Nilai Tukar Hingga Rp12.000 Masih Bisa Diterima Pengusaha

48

Seperti yang dilansir dari Antaranews.com, Sofjan mengungkapkan bahwa pengusaha bisa terima jika kurs naik Rp11.000 hingga Rp12.000 karena pada 2008 juga begitu. Jangan takut, kalau takut nanti seperti tahun 1997-1998, investor `lari` semua, lanjutnya.

Sofjan menilai kenaikan kurs rupiah terhadap dolar AS juga untuk membiayai defisit neraca pembayaran. Dia juga meyakini kondisi perlambatan perekonomian nasional hanya sementara dan rupiah akan menguat kembali pada September atau setelah Idul Fitri 1434 Hijriah.

Ia pun mengatakan bahwa hal ini lebih banyak dipicu Lebaran, setelah Lebaran dipercaya rupiah akan menguat lagi. Sofjan berharap pada September investasi bisa masuk kembali karena diperkirakan masyarakat cenderung menyimpan uang di bank.

Seperti yang diketahui, suku bunga kini sudah naik, begitu juga kurs rupiah dolar As juga naik, menurut Sofjan selama ini hal tersebut terjadi dalam jangka waktu sebulan, sangat sementara, dua bulan saja nanti turun lagi di bawah Rp10.000 per dolar AS.

Dia mengaku dampak tersebut belum terlalu terasa kepada dunia usaha kecuali pihaknya menjual barang-barang lebih mahal setelah Idul Fitri. Dia juga mengatakan pengusaha dan pemerintah sepakat menjaga pertumbuhan ekonomi di kisaran 6,2 persen dengan menumbuhkan gairah investasi dalam negeri.

Mengenai neraca transaksi berjalan dan rupiah, Sofjan mengungkapkan, Apindo sepakat bahwa ini sementara terjadi. Karena itu, jangan panik dan khawatir gonjang-ganjing neraca pembayaran ini, tuturnya. Sofjan juga mengimbau untuk menggunakan rupiah dibanding dolar pada transaksi di Pelabuhan Tanjung Priok.

Untuk saat ini, dia mengatakan akan memperbanyak pasokan sehingga terjadi keseimbangan agar dolar AS turun kembali di bawah Rp10.000 per dolar AS. Ia juga mengungkapkan bahwa Apindo akan usahakan, sejauh ini macet di Tanjung Priok seharusnya barangnya cukup, tandasnya.

Redaksi