Lebih Baik Sikat Gigi Elektrik atau Manual? Ini Penjelasan Lengkapnya

17
Sumber: gettyimages

Menjaga kesehatan gigi dan mulut tidak bisa dipisahkan dari upaya menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Namun, saat memilih sikat gigi, baik manual maupun elektrik, banyak orang masih bertanya-tanya: manakah yang lebih baik? Pada dasarnya, baik sikat manual maupun elektrik memiliki keunggulan dan keterbatasan masing-masing, yang penggunaannya perlu disesuaikan dengan kondisi gigi, kebiasaan, serta kebutuhan individu.

Sikat gigi manual modern mulai dikenal sejak akhir abad ke-18, ketika William Addis memperkenalkannya di Inggris. Sejak kemunculannya, rancangan sikat manual relatif tidak banyak berubah, yakni berupa gagang sederhana dengan bulu sikat nilon. Kesederhanaan desain ini membuatnya bertahan hingga kini sebagai alat pembersih gigi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.

Sebaliknya, inovasi sikat gigi elektrik muncul di Swiss pada tahun 1954 melalui produk bernama Broxodent. Perkembangan signifikan terjadi pada dekade 1990-an ketika produsen mulai menambahkan berbagai teknologi baru, termasuk sistem rotasi osilasi, getaran sonik, dan bahkan ultrasonik. Saat ini, sikat gigi elektrik telah mengalami kemajuan lebih jauh dengan hadirnya fitur sensor pintar, konektivitas dengan aplikasi, hingga teknologi yang dikembangkan dengan prinsip keberlanjutan.

Salah satu aspek terpenting dalam memilih sikat gigi adalah efektivitasnya dalam membersihkan plak sekaligus menjaga kesehatan gusi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sikat gigi elektrik cenderung memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan sikat manual.

Studi jangka panjang yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Periodontology menemukan bahwa penggunaan sikat elektrik selama lebih dari sepuluh tahun berkaitan dengan kondisi gusi yang lebih sehat, berkurangnya risiko kehilangan gigi, serta lebih sedikit penumpukan karang gigi.

Studi dari Cochrane Review tahun 2014 juga menyatakan hal yang sama: sikat gigi elektrik bisa membersihkan plak 21 persen lebih baik dan mengurangi radang gusi sekitar 11 persen hanya dalam waktu tiga bulan penggunaan.

Meski demikian, efektivitas sikat manual tidak bisa diabaikan. Menurut American Dental Association (ADA), faktor yang lebih menentukan adalah teknik menyikat, bukan semata-mata jenis sikat yang dipilih. Jika dipakai dengan teknik yang tepat, seperti memiringkan sikat 45 derajat, membuat gerakan melingkar lembut, dan menyikat selama dua menit, sikat manual bisa sama efektifnya dengan sikat elektrik.

Tidak semua sikat gigi elektrik memiliki cara kerja yang sama karena masing-masing dirancang dengan teknologi berbeda. Varian yang paling banyak beredar adalah tipe rotary atau oscillating-rotating. Sikat ini memiliki kepala yang berputar maju-mundur untuk mengangkat plak dan biasanya dijual dengan harga cukup terjangkau.

Ada juga sikat gigi tipe sonik, yang bergetar sangat cepat, sampai puluhan ribu kali dalam semenit. Getaran ini menciptakan aliran mikro yang membantu membersihkan kotoran di sela-sela gigi dengan lebih efektif.

Jenis lain yang lebih canggih adalah sikat ultrasonik yang memanfaatkan gelombang dengan frekuensi di atas 20.000 Hz untuk menghancurkan biofilm plak, bahkan hingga lima milimeter di bawah garis gusi. Tipe ultrasonik biasanya ditujukan untuk perawatan gigi khusus dan harganya relatif lebih mahal dibandingkan jenis sikat elektrik lain.

