Perbicangan kali ini, sempat menyinggung kebijakan pemerintah yang disepakati pula oleh The Captain, terkait pelarangan ekspor mineral mentah yang dibuat oleh pemerintah. “Keputusan pelarangan ekspor mineral mentah oleh pemerintah sudah tepat,” ungkapnya.
“Jika kita hanya menjual raw material saja pada akhirnya kita tidak akan mendapatkan apa-apa,” lanjut pria alumni Institut Teknologi Bandung dan Prasetiya Mulia Business School ini menjelaskan.
Terkait persaingan perusahaan tambang lokal dengan asing, Leo juga sempat menanyakan tentang kesiapan PT Antam untuk menghadapai Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. “Untuk menghadapi MEA 2015, Antam sudah sangat siap. Kalaupun harus bersaing dengan para pekerja asing, pekerja Antam tidak khawatir,” jawabnya.
Selain itu, Leo juga sempat menyinggung pembahasan tentang CSR (Corporate Social Responsibility) yang telah dijalankan oleh perusahaan yang dipimpin oleh Tato. “CSR yang dijalankan oleh Antam banyak, tapi lebih diutamakan untuk pendidikan, pemberdayaan masyarakat atau kemandirian dan kesehatan,” jawabnya.
Pria berumur 45 tahun ini juga sempat mengungkapkan harapannya terkait perusahaan yang kini ia pimpin. “Mimpi saya Antam bisa menjadi nomor satu atau dua di dunia untuk nikel dan nomor empat atau lima untuk alumunium,” ungkapnya.
Business In 3 Words: “Achievement, Passion, & Gratitude.” -The Captain Tato Miraza, Direktur Utama PT Antam
- Harper’s Bazaar Indonesia Asia NewGen Fashion Award (ANFA) kembali hadir di tahun 2024! - Mar 7, 2024
- Farah Tubagus - Dec 22, 2023
- Joshua Nafi - Dec 22, 2023