Menyimpan Wine Di Laut

54

Rabu 20 Februari 2013 yang lalu produsen wine Mira Winery di St. Helena, Amerika Serikat, bereksperimen dengan menenggelamkan wine ke lautan untuk melihat efeknya terhadap kualitas wine.

Percobaan ini adalah yang pertama dilakukan di Amerika Serikat, meskipun produsen wine di Eropa telah melakukannya lebih dulu.

Empat peti red wine Cabernet Sauvignoon 2009 yang terbungkus jala dari baja ditenggelamkan di lepas pantai Charleston Harbor dengan ditambahkan GPS agar posisi wine tersebut dapat terdeteksi. Diperkirakan wine ini akan diangkat dari dalam laut pada akhir Mei tahun ini.

Produsen wine ini akan melihat apakah ada pengaruh yang didapat dari tekanan, suhu, serta ayunan air terhadap kondisi wine itu sendiri dan kemudian membandingkannya dengan yang disimpan di wine cellar.

Sebelumnya pada Juli 2010, ditemukan berbotol-botol champagne yang diperkirakan sudah ada sejak 1825 di bangkai kapal di dekat kepulauan Aland, Finlandia. Disebut-sebut bahwa rasanya unik, diduga karena pengaruh laut. Hal itu turut membuat produsen wine ini melakukan eksperimen terhadap wine yang mereka miliki.

Wine memerlukan perlakuan khusus agar jika terkena panas, cahaya, getaran, atau ketidakstabilan suhu dan kelembaban, kondisi wine tersebut tetap baik kualitasnya. Wine biasanya disimpan di wine cellar atau gudang anggur, suhu, dan kelembabannya sudah diatur, yakni sekitar 13-15 C. Biasanya botol atau tong wine disimpan bagian atas atau bawah tanah agar kualitasnya semakin prima seiring waktu.

 

Sumber: detik.com

Redaksi