Mantan Intel AS: Serangan Hamas untuk Rusak Normalisasi Israel-Arab Saudi

68
Mantan Intel AS: Serangan Hamas untuk Rusak Normalisasi Israel-Arab Saudi

James Stavridis seorang mantan intelijen Amerika Serikat, menduga serangan milisi Palestina yaitu Hamas ke Israel untuk rusak normalisasi antara Israel dan Arab Saudi.

Pensiunan jenderal AS sekaligus mantan komandan NATO, James Starvidis, menduga kekecewaan Palestina meningkat usai AS, Israel, dan Saudi melakukan pembicaraan.

Mantan Intel AS: Serangan Hamas untuk Rusak Normalisasi Israel-Arab Saudi

“Inilah rasa frustrasi yang nyata di kalangan warga Palestina saat melihat Saudi dan Israel semakin mendekatkan diri,” kata Stavridis, dikutip NBC News, Minggu (8/10).

Hal itu berdasarkan isu normalisasi Israel dan Arab Saudi, yang dibantu AS, terus menjadi sorotan belakangan ini.

Seperti diketahui, Perdana Menteri sekaligus Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) mengatakan normalisasi kedua negara semakin dekat.

MbS juga mengatakan bahwa isu Palestina “sangat penting” bagi Saudi. Ia juga mengungkapkan pemerintah Riyadh perlu menyelesaikan bagian tersebut.

Mantan Intel AS: Serangan Hamas untuk Rusak Normalisasi Israel-Arab Saudi

Dalam kesempatan berbeda, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengatakan persoalan normalisasi ada dalam jangkauan mereka. Ia menargetkan upaya ini akan selesai pada 2024.

Para diplomat juga mengatakan jika Saudi sepakat normalisasi dan otomatis mengakui Israel, maka negara Arab lain mengambil langkah serupa.

Lebih lanjut Starvidis menyinggung soal gejolak di internal Israel. Beberapa bulan lalu, warga di negara ini menggelar protes usai Netanyahu ingin mereformasi sistem pengadilan.

Baca Juga: Israel Deklarasi Perang, Pertama Kali Sejak 50 Tahun

Ada beberapa pihak menduga sistem tersebut untuk melemahkan kontrol terhadap pemerintah dan mempertahankan kekuasaan Netanyahu usai dituduh korupsi.

“[Ada perasaan di kalangan musuh] bahwa Israel tak pernah menjadi lebih terpecah, tak pernah jadi lebih lemah, tak pernah jadi lebih terpecah-belah,” ujar dia.