The Captain yang dibawakan oleh Ferdy Hasan, menghadirkan narasumber yaitu Chief of Sampoerna Foundation, Nenny Soemawinata.
Di kesempatan kali ini, beliau dan Ferdy membahas tentang pendidikan Indonesia. Sebelumnya, Ibu Nenny juga telah bercerita mengenai perjalanan kariernya.
Q: Putera Sampoerna Foundation juga fokus pada perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. Bagaimanakah kualitas pendidikan Indonesia saat ini menurut Ibu Nenny?
A: Pendidikan di Indonesia tidak merata. Banyak sekolah bagus dengan standar international school, tapi sayangnya hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu. Sementara kebutuhan pendidikan di Indonesia dibutuhkan dimana-mana, oleh segala jenis kalangan.
Kualitas pendidikan Indonesia dalam lingkup ASEAN adalah yang paling rendah. Padahal Indonesia adalah negara yang cukup besar.
Ini disebabkan karena kurikulumnya, aksesnya, dan juga biayanya. Nah ini yang harus menjadi perhatian saya. Kita harus berupaya untuk memperbaiki ini.
Waktu lalu saya sempat berbicara dengan anak-anak sekolahan, saya bertanya apakah mereka tahu tentang MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Mereka jawab tahu. Pas saya tanya lagi, tahu implikasinya ngga? Ngga tau.
Ternyata ngga cuma anak-anak aja yang tidak tahu, bahkan orang dewasa pun juga banyak yang tidak tahu.
Padahal dengan Indonesia tergabung dalam MEA, peluang kerja orang Indonesia bisa kemana-mana. Bisa ke Singapore, Malaysia, juga sebaliknya orang Singapore atau Malaysia misalnya, bisa kerja di Indonesia.
Yang tidak disadari adalah karena kualitas pendidikan kita yang rendah ini, kompetensi kelulusan kita pun juga rendah. Maka kebutuhan tenaga kerjanya bisa diambil oleh orang-orang luar.
Kompetensi ini yang menjadi concern. Maka harus disesuaikan dengan standar pendidikan internasional, agar mampu juga bersaing dengan anak-anak luar.
Kemarin ada beberapa anak Sampoerna Academy Boarding School yang dikirim kuliah ke luar, bahasa Inggris mereka tidak begitu lancar.
Namun kuliah mereka lancar, bahkan lulus cum laude. Ini kan berarti anak Indonesia memang memiliki potensi untuk bersaing di luar.
Q: Apabila anak Indonesia sebenarnya memang mampu bersaing dengan anak luar, apa sebenarnya yang harus diperbaiki?
A: Ini bukan entirely masalah pemerintah. Ini permasalahan kita semua sebagai bangsa. Jaid korporasi, pribadi, hand in hand dengan pemerintah, kita harus bersama-sama memperbaiki. Kira-kira apa yang diperlukan untuk kualitas ini bisa ditingkatkan.
Ada beberapa pihak yang sudah bergerak, seperti beberapa korporasi ternama. Tapi kalau bisa semua menjadi concerned effort membentuk standar yang diinginkan.
Misal, di Indonesia dibutuhkan infrastruktur yang baik. Nah di infrastruktur ini dibutuhkan insinyur sekitar 175.000.
Namun kita hanya memiliki 42.000 per tahun insinyur. Pertanyaannya, sisa insinyur yang kosong itu, diisi oleh siapa ya?
Kalo memang perlu kan, kenapa ngga dijadiiin program? Nah ini bisa menjadi contoh concern kita bersama. Agar kebutuhan pasar bisa terpenuhi.
Q: Putera Sampoerna Foundation memberikan bantuan untuk mendukung pendidikan Indonesia. Namun belakangan ini juga menghadirkan Sampoerna School System. Apa itu sebenarnya?
A: Kita sudah banyak belajar dari Sampoerna Academy. Dari sistem pendidikan dan penerapan kurikulum yang baik. Dari situ banyak melihat banyak skali kelas menengah tumbuh dgn pesat.
Namun sayang mereka susah memiliki pendidikan yang banyak. Kita ada premium international school yang mahal bagi mereka, lalu ada public school namun kualitasnya tidak baik. Inilah gunanya Sampoerna School System.
Kita ingin lulusan kita sudah siap kerja di luar negeri. Jangan sampai waktu kerja malah bingung dengan kualitas dan fasilitas yg ada.
Bahkan kalau bisa, belum lulus pun sudah bisa langsung kerja. Jadi sudah dipersiapkan untuk bisa kerja. Jangan sampai blank waktu masuk dunia kerja. [teks Gabriella Sakareza | foto fimela.com]
- Harper’s Bazaar Indonesia Asia NewGen Fashion Award (ANFA) kembali hadir di tahun 2024! - Mar 7, 2024
- Farah Tubagus - Dec 22, 2023
- Joshua Nafi - Dec 22, 2023