The Captain: Cerita sukses Air Asia jadi yang terbaik sedunia

291
AirAsia
AirAsia

Ada anggapan, low-cost carrier kurang aman, karena sering disangkutpautkan dengan perawatan yang seadanya. Bagaimana tanggapan Anda?
“Definisi low-cost carrier itu bukan berarti dari sisi biaya operatornya, tapi lebih ditujukan ke penumpangnya. Bagi penumpang ada 2 maskapai, ada maskapai full service, dia beli tiket mendapatkan semua fasilitas. Kemudian ada jenis maskapai yang penumpangnya bisa membayar apa yang dia butuhkan saja. Di sini definisi dari low-cost carrier. Jadi tidak terkait dengan masalah perawatan dan operasional pesawat. Airlines sendiri merupakan bisnis yang sangat diatur ketat, termasuk maintenance yang diawasi secara ketat. Tidak ada room untuk bermain di situ.”

Strategi apa yang Anda lakukan untuk mempertahankan predikat sebagai maskapai low-cost carrier terbaik?
“Tentu saja kita harus tetap berinovasi. Saat ini kita sudah ada e-boarding pass. Jadi penumpang kami lewat aplikasi mobile phone bisa langsung melakukan check-in, kemudian dengan handphone-nya bisa menunjukkan sampai ke gate lalu duduk. Jadi nggak perlu print kertas. Dan sebentar lagi, selain di Bandara Soekarno-Hatta, sistem ini akan kita terapkan di airport-airport lainnya.”

Di mana posisi AirAsia Indonesia bila dibandingkan dengan yang ada di Malaysia, Thailand, dan Filipina?
“Dari sisi peringkat kita masih di bawah Thailand. Karena tidak lepas dari sisi geografis. Thailand yang dekat China mendapatkan 20 persen market-nya dari sana. Sedangkan di Indonesia agak jauh. Ini tak lepas dari bisnis model yang kita anut di AirAsia, yaitu AirAsia hanya menerapkan strategi satu jenis pesawat Airbus A320 dengan jarak tempuh maksimum 4,5 sampai 5 jam. Tapi saya melihat bahwa Indonesia ke depan memiliki potensi yang cukup besar. Karena sekarang pemerintah menggalakan pariwisata dan sangat ingin meningkatkan jumlah turis yang datang ke Indonesia hingga 20 juta pertahunnya. Pemerintah juga telah memberikan bebas visa ke lebih dari 30 negara. Saya percaya kedepannya kita bisa melewati Thailanda dan Malaysia.”

Sudah banyak masakapai yang menyediakan fasilitas wifi onboard. Apakah AirAsia akan melakukannya juga?
“Kita sedang menjajaki untuk melakukan wifi onboard, tapi mungkin kita akan berbeda dengan maskapai yang full service. Karena penumpang kita tentu saja berbeda dengan yang full service. Kita hanya akan memberikan fasilitas yang dibutuhkan dari sisi wifi onboard, yaitu wifi yang cukup untuk melakukan diskusi email, whatsapp, juga untuk mendowload beberapa film yang akan kami upload.”

Sosok seorang Tony Fernandes menurut Anda?
“Tony orangnya sangat visioner dan pribadi yang menyenangkan. Satu keyword dia yang sering kita dengar adalah ‘Dream the Impossible‘ artinya we have to dare untuk bermimpi, tapi kita harus bekerja keras dan fokus menggapai mimpi itu. Tony juga memberikan contoh bagaimana meraihnya dan memotivasi kita. Serta memberikan rewards yang pantas ke karyawannya. Ini merupakan contoh yang sangat bagus dari enterprenuership Tony Fernandes. Dia pernah menceritakan bagaimana dulu dia bisa berkembang dari 2 pesawat hingga 160 pesawat. Itu suatu proses yang tidak mudah. Saya boleh bilang proses itu kalau di atas kertas tidak masuk akal, tapi dia bisa melewatinya. Ini suatu spirit booster kepada kita semua, dengan kita berani bermimpi, kita akan berjuang keras meraihnya.”

Banyak yang bilang AirAsia perusahaan yang cukup egaliter. Pendapat Anda?
“Saya dulu dari BUMN Bahana Securities, saya pikir di Bahana itu sudah sangat egaliter, ternyata di AirAsia jauh egaliter lagi. Sebagai ilustrasi, working space-nya tidak ada ruangan, semuanya sama. Jadi suatu hall besar, meja, dan meja. Ini menunjukkan bahwa kita semua sama, kita all-star, kita bekerja sesuai porsi dan penugasan kita masing-masing. Di dalam berpakaian di kantor saya tidak pernah berpakaian resmi. Saya berpakaian resmi kalau ke kantor pemerintahan, selebihnya saya pakai kaos, jeans, dan sneakers. Tujuannya, saya tidak ingin cara berpakaian itu membedakan antara atasan dan bawahan. Saya ingin semua sama. Ini culture yang kita bentuk di AirAsia.”

Akan dibawa ke mana AirAsia kedepannya?
“Saya ingin Indonesia itu benar-benar dikenal dari sisi pariwisata. Dan turis bisa memiliki akses langsung untuk terbang ke rute-rute wisata di Indonesia. Saya selalu mengambil contoh Bandung. Waktu itu belum ada satu maskapai pun yang melakukan penerbangan internasional langsung ke Bandung. AirAsia berani mencoba, dengan rute Kuala Lumpur – Bandung, dan berhasil. Sekarang banyak warga Malaysia yang berkunjung ke sana, selain juga didukung Pemerintah setempat yang membuat Bandung semakin menarik. Saya selalu berkeinginan Indonesia bagian Timur menjadi favorit. Saya inginnya ada penerbangan secara langsung tidak connecting, dan semoga ini tercapai.”

IPO [Initial Public Offering] 2017 apakah akan dilaksanakan?
“Rencana IPO akan dilakukan. Itu upaya kita untuk tidak hanya mendapatkan dana tapi juga untuk meningkatkan benchmark dari company kami. Sebagai perusahaan terbuka tentunya akan lebih bertanggung jawab dalam akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan perusahaan. Ini merupakan langkah yang ingin kita raih kedepannya.”

Terakhir, tiga kata yang mendefinisikan bisnis menurut Anda?
“Ada satu kata yang selalu saya ambil dalam bisnis adalah has to be resilient, artinya kita harus kuat menghadapi tekanan dan tantangan. Selanjutnya, sustainability dan profit.” [teks @bartno | foto ist]

Redaksi