda tak mengalami gejala ADHD, mulailah melatih mereka disiplin dengan waktu tidur mereka.
[Sumber: 90.4 Cosmopolitan FM | Foto: Huffingtonpost.com]
- Harper’s Bazaar Indonesia Asia NewGen Fashion Award (ANFA) kembali hadir di tahun 2024! - Mar 7, 2024
- Farah Tubagus - Dec 22, 2023
- Joshua Nafi - Dec 22, 2023