Cara mengatasi masalah Bandara Soekarno-Hatta oleh Presdir AP II

960

IMG_8945Selanjutnya, Pak Budi juga menerangkan mengenai akan ditambahnya landasan pacu. “Sekarang itu pergerakan pesawat satu jam 72 pergerakan. Kira-kira setiap satu menit itu jumlahnya turun-naik, nah ini kurang. Oleh karenanya Presiden meminta saya untuk membuat landasan pacu ketiga, meningkatkan daya dukung lapangan, membuat sirkulasi lebih bagus, sehingga investasinya begitu intensif untuk Bandara Soekarno-Hatta.

“Kami juga akan mentransformasikan diri. Bandara Soekarno-Hatta tidak akan menjadi bandara destinasi lagi, tetapi menjadi bandara transit. Apa bandara transit? Jadi orang-orang Jepang yang mau ke Australia bisa lewat sini. Kalau sekarang, kita kan, mau ke Australia mesti ke Singapore.”

“Nah ini suatu gerakan strategik menurut saya. Kita harus menjelaskan masalah diantaranya masalah fuel. Fuel yang kemahalan, kita harus minta ke Pemerintah, harus sama dengan Singapura, walaupun beda, itu sedikit saja. Bayangkan betapa bangganya kita apabila orang yang selama ini ke Singapore ke negara kita. Itu wajar kan karena kita negara yang besar.”

Rencananya dalam masa kepemimpinannya akan ada Airport baru. “Ada satu amanah dari Nawacita, itu adalah program dari Presiden Jokowi, untuk memberikan tekanan pembangunan di luar Jawa. Karena itu, Medan sudah kita siapkan untuk bandara dengan kapasitas 25 juta. Sekarang kapasitasnya 8 juta.”

“Alangkah indahnya seluruh orang Sumatera itu berorientasi ke Medan yang akan menjadi hub. Sehingga orang yang mau Umroh nggak perlu jauh-jauh. Ini juga akan menjadi pancingan traffic, yang kemudian akan membangkitkan daya jual, nilai ekonomis ke Medan, sehingga akan ada kegiatan ekonomis lain. Dengan Medan menjadi hub dari penerbangan Indonesia bagian barat, maka kepadatan Jakarta akan tereduksi minimal 5 juta.”

“Kedua kita akan mengembangkan dengan Pemda Jabar, bandara Kertajati dekat Cirebon. Nanti kita harapkan orang yang mau Umroh dari Jateng, Jabar, semua ke sana. Sehingga kita harapkan 5-10 juta penumpang maskapai pindah ke sana. Sehingga lebih convenient di sini.”

Seperti apa alur kerja yang diterapkan Pak Budi untuk mencapai target suksesnya ini. Jadwalnya adalah, “Subuh, saya baca semua email lewat smartphone, dan saya sapa dua grup, Cengkareng Smile, dan AP Smile, “Selamat pagi AP2 Smile’. Tapi nggak selalu saya, kadang-kadang siapa saja yang bangun duluan melakukan itu. Kemudian 1/2 6 sarapan, jam 6 jalan pagi, tetap bawa smartphone, selama 30 menit, minimal 5-10 teman-teman saya sapa. Ada yang dengan helo, ada yang ‘gimana kok kau bolos‘, jadi begitu saya masuk jam 8, mungkin sekitar 30 persen kerjaan sudah selesai, karena juga dalam perjalanan dari rumah ke kantor itu jawab-jawaban.”

Dalam kepemimpinan Presiden Direktur AP II, Budi Karya Sumadi, diadakan Piket Bersama tak terkecuali para Direksi termasuk dirinya. Menjelang peak season di akhir tahun ini, mereka baru boleh mendapatkan libur atau cuti setelah H-10 dan H+10. [teks @bartno | foto Amanda]

Redaksi