The Captain pada 20 Oktober 2016 yang dibawakan oleh Fika Rosemarry, kehadiran narasumber yaitu CFO PT Antam, Dimas Wikan Pramudhito.
Di kesempatan ini, Fika dan Dimas membahas mengenai penghargaan IDX Best Blue 2016.
Q: Baru-baru ini perusahaan Antam memenangkan IDX Best Blue 2016 dari Bursa Efek Indonesia. Apa arti penghargaan ini bagi anda?
A: Penghargaan ini tentu sangat berharga. Ini merefleksikan kepercayaan investor terhadap kami. Jadi, kalau kita mengutip dari blue chip, dari saham-saham yang sangat liquid, aneka tambang dinobatkan sebagai perusahaan nomor satu untuk dapat IDX Best Blue.
Dari kapitalisasinya, dari liquidity, pertumbuhan investornya sendiri dalam kurun waktu 1 tahun, timeframe-nya sekitar Agustus tahun lalu dan tahun ini. Tahun lalu 13.000 investor dan tahun ini meningkat menjadi 34.000 investor.
Banyak yang mentransaksikan saham antam, on average sekarang 140 juta per hari. Kalau dari pertumbuhan marketcap Antam, Januari 2016 sekitar 7 triliun dengan harga saham 300 rupiah.
Agustus tertinggi 865, pas closing 830, marketcap-nya 20 triliun. Jadi sangat besar dan bisa dibilang saham itu dari total 210 reksadana, 107 saham antam, saham antam ada 150 bursa.
Hal itu bisa dicapai berkat dukungan dari seluruh pihak, termasuk analis pasar modal, perbankan, fund manager dan dana pensiun yang telah memberi kepercayaan. Ini semua menopang kami untuk selalu memberikan kinerja yang baik.
Q: Bisa berikan update bagaimana pertumbuhan laba Antam di semester pertama tahun ini?
A: Perusahaan kami listed di Indonesia dan di Australia. First half 2016, bottom line net profit 11 miliar. Tahun lalu dalam periode yang sama, bottom line rugi, negatif 398 miliar.
Tapi tahun sekarang posifif 11 miliar. Jadi seluruh tim Antam telah memberi kontribusi luar biasa, karena start kita itu bahkan dari minus, bukan dari nol. Dan dari minus kita bisa naik menjadi plus dalam setahun.
Yang memberi kontribusi, dari komoditas SDM berbasis nikel dan feronikel, boxit dan emas. Emas memberi kontribusi luar biasa sampai semester 1, kontribusinya 68% dari revenue kita. Kalau dirupiahkan itu sekitar 2.48 triliun.
Feronikel 23 triliun senilai 950 miliar. Secara volume penjualan emas hampir 5,4 ton, dan penjualan feronikel 8000 ton.
Dengan katalis perbaikan komoditas terutama emas, trend ke depan Antam masih ke emas, lalu perbaikan harga di nikel demand di pasar luar negeri, feronikel juga tetap digunakan untuk stainless steel – sampai saat ini belum ada penggantinya.
Baja bisa resistant dari korosi dan karat karena adanya nikel. Dua kondisi inilah yang memiliki outlook positif. [teks Gabriella Sakareza]
- Harper’s Bazaar Indonesia Asia NewGen Fashion Award (ANFA) kembali hadir di tahun 2024! - Mar 7, 2024
- Farah Tubagus - Dec 22, 2023
- Joshua Nafi - Dec 22, 2023