Ini Penjelasan Pajero Sport dan Fortuner Tak Aman Dipacu Kecepatan Tinggi Di Jalan Tol

7437
Ini Penjelasan Pajero Sport dan Fortuner Tak Aman Dipacu Kecepatan Tinggi Di Jalan Tol

Mobil SUV ladder frame seperti Mitsubishi Pajero Sport dan Toyota Fortuner seketika menjadi ramai diperbincangkan setelah kecelakaan lalulintas di KM 672 ruas Tol Nganjuk, Jawa Timur, yang menewaskan Vanessa Angel dan suaminya Febri Andriansyah. Banyak yang menyebut bahwa Pajero Sport dan Fortuner memang rawan bila dipacu dengan kecepatan tinggi.

Menurut pengakuan sang sopir yang membawa Vanessa dan keluarga, bahwa ia melaju dengan kecepatan 120 km/jam di jalan tol menggunakan Mitsubishi Pajero Sport Ultimate. Hal inilah yang memicu terjadinya kecelakaan hingga membuat almarhumah, Vanessa Angel terpental jauh dari mobil.

Seperti diketahui, batas kecepatan maksimal dalam berkendara di jalan tol adalah 100 km/jam untuk tol luar kota, sementara untuk tol di dalam kota batas maksimal 80 km/jam. Kecepatan hingga 120 km/jam yang dikendarai sopir Vanessa Angel jelas melanggar aturan yang telah ditetapkan.

Ini Penjelasan Pajero Sport dan Fortuner Tak Aman Dipacu Kecepatan Tinggi Di Jalan Tol

Selain itu, ternyata Mobil SUV ladder frame seperti Mitsubishi Pajero Sport dan Toyota Fortuner memang bukan diperuntukkan untuk digunakan dengan kecepatan tinggi. Apabila kecepatan tidak terkendali maka akan mengakibatkan gangguan kestabilan secara dimensi, dengan ground clearance yang tinggi.

Instruktur dan founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu menjelaskan bahwa mobil mobil SUV seperti Pajero Sport dan Fortuner rentan hilang kendali apbila dipaksa untuk melaju dengan kehilangan tinggi. Hal ini mengingat secara dimensi memang mobil tersebut tidak dirancang untuk didesain seperti mobil balap.

“Secara dimensi, semakin tinggi kendaraan (ditambah kecepatan tinggi) semakin labil kendaraan tersebut. Kecepatan semakin tinggi laju kendaraan, maka semakin rentan dia hilang kendali. Karena pusat berat tinggi maka membuat benda-benda itu rentan dengan kestabilan,” kata Instruktur dan founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu dikutip dari detikcom.

Baca Juga : Selain Kain Lap, Ini Produk Aneh Yang Pernah Dijual Apple

Namun begitu, diungkap Jusri kembali lagi terhadap orang yang mengemudikan mobil tersebut. Apalagi jika melaju dikecepatan 120 km/jam ke atas.

“Kalau kita mau mengemudi maka mengemudilah sesuai kondisi. Kondisi apa? Kondisi kendaraan, kondisi manusianya, kondisi cuaca, lingkungan. Begitu kondisinya nggak ideal ya sesuaikan cara mengemudi kita,” ujar Jusri.

“Kalau kita mengendarai sesuai dengan aturan yang ada, sesuai dengan kondisi yang ada (manusia, kendaraan, lingkungan, cuaca), maka kecelakaan (bisa saja diminimalisir). Kembali lagi, the man behind the steering wheel adalah kata kunci dari keselamatan sebuah perjalanan. Jadi bukan kendaraannya,” tambahnya.

 

Penulis : Rifqi Fadhillah

Redaksi