Belakakangan ini sebagian wilayah Indonesia dilanda hujan awet. Penyebabnya ialah dua fenomena langka seperti yang dijelaskan pakar.
Erma Yulihastin selaku Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua faktor penting pemicu hujan masih kukuh mengguyur RI di awal Maret.
CENS
Fenomena langka pertama penyebab hujan awet ialah lonjakan lintas utara khatulistiwa atau Cross Equatorial Northly Surges (CENS).
CENS yang merupakan penguatan angin dari utara yang memiliki kecepatan rata-rata di atas 5 meter/detik di wilayah Laut China Selatan bagian selatan dekat Laut Jawa.
“Angin dari utara yg kuat ini telah berperan memperkuat angin monsun hingga 2-3 kali lipat semula, sehingga memengaruhi angin kencang yg marak terjadi saat ini,” tuturnya.
Vorteks Borneo
Faktor selanjutnya Vorteks Borneo. Vorteks adalah pusaran angin yang memiliki radius putaran pada skala meso, yaitu antara puluhan hingga ratusan kilometer.
Erma menjelaskan kedua faktor itu berinteraksi secara terus-menerus pada lokasi yang sama hingga kian membesar.
CENS dan Vorteks Borneo
Mengapa hujan deras persisten disertai angin kencang melanda sebagian besar Indonesia saat ini? Saya akan fokus menjelaskan penyebab yg berkaitan dengan fenomena utama pada skala meso yg memiliki radius 2-200 km. pic.twitter.com/b2lQb26Y66
— Dr. Erma Yulihastin (@EYulihastin) February 28, 2023
“Jika ada CENS atau cold surge terbentuk secara terus menerus dan berinteraksi dengan vorteks Borneo yg terus menerus memutar pada lokasi yg sama, makin lama makin kuat dan membesar selama lebih dari 72 jam atau empat hari, maka terbentuklah siklon tropis,” urainya.\
Ini merujuk pada studi yang dilakukan Chang dkk. dari Department of Meteorology, Naval Postgraduate School, Monterey, California, AS (2003) mengenai pembentukan Taifun (siklon tropis) Vamei di ekuator dekat Singapura-Batam pada 27 Desember 2001.
Baca Juga: Logo Baru Nokia Tegaskan Posisi di Industri Teknologi
Erma mengatakan, kejadian ini sangat langka, probabilitasnya terbentuk kembali sekitar 100-400 tahun sekali. Sebab belum tentu syarat-syarat bisa terpenuhi semuanya.
- 5 Makanan Ini Perlu Dihindari Setelah Workout - Oct 23, 2023
- Ini Dia 5 Selebritas yang Tidak Mau Wariskan Harta ke Anaknya - Oct 20, 2023
- 3 Manfaat Mendengarkan Musik Jazz untuk Kesehatan Tubuh - Oct 19, 2023