Cara mengatasi masalah Bandara Soekarno-Hatta oleh Presdir AP II

960

Jabatan barunya sebagai Presiden Direktur Angkasa Pura II diterimanya pada Januari 2015. Adalah Budi Karya Sumadi yang kini bertugas untuk memperbaiki 13 bandara di wilayah Barat Indonesia, termasuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Melalui program The Captain, yang siaran setiap Kamis pukul 9.00-10.00 WIB, Pak Budi menjelaskan apa yang akan dilakukannya untuk membuat bandara-bandara di bawahnya menjadi lebih baik.

Hal pertama yang dilakukannya adalah merubah mindset. “Target saya, semua orang yang melalui bandara Angkasa Pura II, setelah dia memperoleh layanan, dia tersenyum, puas dengan apa yang kita lakukan. Simple, tapi pekerjaannya luar biasa,” jelas Pak Budi.

Mengenai masalah over capacity di bandara Soekarno-Hatta, Pak Budi menjawab, “Jadi yang pertama kali adalah bagaimana kita memenuhi angka 60 juta setiap tahun. Jadi Terminal 3 akan ditingkatkan menjadi 25 juta, dan Terminal 1 dan Terminal 2 yang tadinya 20 juta akan kita tingkatkan menjadi 40 juta. Jadi kita punya terminal yang sama dengan pengunjung. Pada saat nanti jumlah penumpang naik di tahun 2018-2019, kita akan membangun Terminal 4.”

Targetnya untuk mencapai total 60 juta itu adalah, untuk Terminal 3 akan selesai di Mei 2016, Terminal 1 dan Terminal 2 akan selesai di 2017. Sedangkan untuk kereta bandara sebagai penunjang akses akan selesai di tahun 2016 akhir.

Untuk masalah klasik peak season, seperti baggage handling yang cukup lama dan kadang tidak ada troli, dijawab Pak Budi dengan tegas bahwa, “Sebelumnya saya mengadakan survei bersama YLKI mengenai apa yang menjadi kelemahan Angkasa Pura. Kelemahannya itu ialah, aksesibilitas, handling baggage system, taxi, toilet, ruang terbuka, dan troli. Dari ke-6 masalah itu, saya sudah handling 4. Toilet sudah bersih, taxi sudah selesai, troli sudah selesai, dan ruang publik sudah selesai.”

“Memang yang 4 ini saya tidak bergantung dengan siapa-siapa. Paling saya dimaki-maki sama beking-beking mereka [pemilik toko dan taxi. Ada 80 toko yang digusur]. Dan itu bisa kita selesaikan. Tapi yang dua ini yaitu aksesibilitas dan handling [yang punya Garuda], kita cuma minoritas. Saya sudah menghimbau Menteri Perhubungan melalui Dirjen Darat untuk membatasi kendaraan-kendaraan truk dan box, agar jam 4-9 jangan masuk area bandara.”

“Sedangkan untuk baggage system saya sudah bilang Pak Arief [Dirut Garuda Indonesia], ‘we are friend, but the limitation end of December. You cannot solve the problem, I take care myself. Saya juga sudah komplain ke Pak Menteri, karena itu adalah QPI kita tapi sayangnya dipegang orang lain. Saya targetkan keenam-enamnya selesai tahun depan.”

Selanjutnya, Bandara Soekarno-Hatta akan bertransformasi.

Redaksi