Lawan Pendukung Morsi, Media Mesir Dukung Pemerintah

30

Media setempat berperan dengan mengkampanyekan perlawanan terhadap Ikhwanul Muslimin dan sekutunya, ketika polisi dan tentara Mesir berjibaku mengejar dan membersihkan para pendukung Morsi dan Ikhwanul Muslimin.

Seperti yang dilansir dari Detik.com, pengamat politik Hisham Kassem mengungkapkan kepada AFP, Selasa (20/8/2013), bahwa selama 1 tahun pemerintahan Morsi, lebih banyak wartawan yang diadili dibandingkan sebelumnya, selama 185 tahun sejarah pers Mesir. Kini media mengeksploitasi situasi yang dialami Ikhwanul Muslimin untuk membayar apa yang mereka alami.

Tiga stasiun televisi di Mesir, selama beberapa hari terakhir terus menyiarkan berita aksi pembersihan pendukung Morsi dengan tema dalam bahasa Inggris yang berbunyi ‘Egypt fighting terrorism’. Media terus melaporkan perkembangan terbaru dalam bentrokan antara pendukung Morsi dengan aparat kepolisian Mesir.

Bahkan, terdengar lagu-lagu patriotik yang sengaja diputar di sela-sela siaran sebagai backsound tayangan berita tersebut. Terlihat dalam beberapa tayangan ketika militer Mesir mengeluarkan peralatannya dan menunjukkan kepeduliannya terhadap warga sipil.

Sebuah tayangan berjudul ‘The Black History of the Brotherhood Organisation’ juga diputar dengan maksud menunjukkan sejarah kelam kelompok Ikhwanul Muslimin. Tayangan tersebut menampilkan anggota-anggota Ikhwanul Muslimin. Termasuk usaha pembunuhan Presiden Gamal Abdul Nasser dan pembunuhan Presiden Anwar Sadat di masa lalu, yang disebut didalangi oleh kelompok tersebut.

Surat kabar milik pemerintah, Al-Ahram juga tak jauh berbeda. Media ini cenderung mengkritik Ikhwanul Muslimin dan mengelu-elukan pemerintah serta komandan militer yang memimpin penggulingan Morsi, Abdel Fattah al-Sisi.

Al-Ahram mendedikasikan seluruh halaman utamanya pada Senin (19/8), untuk memberitakan pidato Sisi yang disampaikan sehari sebelumnya. Menanggapi hal ini, pemimpin redaksi media independen Sawt al-Ummah, Abdel Halim Qandil melihat bahwa sikap media-media lokal merupakan respons yang wajar dalam menyikapi perjuangan nasional yang dilakukan pemerintah.

Redaksi