Yudhoyono-Abbott Optimis Hubungan Bilateral Di Masa Depan

50

Hal tersebut disampaikan oleh kedua kepala pemerintahan dalam pernyataan pers bersama di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, pasca memimpin delegasi masing-masing dalam pertemuan bilateral.

Presiden Yudhoyono mengungkapkan bahwa kedua belah pihak senang karena kerjasama di bidang ekonomi, hukum, politik dan keamanan serta di bidang kesejahteraan rakyat, semuanya memiliki kemajuan yang signifikan.

Pemimpin negara juga menilai hubungan dan kerja sama bilateral Indonesia dan Australia berada dalam keadaan baik dan terus berkembang dari waktu ke waktu.

Menurut data Pemerintah Indonesia, Australia merupakan investor terbesar ke sembilan di Indonesia. Nilai investasi dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami lonjakan sekitar 700 persen. Sementara itu total perdagangan kedua negara kini mencapai 10 miliar dolar AS.

Di samping itu, PM Abbott menegaskan keyakinannya akan masa depan kedua negara yang cerah. Ia juga optimis bahwa Australia akan memainkan peran signifikan sebagai mitra Indonesia.

Seraya mendorong kerja sama lebih lanjut di bidang keamanan pangan dan pertanian, PM Abbott mengungkapkan bahwa dirinya tahu masa depan Indonesia cerah dan akan memiliki perekonomian yang lebih besar dari Australia. Tapi dalam beberapa tahun mendatang pihaknya memiliki banyak hal yang dapat ditawarkan kepada Indonesia berdasarkan semangat kemitraan dan semangat persahabatan.

Menurut dia, sejumlah pengusaha Australia yang melakukan perjalanan bersamanya kali ini telah menyampaikan niat mereka untuk mengembangkan kemitraan yang lebih luas dengan Indonesia di bidang perdagangan dan investasi. Ia juga menyampaikan apresiasinya atas perkembangan Indonesia dalam enam dasawarsa terakhir, termasuk kesuksesan dalam melakukan transformasi dari kepemimpinan militer menjadi sebuah negara demokrasi.

Presiden Yudhoyono pada kesempatan itu juga menyampaikan kesepakatan kedua negara untuk mengaitkan pembahasan bidang ekonomi dalam Pertemuan Puncak Forum Kerjasama Asia Pasifik (APEC) 2013 di Bali dengan Pertemuan Puncak Ekonomi 20 (G20) pada 2014 di Australia.

Presiden mengungkapkan bahwa dirinya sepakat dengan PM Australia untuk mengaitkan hal-hal yang dibahas di Bali tahun ini berlanjut ke depan di Australia agar seluruh ekonomi di dunia itu bisa berkolaborasi sehingga tidak ada kebijakan dari negara manapun yang akan menjadi masalah bagi negara-negara lain.

Pada Oktober 2013 Indonesia akan menjadi tuan rumah Pertemuan Puncak APEC sedangkan pada 2014 Australia akan menjadi tuan rumah Pertemuan Puncak G20.

Presiden menilai APEC dan G20 memerlukan koordinasi aksi dan konsultasi mengingat sekalipun setiap negara memiliki tanggung jawab masing-masing secara internal namun diperlukan kerjasama regional dan internasional karena masing-masing terintegrasi. Demikian kabar yang dilansir dari Antaranews.com.

Redaksi