Dalam The Captain bersama Ferdi Hasan dengan narasumber, Syam Resfiadi, selaku Direktur utama PT. Patuna Mekar Jaya atau Patuna Umroh dan Haji Travel, yang akan membahas seputar bisnis umroh dan ibadah haji.
Q: Apa perbedaan di bulan Suci Ramadhan dengan bulan-bulan lainnya?
A: Memang di bulan suci Ramadhan ini ada sebuah hadist yang menyatakan kalau kita berumrah di bulan Ramadhan, Insha Allah pahalanya sebesar pahala haji.
Sehingga banyak orang mengambil kesempatan untuk bisa berumrah di bulan Ramadhan. Tetapi sayangnya, walaupun permintaan banyak, Ramadhan ini sudah menjadi milik para lokal penduduk yang ada di kota Mekah dan Arab Saudi umumnya.
Sehingga ketika bulan Ramadhan masuk, visa-visa umrah di seluruh dunia sedikit dibatasi kuotanya, karena diperkirakan nanti hotel-hotel atau akomodasi yang ada di Mekah maupun Madinah itu tidak bisa menampung rasnya orang-orang lokal.
Kalau dilihat dari antusiasnya memang luar biasa. Karena melihat dari juga ada dasar latar belakang hadist tadi. Kita coba antisipasi dan persiapkan sudah dari jauh hari, sekitar 2-3 bulan sebelum bulan Ramadhan ini, agar para peminat bulan Ramadhan sudah bisa menyiapkan biaya maupun persiapan untuk berangkat kapannya, cutinya dan segala macam untuk melaksanakan umrah bulan Ramadhan.
Alhamdulillah, untuk bulan ini kita di program awal Ramadhan 10 hari pertama, 10 hari kedua, kita sudah penuhi semua target penjualan kita.
Q:Bagaimana koordinasi dengan pihak rekan Patuna yang berada di Mekah dan juga Madinah?
A: Staf kita disana sudah terbiasa sebelum Ramadhan bahkan dari tahun-tahun sebelumnya tentunya untuk melihat bagaimana landscape dan situasi di kota Mekah maupun Madinah. Yang banyak berubah mungkin Mekah ya, kalau Madinah tidak terlalu banyak berubah masih seperti sebelum-sebelumnya.
Nah, untuk di Mekah ini kita juga memilih beberapa akomodasi yang kita anggap memudahkan kita dalam mengatur atau menyiapkan jamaah untuk bisa ke Masjid, juga saat menjemput jamaah pada saat harus check in check out di hotel.
Jadi kita jangan mengambil satu hotel yang memang sulit untuk kita masuki dalam pada saat kita sedang mau ziarah, sedang mau check in, sedang mau check out karena relatif pada saat sebelum bulan Ramadhan orang banyak yang i’tikaf. I’tikaf itukan tidak hanya malam, betul-betul berada di dalam Masjid.
Hanya keperluan-keperluan tertentu yang harus keluar Masjid dan setelah itu mereka ada di Masjid itu. Begitu padatnya di sekitar Masjid, terutama di Masjidil Harom sehingga persiapan kita adalah bahwa mencari akomodasi yang relatif memudahkan kita dan juga memudahkan para jamaah kita.
Q: Dimana saat ini posisi bisnis travel umrah dan haji Indonesia berada?
A: Persaingan kita di sekitar di negara Asian untuk masalah umrah ini, kita di dunia sekarang tahun ini masuk di urutan kedua. Pengirim jamaah umrah ke Arab Saudi.
Yang pertamanya adalah Pakistan. Nah kenapa kita sekarang naik jadi peringkat nomer 2, dikarenakan tahun ini sudah mulai ada peraturan dari menteri Arab Saudi disana. Siapapun yang pernah umrah pertama itu akan mendapat visa gratis. Tetapi apabila dia datang sejak tahun ini dan kedepan sampai batas yang belum ditentukan, mereka akan kena charge 2000 real untuk mengulangi yang kedua, ketiga dan seterusnya.
Nah ini diprotes oleh satu negara, terutama negara Mesir. Sampai sekarang negara Mesir hanya sedikit mengirim Jamaah sekitar 200.000, Indonesia sudah masuk di angka 700.000, dan Pakistan sudah masuk di angka 1.200.000 penduduk yang kesana. Tinggal dibandingkan untuk Asean, relatif jauh sekali. Bahkan beberapa negara Asean itu menjual produknya ke Indonesia. Di sekitar negara-negara yang dekat dengan mereka.
Q: Strategi apa yang diterapkan Patuna sehingga bisa bertahan bahkan berkembang?
A: Mulai dibangunnya Patuna oleh orangtua saya kebetulan dengan partner dan teman-temannya waktu itu sejak tahun 1975. 1972 beliau berkecimpung di bidang travel biro atau biro perjalanan wisata yang di dalamnya ada sangkutan dengan nama Patuna itu sendiri. Mereka berkonsorsium dikumpulkanlah 3 travel besar waktu itu menjadi nama Patuna.
