Ulasan pertandingan finaldi Piala Dunia 2022 antara Argentina vs Prancis tidak hanya diamati oleh para pecinta sepakbole Brava Listeners.
Melalui beberapa penelitian, para ahli dari berbagai universitas menyebut beberapa faktor yang menentukan sukses atau tidaknya tendangan penalti. Hal ini diteliti setelah Argentina keluar sebagai juara Piala Dunia 2022 usai mengalahkan Prancis lewat babak adu penalti dengan skor 4-2 setelah bermain imbang 3-3 hingga perpanjangan waktu di Lusail Stadium, Qatar.
Di babak adu penalti, dua eksekutor Prancis: Kingsley Coman dan Aurelien Tchouameni gagal menuntaskan tugasnya. Sementara itu, empat eksekutor Argentina masing-masing Lionel Messi, Paulo Dybala, Leandro Paredes, dan Gonzalo Montiel sukses.
Sebuah penelitian oleh Max Slutter dan Nattapong Thammasan dari University of Twente menyebut ada perbedaan aktivitas otak antara eksekutor penalti yang sukses dengan yang tidak. Hal tersebut diperoleh Max usai melakukan eksperimen pengukuran aktivitas otak terhadap pemain sepak bola selama tendangan penalti.
Nattapong dan Slutter melakukan studinya lewat eksperimen terhadap 22 sukarelawan untuk menendang penalti. Dalam artikel mereka di jurnal Frontiers, para ahli menyebut sukarelawan itu berasal dari pemain profesional hingga amatir yang diharuskan mengambil 15 tendangan penalti.
Menggunakan teknik functional near-infrared spectroscopy (fNIRS), mereka lalu mengukur aktivitas otak para sukarelawan. Caranya adalah, para sukarelawan harus memakai headset, dan dapat mengukur aktivitas otak mereka saat bergerak.
Para sukarelawan juga mencoba tendangan penalti di situasi berbeda mulai dari santai seperti tanpa kiper, melawan kiper yang ramah hingga dalam tekanan tinggi seperti melawan kiper yang mengganggu dan ada yang trofi yang dilombakan.
“Ketika pemain yang kurang pengalaman gugup, mereka membiarkan aktivasi temporal korteksnya meningkat yang bisa berindikasi bahwa mereka terlalu memikirkan situasinya dan mengabaikan skill mereka sendiri,” tulis para ahli.
“Di samping itu, aktivasi korteks temporal kiri terlihat lebih tinggi jika para pemain tak berpengalaman sukses mencetak gol penalti,” tulisnya lagi.
Selain itu, sebuah studi oleh Geir Jordet dari Norwegian School of Sport Science menunjukkan status sebagai pemain bintang bukan jaminan penalti akan mulus. Sebaliknya, dalam risetnya seperti dikutip dari Telegraph, Jordet menemukan tingkat kesuksesan pemain bintang mengeksekusi penalti hanya sekitar 63 persen.
Baca Juga: Argentina Bawa Pulang Rp655,8 Miliar Setelah Juara Piala Dunia 2022
Adakah faktor lain yang menyebabkan Prancis kalah dari Argentina saat adu penalty versi Brava Listeners?
Source: cnn Indonesia.com
- Harper’s Bazaar Indonesia Asia NewGen Fashion Award (ANFA) kembali hadir di tahun 2024! - Mar 7, 2024
- Farah Tubagus - Dec 22, 2023
- Joshua Nafi - Dec 22, 2023