The Captain – Dino Patti Djalal, Former of Indonesia’s Ambassador to The United States

64

Awal perbincangan, Leo menanyakan tentang kebebasan pers yang kemudian dijawab oleh Dino, “kebebasan pers dalam demokrasi Indonesia lebih besar daripada di tempat lain.”

Meskipun demikian menurut Dino, ada beberapa hal yang menjadi tantangan dalam kebebasan pers di Indonesia. “Bagaimana dalam demokrasi Indonesia itu pers dapat mandiri. Saya masih banyak melihat media yang memiliki bos yang punya agenda politik.”

Hal ini, lanjut Dino, sebenarnya sah saja, karena juga terjadi di negara lain, “yang paling penting, sang bos sangat memperhatikan kode etik jurnalisme, dan wartawan yang bekerja disana juga menjaga kode etik jurnalisme. Karena jika pers bisa dibeli, berarti demokrasi kita akan payah, begitu juga seperti yang pernah terjadi, kebijakan pemerintah yang bisa dibeli.”

Selain itu, tokoh yang terkenal mempopulerkan tagline “Remarkable Indonesia” ini juga menceritakan tentang pandangannya terhadap AS menjabat menjadi Duta Besar Indonesia untuk AS. “Saya ingin Indonesia menjadi Raksasa ASEAN dan pemain dunia. Mau tidak mau kita harus berinteraksi dengan AS, karena AS adalah negara super power.”

Dino pun mengungkapkan harapannya yang ingin merubah pandangan pemuda Indonesia agar tidak menjadi anti-Amerika, “seperti yang terjadi di Amerika Latin dan Cina, istilah seperti memerah sapi. saya ingin pemuda Indonesia memandang AS sebagai sapi perahan, yang diperah teknoliginya, ilmunya, dan lain sebagainya.”

Karena menurut Dino, kini sudah tidak jamannya lagi untuk menjadi anti-Amerika. “Saya ingin merubah konteks hubungan kita (Indonesia-AS) kearah sana. Dan Alhamdulillah, usaha saya cukup berhasil,” jelas Dino. 

Business in 3 Words: “Entrepreneurship, Innovation, and Service” – Dino Patti Djalal, Former of Indonesia’s Ambassador to The United States

Redaksi