Trip organizer ini juga berfokus pada destinasi domestik sampai 2 tahun kedepan. Untuk strategi bisnis, Vindhya menjelaskan bahwa pemilihan tempat adalah salah satunya.
Dalam menyeleksi destinasi, ia menawarkan tempat yang belum ditawarkan oleh biro lain. Selain itu Vindhya mengatakan dalam memilih destinasi ia menekankan bahwa tempat tersebut harus memiliki nilai unggul dan bisa ditempuh sampai 5 hari, maksimal.
Tempat yang dijadikan destinasi oleh Ibu Penyu terkadang memiliki kekurangan seperti sulit dijangkau dan infrastruktur yang tidak memadai. Namun hal tersebut bukan penghalang dalam open trip ini.
“Peserta yang mau ikut biasanya karena memang mereka mau ke sana bukannya ikut-ikutan. Di awal kita sudah jelasin keadaannya, seperti infrastruktur yang kurang memadai dan lainnya,” ungkap Vindhya.
Keunggulan dari open trip adalah rencana perjalanannya yang tidak terlalu ketat namun juga tidak terlalu bebas. Dalam Ibu Penyu, peserta bisa menentukan tujuannya sendiri. Seringkali juga menggunakan guide lokal yang bisa dibagi ke dalam beberapa kelompok.
Pengalaman paling seru adalah road trip Flores. Perjalanan dilakukan melalui jalur darat dengan tujuan Labuan Bajo. Sebelumnya Vindhya sudah melakukan survey dan melihat bahwa rumah sakit terdekat cukup jauh. Jadi ia menyarankan para pesertanya untuk membawa obat-obatan yang diperlukan.
Mengapa memilih Flores, karena dirasa Flores memiliki pemandangan yang bagus. Selain itu budayanya serta orang-orang lokal juga baik. Karena hal tersebut, Flores dipilih sebagai destinasi favorit oleh Ibu Penyu.
Persaingan dalam bidang biro perjalanan dirasa Vindhya cukup ketat belum lagi beberapa biro yang sampai “membanting” harga. Di Indonesia sendiri ada 400 trip organizer yang ketahuan dengan fokusnya masing-masing.
Vindhya berharap ada banyak trip organizer yang mulai mengunjungi destinasi terpencil. Hal tersebut merupakan nilai plus bagi pariwisata Indonesia, karena tempat tersebut akan terekspos akhirnya dan menjadi destinasi wisata baru.
Akhir kata, Vindhya mengatakan kunci eksistensi dari Ibu Penyu.
“Karena dari awal sudah fokus dengan laut, jadi banyak orang yang udah ‘ngeh’ dengan Ibu Penyu. Selain itu open trip dengan peserta yang nggak banyak dan ada free time buat mereka. Juga Ibu Penyu menekankan bahwa kita adalah teman jalan. Jadi kita cuma kasih tau bahwa tempat itu bagus, bukan menjelaskan sejarahnya tempat itu.”
Ingin tahu lebih lengkap tentang destinasi-destinasi selanjutnya, dengarkan terus Travel Talk untuk kisah seputar travelling yang menarik bagi Anda setiap Jumat jam 7 malam di 103.8 FM Brava Radio,
[teks onne | foto pergidulu.com]
- Harper’s Bazaar Indonesia Asia NewGen Fashion Award (ANFA) kembali hadir di tahun 2024! - Mar 7, 2024
- Farah Tubagus - Dec 22, 2023
- Joshua Nafi - Dec 22, 2023