Inilah Bisnis Orang Terkaya Termuda di Dunia yang Baru Berusia 19 Tahun

800
Inilah Bisnis Orang Terkaya Termuda di Dunia yang Baru Berusia 19 Tahun

Menurut perhitungan Forber terbaru, terdapat sekitar 2.668 orang yang berstatus sebagai triliuner alias orang terkaya di dunia pada tahun 2022. Dari daftar tersebut, seorang bernama Kevin David Lehmann telah menjadi orang terkaya termuda di dunia dengan usia 19 tahum.

Kevin David Lehmann masuk sebagai miliader termuda dengan total kekayaan US$ 2,6 miliar atau sekitar Rp 37,3 triliun. Dirinya menduduki peringkat ke-1270. Pada daftar 12 orang terkaya termuda di bawah 30 tahun versi Forbes, Kevin David Lehmann berhasil berada di posisi pertama. Brava Listeners pasti penasaran dengan bisnis apa yang dilakukan oleh anak berusia 19 tahun itu? Simaka ulasan lengkapnya berikut ini.

Inilah Bisnis Orang Terkaya Termuda di Dunia yang Baru Berusia 19 Tahun

Orang terkaya termuda di dunia itu ternyata merupakan pengusaha asal Jerman yang meraup pundi-pundi uang melalui bisnis obat. Dirinya menjadi pewaris 50% saham jaringan farmasi Jerman, yakni Drogerie Markt (dm), pada usia 14 tahun, tetapi tetap di bawah perwalian sampai usianya yang ke-18.

Inilah Bisnis Orang Terkaya Termuda di Dunia yang Baru Berusia 19 Tahun

Perusahaan Drogerie dibangun pada tahun 1973 ketika Goetz Werner membuka toko pertamanya di Karlsruhe, Jerman. Pada tahun 1974, ayah Kevin David Lehmann, yakni Guenther, yang saat itu menjalankan jaringan toko kelontong Pfannkuch keluarganya mulai berinvestasi di Drogerie Markt. Sampai saat ini, jaringan farmasi itu telah memiliki sekitar 3.700 gerai.

Baca Juga: Berikut Waktu yang Tepat 8 Gelas Air Putih Saat Puasa

Pada 2017, Guenther mengalihkan kepemilikan 50% sahamnya kepada Kevin David. Meski begiut, baik Kevin David maupun ayahnya tidak terlibat secara operasional dalam Drogerie Markt. Forbes menuliskan, salah satu filosofi dari perusahaan ini adalah memastikan kesejahteraan karyawan membawa kesuksesan jangka panjang yang lebih besar bagi perusahaan.

 

Penulis: Fadia Syah Putranto

Redaksi