BI Prediksi Nilai Rupiah Akan Membaik

32

“Perkembangan kondisi ekonomi Indonesia membaik terlihat dari neraca perdagangannya, dari neraca transaksi berjalan, dari neraca pembayarannya, dan juga pengendalian inflasinya pada kuartal ke-empat 2013,” ungkap Agus ketika dijumpai di Gedung Bank Indonesia Jakarta, Jumat.

Agus menalnjutkan, perbaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, juga harus memperhatikan kondisi perekonomian dunia terutama Amerika Serikat dan China. “Di AS, mulai akan ada pengurangan stimulus moneter dan itu tentu kondisi yang harus diwaspadai bersama,” menurutnya.

BI akan terus memperhatikan sementara di dalam negeri kedalaman transaksi di pasar uang.”Kedalaman (transaksi) pasar uang itu perlu ditingkatkan karena pada saat tertentu kita akan melihat permintaan akan valuta asing cukup besar dan itu harus didukung penawaran yang baik serta mencerminkan fundamental ekonomi,” ujar Agus.

Dia menambahkan penguatan nilai rupiah juga akan dipengaruhi hasil Pemilihan Umum 2014. “Apabila nanti ada perkembangan kandidat yang baik, yang bisa diterima pasar, bisa memberikan transformasi di Indonesia, dan melanjutkan upaya-upaya reformasi struktural di Indonesia, pasti pasar akan merespon dengan baik,” jelasnya.

Pada awal semester II 2013, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mulai meningkat hingga akhir tahun. Sementara itu pada 1 Juli 2013, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) mencapai Rp9.934 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali meningkat menjadi Rp11.593 per dolar AS pada 1 Oktober 2013, kemudian mencapai Rp12.263 per dolar AS pada 9 Januari 2014.

Bank Indonesia mengumumkan pada Kamis (9/10), neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2013 surplus 4,4 miliar dolar AS, dibandingkan triwulan III-2013 yang mengalami defisit 2,6 miliar dolar AS.

“Secara keseluruhan BOP (balance of payment atau neraca pembayaran) kita pada triwulan IV mengalami surplus 4,4 miliar dolar AS yang disebabkan mengecilnya defisit transaksi berjalan dan surplus besar di neraca transaksi modal dan finansial,” jelas Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, demikian lapor Antara.

Redaksi