Sikat gigi elektrik hadir dengan berbagai fitur tambahan yang dirancang untuk mendukung kebiasaan menyikat gigi menjadi lebih optimal. Banyak sikat gigi elektrik punya fitur tambahan, seperti timer otomatis, sensor tekanan, sampai pengingat untuk ganti kepala sikat. Buat anak-anak, lansia, atau orang dengan keterbatasan motorik, fitur ini sangat membantu karena bikin menyikat gigi jadi lebih gampang tanpa harus pakai banyak tenaga atau gerakan yang rumit.

Lebih Baik Sikat Gigi Elektrik atau Manual? Ini Penjelasan Lengkapnya
Sumber: gettyimages

Sebaliknya, keunggulan utama sikat gigi manual terletak pada kesederhanaannya. Sikat gigi manual tidak memerlukan baterai maupun proses pengisian daya, sehingga lebih praktis dibawa ke mana saja dan hanya membutuhkan biaya tambahan berupa penggantian berkala setiap beberapa bulan.

Dari sisi harga, perbedaan antara sikat manual dan elektrik cukup mencolok. Sikat manual biasanya ditawarkan dengan harga yang sangat terjangkau, yakni sekitar Rp10.000 hingga Rp50.000, serta mudah diperoleh di berbagai toko maupun apotek.Sebaliknya, sikat elektrik biasanya ditawarkan dengan harga mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, belum termasuk biaya tambahan untuk mengganti kepala sikat yang relatif mahal.

Meski demikian, tidak sedikit orang yang menganggap pengeluaran tersebut sebagai bentuk investasi yang sepadan, terutama jika dibandingkan dengan manfaat jangka panjang dalam mencegah kerusakan gigi serta mengurangi biaya perawatan gigi di kemudian hari.

Saat ini, banyak orang juga mulai memikirkan dampak lingkungan ketika memilih sikat gigi. Sikat manual umumnya dibuat dari plastik sekali pakai, meskipun belakangan sejumlah produsen mulai menghadirkan alternatif berbahan bambu atau material lain yang lebih ramah lingkungan.

Berbeda dengan sikat manual, sikat elektrik bisa menghasilkan sampah elektronik karena memakai baterai, charger, dan mesin kecil di dalamnya. Meski kepala sikat bisa diganti, daur ulang bagian elektroniknya masih sulit dilakukan, sehingga jadi tantangan bagi kelestarian lingkungan.

Para dokter gigi, baik di Indonesia maupun di luar negeri, umumnya sepakat soal efektivitas sikat gigi. Menurut sejumlah ahli, sikat elektrik memang lebih baik dalam mengurangi plak, tapi sikat manual juga bisa sama efektifnya asal dipakai dengan teknik yang tepat dan rutin.

Senada dengan itu, organisasi internasional seperti British Dental Health Foundation dan American Dental Association menekankan bahwa keberadaan fitur pada sikat elektrik sangat membantu menjaga durasi menyikat sesuai rekomendasi, terutama bagi individu yang sering menyikat gigi dengan durasi terlalu singkat atau tanpa ketelitian yang memadai.

Sikat gigi elektrik terbukti memberikan hasil yang lebih baik dalam mengurangi penumpukan plak, menjaga kesehatan gusi, serta memudahkan pengguna dengan keterbatasan motorik. Namun, biaya yang diperlukan cenderung lebih besar dan penggunaannya menghadirkan persoalan tersendiri dari sisi lingkungan. Sebaliknya, sikat gigi manual tetap menjadi opsi yang sederhana, terjangkau, dan efektif asalkan digunakan dengan teknik menyikat yang benar.

Pada akhirnya, pilihan terbaik adalah jenis sikat gigi yang membuat pengguna merasa nyaman dan dapat digunakan secara konsisten untuk merawat kebersihan mulut. Mau pakai sikat gigi manual atau elektrik, yang paling penting tetap menjaga kebiasaan sikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride, rutin memakai benang gigi, dan sesekali periksa ke dokter supaya gigi tetap sehat dalam jangka panjang.