Pemimpin Baru China Yakin Negaranya Mampu Menjadi Pemimpin Ekonomi Dunia

120

Xi Jinping yang menjabat sebagai presiden Cina sejak Maret 2013 menjadi pusat perhatian dunia internasional terkait kemunculannya dengan mengundang sejumlah pemimpin negara seperti Presiden Finlandia, Sauli Niinisto, Presiden Zambia, Michael Sata, Presiden Meksiko, Pena Nieto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parenkraf) RI, Mari E. Pangestu, Duta Besar RI untuk RRC dan Mongolia, Imron Cotan serta Presiden Peru, Ollanta Humala dalam forum ekonomi tahunan yang diadakan di provinsi Cina daerah paling selatan, Haikou, Hainan, yaitu Boao Forum.

Upacara pembukaannya sendiri juga turut dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia lainnya antara lain PM Australia Julia Gillard, Presiden Myanmar U Thein Sein, PM Kamboja Hun Sen, serta Presiden 67th Session of UN General Assembly, Vuk Jeremic.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari E. Pangestu turut menjadi salah satu pembicara dalam sesi Global Governance Reform and G20. Yang menyampaikan keyakinannya atas kemampuan emerging economies dapat menjadi daya dorong pemulihan krisis ekonomi global. Sejak krisis ekonomi yang menimpa di tahun 2008, emerging economies Asia secara signifikan berkontribusi 50% bagi pertumbuhan ekonomi global yang dimana terdapat negara-negara dengan angka pertumbuhan di atas rata-rata antara lain India 5%, RRT 7,5%, serta Indonesia sendiri yang persentasenya tumbuh sekitar 6,3%-6,5% selama periode 2011-2013.

Boao Forum Forum berandil besar dalam menentukan arah perkembangan dan agenda kerjasama ekonomi internasional, mengingat banyaknya pakar ekonomi, tokoh masyarakat, pengusaha serta pemimpin negara yang hadir untuk bertukar pandangan tentang sesuai bidang keahlian masing-masing demi kemajuan ekonomi dunia.

Presiden Xi Jinping juga menyampaikan bahwasannya China yang menjadi bagian dari masyarakat internasional, akan senantiasa berkontribusi terhadap pembangunan dan perdamaian global, sementara pada saat yang sama pemerintah juga bertekad untuk mewujudkan ‘China Dream‘.

Dan ia pun menyampaikan bahwa saat ini juga merupakan waktu yang cukup tepat bagi seluruh negara untuk mengedepankan persamaan visi dan pandangan bagi terciptanya kestabilan dan pemulihan ekonomi global. 

 

Sumber: finance.detik.com

Redaksi