Usus buntu merupakan sebuah organ yang bentuknya menyerupai pipa yang merupakan perpanjangan dari sekum (bagian dari usus besar). Panjang dari usus buntu biasanya sekitar 8-10 cm namun dapat bervariasi dari 2 hingga 20 cm. Meski terlihat tidak memiliki fungsi, sebenarnya usus buntu berfungsi sebagai organ imunologik. Usus buntu yang mengalami peradangan dalam bahasa kedokteran disebut apendisitis.
Penyebab peradangan usus buntu umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Mitos-mitos yang berkembang di masyarakat seperti terlalu banyak makan biji cabai atau buah jambu biji sama sekali tidak benar. Peradangan usus buntu ada dua macam, akut dan kronik.
Peradangan kronik merupakan peradangan ringan, penanggulangannya hanya menggunakan antibiotik dan masih bisa sembuh tanpa perlu dibedah. Namun hati-hati, peradangan kronik sewaktu-waktu dapat berubah menjadi peradangan akut. Pada peradangan akut harus ditangani dengan cepat sebelum usus buntu pecah.
Pada deteksi awal gejala peradangan usus buntu akut mirip seperti penyakit maag, bahkan banyak sering terjadi salah diagnosa. Gejala awal seperti mual, muntah, tidak ada nafsu makan dan kembung pada daerah pusar lalu berpindah seperti rasa sakit menusuk pada perut bawah bagian kanan dan demam tinggi. Jika sudah mengalami rasa sakit seperti ini tindakan sementara adalah konsumsi antibiotik dan pereda nyeri lalu segera ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Pemeriksaan yang dilakukan dokter biasanya melihat pembengkakan pada perut dan melakukan uji coba dengan mengangkat kaki kanan setinggi-tingginya. Untuk lebih meyakinkan minta periksa dengan USG karena jika sudah akut biasanya akan tampak dengan jelas melalui USG atau dapat juga dilakukan ukur suhu pada rectal atau dubur.
Hati-hati dalam menduga peradangan usus buntu akut. Jika tidak terdeteksi dengan benar, akan terjadi peradangan berat dan mengakibatkan usus buntu pecah. Usus buntu yang pecah akan mengeluarkan cairan menyebar yang ke seluruh rongga perut dan akan menyebabkan peradangan pada selaput yang melapisi dinding perut dan melindungi organ di bawahnya disebut peritonitis. Pada tahap ini nyawa Anda dapat terancam.
Narasumber: Dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD, KGH (RS MRCCC Siloam Semanggi)
Source: Fitness For Men
Brava Listeners, terus dengarkan Brava Radio di 103.8 FM atau bisa melalui streaming di sini.
Baca juga:
Perlukah mempersiapkan masa pensiun sejak dini?
Mengunjungi uniknya beragam destinasi wisata di Rotorua
10 Hotel terbaik dunia yang berlokasi di benua Asia
- Harper’s Bazaar Indonesia Asia NewGen Fashion Award (ANFA) kembali hadir di tahun 2024! - Mar 7, 2024
- Farah Tubagus - Dec 22, 2023
- Joshua Nafi - Dec 22, 2023