3 travel besar itu adalah Pan travel dari Pa-nya, Tunas travel dari Tu-nya, dan Natrabu atau National Travel Biro Na-nya. Sehingga dari 3 gabungan travel besar itu namanya diambil dan disingkat menjadi nama Patuna. Para CEO waktu itu berkumpul dibawah naungan pimpinan ayah saya sehingga berkembanglah PT ini walaupun belum berupa biro perjalanan menjajaki peluang bisnis untuk sektor Timur Tengah terutama Arab Saudi waktu itu.
Ternyata berkembang dan berkembang kita memfokuskan hanya untuk menjual atau melayani jasa bidang ibadah umrah dan haji saja. Awalnya kita dengan TKI, eksport import dan segala macam kebutuhan penduduk Indonesia yang ada di Arab Saudi tetapi akhirnya kita mengkristal hanya mengurusi umrah dan haji.
Nah, sejak tahun 1983 ada peraturan dimana penyelenggara umrah dan haji itu harus berupa biro perjalanan umum atau yang sekarang dikenal dengan biro perjalanan wisata. Akhirnya kita yang waktu itu hanya PT biasa sajapun merubah menjadi sebuah biro perjalanan mendaftarkan diri ke departemen pariwisata.
Alhamdulillah, 1984 kita keluar PT-nya, izin pariwisatanya dan kita langsung mendapat izin untuk menjadi penyelenggara haji dan sejak itu lah berkembang Patuna menjadi perusahaan keluarga sampai sekarang. Saya termasuk generasi kedua dari Patuna yang diamanati untuk menjaga amanah ini melayani tamu-tamu Allah untuk pergi umrah maupun pergi haji.
Q: Bagaimana Patuna menyeimbangkan kedua hal antara keagamaan dengan bisnis yang menggiurkan?
A: Tentunya kita punya strategi-strategi tertentu untuk survive di dunia bisnis umrah ini. Pertama memang nama kami sudah pelopor dari dunia bisnis ini sehingga tidak sulit untuk mempertahankan, memperkenalkan, dan mengembangkannya.
Sehingga dengan mempositioningkan Patuna di satu posisi yang menengah ke atas, tidak diatas tidak dibawah, Alhamdulillah ini sudah terealisasi.
Hampir semua orang yang kenal nama Patuna pasti menyebut Patuna mahal padahal kita punya variasi produk yang cukup banyak sehingga untuk mengakali atau membuat kita survive kita juga akan menjual produk-produk yang relatif menengah kebawah.
Q: Dengan adanya kasus-kasus penundaan keberangkatan umrah, bagaimana Anda menanggapi hal tersebut?
A: Sebenarnya kasus ini berjalan sejak di akhir-akhir saja pada saat dimana orang umrah itu sudah menjadi trend sehingga seperti kita ketahui kalau sudah menjadi kebutuhan banyak orang yang menyalahgunakan kebutuhan ini dari konsumen.
Ada 2 kategori saya menilainya, pertama dia sengaja menipu si calon jamaah karena memang niatnya sudah mau menipu. Yang kedua adalah dia terpaksa melakukan kejadian yang tidak diinginkan seperti jamaah tidak berangkat karena sistem yang digerakkan tidak sesuai dengan aturan logika positif kita.
Q: Apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah untuk meningkatkan pelayanan bagi para jamaah Haji dan Umrah?
A: Dalam hal haji, Pemerintah memang berperan besar dalam membantu memberangkatkan jamaah Indonesia ke Arab Saudi. Di Haji, Pemerintah sudah selalu hampir setiap tahun meningkatkan pelayanannya. Kita bisa lihat dari peningkatan-peningkatan terutama dari segi akomodasi dan meals atau makan.
Kalau transportasi, Pemerintah Arab Saudi juga meningkatkan. Jadi tanpa kita minta mereka juga sudah meningkatkan di tahun ini sudah dibatasi bis-bis atau transportasi yang digunakan selama musim haji tidak boleh yang lebih tua dari tahun 2013.
Jadi minimum lama itu harus sudah 4 tahun atau 5 tahun dari tahun keberangkatan. Kalau dari makanan, Pemerintah hampir setiap tahun sudah meningkatkan sampai mungkin suatu saat nanti jamaah itu betul-betul sudah tidak perlu masak dan tidak perlu lagi mencari makanan keluar hotel karena sudah disiapkan di semua hotel.
Sementara di haji khusus di swasta kita sudah selalu meningkatkan pelayanan tersebut. Bahkan kita mengikuti perkembangan dari hotel-hotel terbaru yang ada di Mekah maupun di Madinah dan itu kita ikuti.
Begitu juga dengan umrah, kita punya batasan standar minimum pelayanan dari Pemerintah dimana kita tidak boleh menyelenggarakan dengan hotel dibawah bintang 3 dengan jarak tidak boleh jauh dari 500 meter dari halaman masjid.
Brava Listeners, terus dengarkan Brava Radio di 103.8 FM atau bisa melalui streaming di sini.
[teks Miranti | foto dok. Brava Radio]
Baca juga:
Tetap awet muda dengan rutin berolahraga
Tontowi/Liliyana meraih kemenangan di Indonesia Open 2017
Daftar suplemen yang wajib Anda miliki bulan ini
- Harper’s Bazaar Indonesia Asia NewGen Fashion Award (ANFA) kembali hadir di tahun 2024! - Mar 7, 2024
- Farah Tubagus - Dec 22, 2023
- Joshua Nafi - Dec 22, 2023