Jakarta Masih Menjadi Pasar Paling Panas di Dunia

29

Knight Frank melalui data Indeks Kota Global Premium (Prime Global Cities Index), mengungkapkan bahwa harga hunian mewah di ibukota negara Indonesia pada akhir 2013 melejit 37,7 persen.

Kenaikan harga perumahan di Jakarta melampaui dua kali lipat penguatan dibanding penghuni peringkat kedua dan ketiga, yaitu di Dublin (17,5%) dan Beijing (17,1%). Posisi keempat ditempati Dubai (17%), sedangkan Los Angeles berada pada peringkat kelima dengan 14%.

Kepala Penelitian Perumahan Global Knight Frank, Liam Bailey, menjelaskan, peningkatan harga hunian mewah disebabkan oleh dua hal utama. Pertama adalah pasokan yang terbatas, dan kedua menguatnya permintaan. 

“Harga terus naik kendati tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak sekuat dua tahun lalu,” jelas Bailey. 

Diketahui, hal ini merupakan kali kedua bertahannya Jakarta memuncaki Prime Global Cities Index. Harga hunian di kota ini, pada 2012 lalu, juga meroket 38 persen ketimbang tahun sebelumnya.

Pencapaian ini dipandang sangat wajar, mengingat perekonomian dunia masih belum stabil akibat terpapar krisis pada 2008 silam. Indonesia justru memperlihatkan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi positif di atas 5 persen. Hal inilah yang membuat Jakarta, menjadi opsi investasi terbaik ketimbang kota-kota lainnya di dunia. 

Pengamat properti, Panangian Simanungkalit, juga mengatakan meski komposisi pasar kelas atas masih berkisar 10-15 persen, namun potensi pertumbuhan harga justru lebih besar. Karena yang membeli hunian mewah adalah mereka kalangan atas yang memiliki penghasilan dalam dollar AS atau pebisnis. 

“Para pembeli properti lux adalah kalangan ekspatriat, dan orang kaya baru (OKB) yang meledak karena bisnis di sektor saham, pertambahan, dan lain-lain yang terjadi pada 2012 lalu. Mereka membeli properti mewah di Batam, Bali, Jakarta, dan Bandung,” jelas Panangian seperti yang dilansir Kompas, Kamis (13/2/2014).

Redaksi