Pemimpin ASEAN Sepakat Hapus Segala Bentuk Kekerasan pada Perempuan dan Anak

41

Para pemimpin negara-negara ASEAN secara bersama-sama mengakui bahwa tindak kekerasan telah terjadi dan berpengaruh terhadap korban dari segala tingkatan umur dan dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Deklarasi itu menegaskan, kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan terhadap anak, terjadi dengan terlepas dari tahapan dari siklus kehidupan, baik itu di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di area publik atau area pribadi (termasuk dunia maya) sebagai hasil dari bias gender, diskriminasi dan kebiasaan berbahaya lainnya yang harus dihilangkan.

Sultan Hassanal Bolkiah yang memimpin para Kepala Pemerintahan ASEAN yang hadir dalam KTT itu juga mengungkapkan soal kebutuhan untuk memperkuat “pendekatan secara holistik dan multidisiplin” dalam rangka memajukan hak asasi perempuan dan anak bersandingan dengan pendekatan yang responsif gender dan responsif umur, sekaligus sensitif pada anak.

Deklarasi Penghapusan segala Bentuk Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak dalam lingkup ASEAN menyatakan, bahwa pendekatan yang dimaksud, di dalamnya harus terdapat mekanisme investigasi (investigating), penuntutan (prosecuting), penghukuman (punishing) dan -jika dinilai wajar- merehabilitasi (rehabilitating)pelakunya.

Para korban dan para survivors harus diberikan akses pada keadilan, bantuan hukum, perlindungan, layanan kesejahteraan sosial , edukasi dan layanan kesehatan pada saat yang sama. Pelayanan ini harus juga menyertakan mekanisme peer-to-peer, rehabilitasi, recovery, dan reintegrasi para korban dan para survivors pada masyarakat.

Selain dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, KTT ke-23 ASEAN ini dihadiri oleh PM Kamboja Samdech Akka Moha, PM Laos Thongsing Thammavong,  PM Malaysia Najib Tun Abdul Razak, Presiden Myanmar Thein Sein, Presiden Filipina Benigno S. Aquino III,  PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Thailand Yingluck Shinawatra, dan PM Vietnam Nguyen Tan Dung.

KTT ASEAN ini membahas tiga topik utama, yakni Komunitas ASEAN 2015, peran sentral ASEAN dan hubungannya dengan kawasan lain, serta isu-isu regional dan internasional terkini. Demikian kabar yang dikutip dari Setkab.go.id.

Redaksi