Pajak Miliuner Versi Obama

24

Obama pernah menyodorkan pada tahun lalu proposal anggaran untuk mengatasi defisit anggaran selama tiga tahun ke depan, dengan memaksa orang kaya membayar pajak lebih tinggi. Proposal tersebut bernama Buffett Rule, yang diambil dari nama Warren Buffett, miliuner AS.

Pada 2011, Buffett mengatakan tak benar kalau orang-orang seperti dirinya membayar pajak federal lebih rendah dari kalangan kelas menengah. Dia kemudian getol menyuarakan peningkatan pajak pendapatan bagi orang-orang kaya. 

Mereka yang berpenghasilan US$ 1 juta atau lebih, berdasarkan cetak biru Buffett Rule itu, harus membayar pajak 30 persen di luar sumbangan sosial. Kenaikan pajak ini diharapkan akan membantu menurunkan defisit menjadi 2,8 persen dari GDP sampai 2016.

Apabila diberlakukan, berdasarkan analisa dari Tax Foundation, pajak orang kaya ala Amerika ini akan menghasilkan duit tambahan sebesar US$ 36,7 miliar per tahun bagi AS. 

Buffett Rule memang tak termasuk ke dalam proposal anggaran 2013 pemerintah. Gedung Putih menekankan bahwa Buffett Rule lebih kepada panduan ketimbang inisiatif legislatif. Akan tetapi, kebijakan itu mendapatan penentangan hebat dari kubu Republik. 

Walaupun demikian, Amerika bukanlah Perancis. Meski ada proposal pajak 30 persen untuk orang kaya, negeri Paman Sam ini tercatat dalam sejarah sebagai negara yang tak terlalu tinggi menerapkan pajak bagi warganya. 

Pada studi yang digelar beberapa tahun lalu, didapati bahwa total jumlah pajak di Amerika hanya 24 persen dari Gross domestic product (GDP). AS hanya berada di ranking 32 negeri industri yang menerapkan pajak tinggi. Jumlah pajak di AS hanya setengah dari pajak yang dikutip di Denmark, yang pajaknya mencapai 48 persen dari GDP. 

Lagi pula Obama mengatakan bahwa proposalnya tidak dimaksudkan untuk mendistribusikan kekayaan. Dia bilang, itu adalah cara untuk meraih uang untuk menangani masalah investasi yang krusial dalam perekonomian Amerika Serikat. “Ini penting untuk menangani defisit,” ungkapnya. Demikian kabar yang dilansir dari Detik.

Redaksi