Musim pancaroba atau peralihan dua musim sering memicu berbagai penyakit. Mulai dari flu, batuk, panas dalam, sinusitas, penyakit autoimun (HIV), penyakit kronis (diabetes), asma sampai alergi. Alhasil, banyak aktivitas atau produktivitas seseorang terganggu.
Meski begitu, sebenarnya hal mendasar yang menyebabkan kondisi tersebut bisa terjadi? Dijelaskan dokter spesialis penyakit dalam, dr. Laurentius Aswin Pramono, Sp.PD, M.Epid, bahwa peralihan antara musim kemarau dan hujan membuat cuaca jadi ekstrem, di mana terjadi perubahan suhu udara secara konstan dan angin sangat kencang.
Efeknya, serbuk sari dan bakteri atau virus mudah berterbangan atau berkembang. Sehingga membuat orang yang punya riwayat asma menjadi kambuh asmanya, ataupun seseorang jadi mengalami flu-dan batuk.
“Atau Anda juga bisa bilang, di musim ini virusnya jadi agresif. Dan inilah kenapa orang di musim ini lebih banyak orang yang sakit,” terangnya dalam acara diskusi bersama Forum Ngobras, “Mencegah Panas Dalam di Musim Pancaroba” bersama Larutan Cap Kaki Tiga, di Hongkong Cafe, Sudirman, Senin (3/9/2017)
Di samping itu, tambahnya, faktor sistem kekebalan tubuh seseorang juga mempengaruhi. Bila Anda sedang dalam kondisi tidak fit, jadi lebih rentang terkena penyakit.
“Kalau imunitas tubuh kita bagus, bakteri atau virus apapun tidak bisa gampang bersarang di tubuh kita,” terangnya.
[sumber Fitness For Men Indonesia | foto medclient.com]
Brava Listeners, terus dengarkan Brava Radio melalui streaming di sini atau download melalui iOS dan Google Play Store.
Baca juga:
5 Destinasi petualangan di tahun 2018
Kurus? Tidak harus dengan diet!
5 Fakta unik tentang negara Qatar
- Harper’s Bazaar Indonesia Asia NewGen Fashion Award (ANFA) kembali hadir di tahun 2024! - Mar 7, 2024
- Farah Tubagus - Dec 22, 2023
- Joshua Nafi - Dec 22, 2023